Anies: Pengguna Transportasi Publik di Jakarta Meningkat Signifikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan sejumlah capaiannya dalam mengubah Ibu Kota selama lima tahun terakhir. Salah satunya di sektor pengguna dan layanan transportasi umum yang meningkat.
Capaian Anies ini diungkapkannya saat menyosialisasikan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 31 Tahun 2022 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (21/9/2022).
Saat pertama menjabat Gubernur, Anies mengatakan sejumlah persoalan di Jakarta harus diselesaikan salah satunya masalah transportasi. Apalagi, Jakarta merupakan kota yang paling berpolusi.
“Saya ingin garis bawahi saat Saya masuk pertama kali di Balai Kota apa tantangan utamanya? Kita punya tantangan utamanya, ada 16 juta motor, ada 3,5 juta mobil, penduduknya 11 juta. Ini catatan di Polda Metro Jaya,” kata Anies.
“Kemudian tempat kita paling berpolusi walaupun itu bukan dari kita tapi kenyataan itu ada, kemudian tempat yang sering mengalami banjir besar. Dan sebagian dari ini semua makin map disaster bukan sepenuhnya natural disaster,” katanya.
Oleh karena itu, Anies menegaskan menyelesaikan persoalan Jakarta jangan simtomatis. Simtomatis artinya bukan mengobati gejalanya, tapi penyakitnya. “Jadi kalau badan panas karena infeksi jangan dikasi (obat) Panadol saja sehingga panasnya turun, tapi infeksinya yang harus disembuhkan, jadi kita melihat apa akar masalahnya.”
Saat ini, Anies mengatakan telah terjadi peningkatan jumlah penumpang dalam dua tahun terakhir. Di mana di 2017 hanya terdapat 144 juta penumpang, lalu meningkat di 2019 menjadi 288 juta penumpang. Sementara jumlah penumpang harian tertinggi terjadi pada 2020 yaitu sebesar 1.006.579 penumpang.
“Kita enggak usah bangga armada nambah, karena punya uang untuk beli itu, kalau penumpangnya naik 3 kali lipat berarti terjadi perubahan perilaku masyarakat yang semula naik kendaraan pribadi menjadi naik kendaraan umum. Ini contoh,” katanya.
Anies mengatakan layanan transport melonjak 2 kali lipat hingga 85% coverage di mana pada 2017 hanya 42%. “Itu yang menjadi orang mau naik kendaraan umum. TomTom traffic index, peringkat kemacetan penurunanan 2017 termacet ke-3, 2021 di (posisi) 46. Dapat Sustainable Transport Award 2021,” ungkap Anies.
Capaian Anies ini diungkapkannya saat menyosialisasikan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 31 Tahun 2022 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (21/9/2022).
Saat pertama menjabat Gubernur, Anies mengatakan sejumlah persoalan di Jakarta harus diselesaikan salah satunya masalah transportasi. Apalagi, Jakarta merupakan kota yang paling berpolusi.
“Saya ingin garis bawahi saat Saya masuk pertama kali di Balai Kota apa tantangan utamanya? Kita punya tantangan utamanya, ada 16 juta motor, ada 3,5 juta mobil, penduduknya 11 juta. Ini catatan di Polda Metro Jaya,” kata Anies.
“Kemudian tempat kita paling berpolusi walaupun itu bukan dari kita tapi kenyataan itu ada, kemudian tempat yang sering mengalami banjir besar. Dan sebagian dari ini semua makin map disaster bukan sepenuhnya natural disaster,” katanya.
Oleh karena itu, Anies menegaskan menyelesaikan persoalan Jakarta jangan simtomatis. Simtomatis artinya bukan mengobati gejalanya, tapi penyakitnya. “Jadi kalau badan panas karena infeksi jangan dikasi (obat) Panadol saja sehingga panasnya turun, tapi infeksinya yang harus disembuhkan, jadi kita melihat apa akar masalahnya.”
Saat ini, Anies mengatakan telah terjadi peningkatan jumlah penumpang dalam dua tahun terakhir. Di mana di 2017 hanya terdapat 144 juta penumpang, lalu meningkat di 2019 menjadi 288 juta penumpang. Sementara jumlah penumpang harian tertinggi terjadi pada 2020 yaitu sebesar 1.006.579 penumpang.
“Kita enggak usah bangga armada nambah, karena punya uang untuk beli itu, kalau penumpangnya naik 3 kali lipat berarti terjadi perubahan perilaku masyarakat yang semula naik kendaraan pribadi menjadi naik kendaraan umum. Ini contoh,” katanya.
Anies mengatakan layanan transport melonjak 2 kali lipat hingga 85% coverage di mana pada 2017 hanya 42%. “Itu yang menjadi orang mau naik kendaraan umum. TomTom traffic index, peringkat kemacetan penurunanan 2017 termacet ke-3, 2021 di (posisi) 46. Dapat Sustainable Transport Award 2021,” ungkap Anies.
(cip)