Sekolah Kharisma Bangsa Tangsel Tuding Erdogan Berlebihan

Jum'at, 29 Juli 2016 - 18:08 WIB
Sekolah Kharisma Bangsa Tangsel Tuding Erdogan Berlebihan
Sekolah Kharisma Bangsa Tangsel Tuding Erdogan Berlebihan
A A A
TANGERANG SELATAN - Pengelola Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School, Tangerang Selatan, menuding Pemerintah Turki bersikap berlebihan atas kerja sama Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (PASIAD) yang pernah dijalin dengan sejumlah lembaga pendidikan di Indonesia.

Kepala Sekolah Kharisma Bangsa Sutirto mengatakan, pemerintahan Reccep Tayyip Erdogan terlalu mencampuradukkan antara persoalan politik dengan dunia pendidikan, yakni dengan meminta pemerintah Indonesia menghentikan segala bentuk kerja sama lembaga pendidikan dalam negeri dengan NGO di bawah binaan Fethulla Gulen tersebut.

"Meskipun sekolah kami sudah menghentikan kerja sama sejak 2014 lalu, namun tak ada yang keliru dengan kerja sama itu. Semua murni ranah akademik. Pemerintah Turki terlalu over dalam hal ini," kata Sutirto kepada wartawan di ruangannya, Jumat (29/7/2016).

Sutirto menjelaskan, sejak berdirinya sekolah Kharisma Bangsa pada 2006 lalu, Ketua Yayasan Kharisma Bangsa Djusni Djohan memang membangun kerjasama dengan pihak Pasiad, diantaranya adalah mengirim tenaga pengajar bidang sains asal Turki dan memfasilitasi lulusan Kharisma Bangsa untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi di negara yang baru saja dilanda kudeta militer itu.

"Semua kaitannya dengan pendidikan, tak ada ikatan khusus apapun. Tenaga pengajar asing disini tak hanya Turki, tapi juga ada Amerika, Inggris dan Philipina," tegasnya.

Menyikapi hal ini, Sutirto pun tengah menjalin koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan jajaran terkait lainnya agar isu tersebut tak menggangu kondusifitas dunia pendidikan di sekolah dengan jumlah sekira 700 siswa tingkat SD hingga SMA.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3943 seconds (0.1#10.140)