Sejarah Bekasi, Peninggalan Ibu Kota Kerajaan Tarumanegara Penguasa Bumi Nusantara Tahun 358 Masehi
loading...
A
A
A
Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanegara abad ke 8 Kerajaan Galuh dan Kerajaan Padjajaran pada abang ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena salah satu daerah strategis sebagai penghubung antara Pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).
Selain keberadaan Kerajaan Tarumanegara,Bekasi mempunyai sejarah panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman.
Sejak jaman Hindia Belanda, pendudukan militer Jepang, perang kemerdekaan Republik Indonesia.
Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (Distric), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu, kehidupan masyarakatnya masih di kuasai para tuan tanah keturunan Cina (Tianghoa).
Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan dengan melahirkan pahlawan nasional asal Bekasi KH Noer Ali.
Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputiGun Cikarang. Gun Kebayoran, dan Gun Matraman.Apalagi, Bekasi menjadi salah satu daerah tertua di Indonesia.
Setelah proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama KEN menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanan. Son menjadi Kecamatan dam Kun menjadi Desa/Kelurahan.
Saat itu, Ibu kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di wilayah Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.
Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus. Kedudukannya dikembalikan jaman Regenschap Meester Cornelis menjadi kewedanan. Kewedanaan Bekasi masuk ke dalam wilayah Batavia En Omelanden.
Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Karawang. Sedangkan, sebelah barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No 178 Negara Pasundan.
Selain keberadaan Kerajaan Tarumanegara,Bekasi mempunyai sejarah panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman.
Sejak jaman Hindia Belanda, pendudukan militer Jepang, perang kemerdekaan Republik Indonesia.
Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (Distric), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu, kehidupan masyarakatnya masih di kuasai para tuan tanah keturunan Cina (Tianghoa).
Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan dengan melahirkan pahlawan nasional asal Bekasi KH Noer Ali.
Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputiGun Cikarang. Gun Kebayoran, dan Gun Matraman.Apalagi, Bekasi menjadi salah satu daerah tertua di Indonesia.
Setelah proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama KEN menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanan. Son menjadi Kecamatan dam Kun menjadi Desa/Kelurahan.
Saat itu, Ibu kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di wilayah Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.
Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus. Kedudukannya dikembalikan jaman Regenschap Meester Cornelis menjadi kewedanan. Kewedanaan Bekasi masuk ke dalam wilayah Batavia En Omelanden.
Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Karawang. Sedangkan, sebelah barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No 178 Negara Pasundan.