Kualitas Udara di Jakarta Dipicu Banyak Faktor, Salah Satunya Pergantian Musim

Selasa, 21 Juni 2022 - 11:51 WIB
loading...
Kualitas Udara di Jakarta...
Banyak faktor yang menyebabkan polusi udara di Jakarta, salah satunya pergantian musim. Foto/SINDOphoto/Ilustrasi.dok
A A A
JAKARTA - Polusi udara menjadi perbincangan publik usai Jakarta berada di posisi nomor satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Banyak faktor yang menyebabkan polusi udara salah satunya pergantian musim .

Kendati demikian sejumlah orang menilai kembalinya masyarakat ke kantor atau Work From Office (WFO) menjadi pemicu polusi udara, berikut penjelasannya;

Co-founder penyedia aplikasi pengukur kualitas udara, Nafas, Piotr Jakubowski mengatakan, polusi udara Jakarta tidak hanya terjadi lantaran kebijakan WFO kembali diberlakukan seiring pelonggaran PPKM.

"Selama beberapa hari yang lalu, ada orang yang menginformasikan bahwa polusi udara yang buruk disebabkan oleh kembalian WFO. Itu statementnya salah. Ada banyak faktor diluar WFO yang pengaruh kepada udara buruk," tulisnya melalui akun Twitter @piotrj dikutip, Selasa (21/6/2022).

Piotr menjabarkan pergantian musim memiliki dampak kepada polusi PM2.5 karena ada perbedaan faktor meliputi hujan, angin, arah angin, dan suhu udara. Menurut Piotr, ketika musim hujan naik dan angin naik polusi turun. Selanjutnya, saat musim kemarau hujan dan angin turun polusi naik.

"Ternyata, angin bukan hujan lebih berdampak kepada adanya polusi udara atau enggak. Ada angin-turun polusi rendah, tidak ada angin-naik polusi tinggi," jelasnya.

Piotr menambahkan, WFO bukan faktor utama yang menjadi penyebab kualitas udara memburuk. Namun diakuinya dengan Work Fror Home (WFH) seperti di masa PPKM, akan membuat udara lebih baik karena para pekerja tidak keluar rumah yang artinya tidak menggunakan kendaraan yang bisa memperburuk kualitas udara.

"Nah, kalau dilihat WFO, artinya semua orang ke kantor naik kendaraan dan fix polusi udaranya tinggi. Logikanya, dengan WFH terbalik. No cars. No pollution. Tahun lalu, dengan adanya PPKM Darurat, bener-bener tidak ada mobil di jalan. Dengan adanya lockdown di kota2 besar lain di seluruh dunia, polusi udara bisa membaik sampai 50% Jadi, di Jabodetabek harusnya juga ya," cuitnya.

Sementara itu, CEO landscape.id Agus P Sari turut mengomentari permasalah polusi udara di Ibu Kota. Ia menyatakan sumber polusi udara di Jakarta bisa dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yang berada di luar Jakarta.

"Di Jakarta, PLTU (di sekitar Jakarta) adalah kurang dikit dari setengah. Kalau sumber lain berkurang, polusi berkurang. Hujan juga akan melarutkan polusi dan menjatuhkannya ke tanah. Biasanya habis hujan polusi berkurang," ucap Agus melalui akun Twitter @agussari.

Agus menyebut bahwa nantinya Jakarta akan dilingkupi puluhan PLTU dan terbanyak di dunia. Namun, asap PLTU tak mengenal batas provinsi.

"Bila 4 PLTU baru tersebut selesai dibangun, dengan 22 unit PLTU yang totalnya ribuan MW semuanya beroperasi, maka Jakarta adalah kota yang dilingkupi dengan PLTU terbanyak di dunia. Sayangnya, asap tidak mengenal batas propinsi. Jadi mereka bakal lewat aja masuk ke DKI walaupun PLTUnya tidak di yurisdiksi DKI," ujarnya.

Sementara itu dalam rilis BMKG, Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Urip Haryoko mengungkapkan, sejak tanggal 15 Juni 2022 lalu konsentrasi PM2.5 mengalami peningkatan dan mencapai puncaknya pada level 148 µg/m3 (mikrogram per meter kubik).

“Menurunnya kualitas udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya disebabkan oleh kombinasi antara sumber emisi dari kontributor polusi udara dan faktor meteorologi yang kondusif untuk menyebabkan terakumulasinya konsentrasi PM2.5,” ungkap Urip dalam keterangan resminya, Selasa (21/6/2022).
(hab)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1213 seconds (0.1#10.140)