Ancam Bunuh Artis Cilik, Pemuda 21 Tahun Diciduk Polisi

Rabu, 28 September 2016 - 00:48 WIB
Ancam Bunuh Artis Cilik, Pemuda 21 Tahun Diciduk Polisi
Ancam Bunuh Artis Cilik, Pemuda 21 Tahun Diciduk Polisi
A A A
JAKARTA - Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menangkap FR (21) karena melakukan ancaman pembunuhan terhadap seorang artis cilik Muhammad Nabil (10).

Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Fadil Imran mengatakan, FR melakukan teror terhadap korban melalui WhatsApp dengan isi pesan akan membunuh artis cilik yang bermain di sinetron yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta."Teror ancaman ini dilakukan karena pelaku kesal tidak bisa bertemu dengan korban," kata Fadil Imran kepada wartawan Selasa, 27 September 2016 kemarin.

Dia menjelaskan, ancaman tersebut dikirimkan oleh pelaku hampir setiap hari selama sepekan lebih ke ponsel korban yang dipegang oleh Debi ibu sekaligus manager korban."Kejahatan ini tidak boleh dibiarkan, apalagi korbannya anak-anak yang belum mengerti apa-apa," ungkapnya.

Menurut Fadil, pelaku ditangkap di salah satu tempat di Jakarta pada Senin, 26 September malam lalu tanpa perlawanan. Tersangka dijerat dengan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) atas perbuatannya itu.

Kuasa hukum korban Slamet Arifin meambahkan, pelaku mendapatkan nomor telepon korban dari instagram Debi. "Tidak hanya korban, tetapi ibunya juga diteror, pelaku mengancam akan membunuh, menginjak-menginjak ibunya dan mempermalukan di lokasi syuting," ujarnya.

Pengamat sosial budaya Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan, kekaguman terhadap seseorang merupakan aktivitas purba yang sudah ada semenjak jaman prasejarah sekalipun. Ada beberapa individu yang memiliki kualitas tertentu seperti kepemimpinan, keindahan paras, keunggulan dalam berburu misalnya, yang kemudian membuat individu lain mengagumi beberapa individu ini.

Namun belakangan kekaguman tersebut dapat berubah menjadi kekerasan. Menurut Devie, peneliti dari Universitas California misalnya menyampaikan bahwa melalui media, para selebriti berkesempatan untuk mengeksploitasi diri agar terus menerus dikenal luas oleh publik.

Bagi para fans ini, kehidupan selebriti dijadikan cara untuk membangun identitas diri para fans tersebut. Namun, secara psikologis, ada individu-individu tertentu yang berpotensi mengubah obsesi mencintai selebriti ini menjadi membenci sang seleb. Menurut studi di USA misalnya, seseorang yang berubah menjadi membenci selebriti yang dikagumi tidak terjadi begitu saja, namun sudah terbentuk polanya.

"Ketika mereka berupaya membangun komunikasi yang sangat intensif, ini perlu diwaspadai," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5245 seconds (0.1#10.140)