Revitalisasi terminal, Dishub rancang 3 konsep

Senin, 09 September 2013 - 20:01 WIB
Revitalisasi terminal, Dishub rancang 3 konsep
Revitalisasi terminal, Dishub rancang 3 konsep
A A A
Sindonews.com - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta akan merevitalisasi 18 terminal dengan tiga rancangan berupa konsep mezamine, pedistrian cross consept, dan kombinasi keduanya.

Kepala Dishub DKI Jakarta Udar Pristono menjelaskan, perbedaan ketiga konsep ini bisa dilihat dari arus pergerakan keluar masuk bus dan penumpang. Di konsep mezamine, terminal akan dibagi menjadi empat tingkat hingga ke bawah tanah.

"Di tingkat paling atas, tempat bus keluar masuk terminal. Penumpang yang baru turun dari bus di tingkat paling atas harus turun di lantai bawahnya," terangnya kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2013).

Menurut Udar, lantai tersebut dijadikan sebagai kawasan lalu lalang penumpang yang baru turun dan akan naik bus.

Konsep seperti ini mirip dengan Terminal Blok M, di mana penumpang yang akan naik Transjakarta atau bus umum harus mengakses ke bawah tanah. "Hanya saja, konsepnya nanti lebih rapi dari Terminal Blok M," cetusnya.

Udar mengutarakan, penumpang nantinya tidak bisa begitu saja turun kemudian berpindah ke bus tujuan tanpa melewati jalur khusus di lantai bawahnya. Sebab titik tekan dari konsep Mezamine ini, penumpang tidak akan berseliweran dengan bebas di area naik turun bus.

"Kemudian di dua lantai paling bawahnya lagi dibangun fof court dan tempat penitipan kendaraan," ucapnya.

Konsep mezamine ini, kata Udar, akan diterapkan terminal yang memiliki lahan dengan luas lebih dari lima hektar. Rencananya akan ada empat terminal yang menerapkan rancangan ini yakni Terminal Kali Deres, Kampung Rambutan, Pulo Gadung, dan Rawamangun.

"Kalau konsep pedistrian crossing, lalu lalang penumpang dan bus masih bersinggungan serta tidak memanfaatkan ruang bawah tanah. Inilah yang membedakan dengan mezamine," tuturnya.

Hanya saja, lanjut Udar, pedistrian concept ini memiliki jalur khusus penumpang dan bus. Ciri khas terminal dengan konsep tersebut yakni adanya zebra cross yang digunakan menuntun penumpang ke bus tujuan dan lorong pagar yang menuntut penumpang ke peron tujuan.

"Walau tidak terlalu banyak memakan ruang, konsep kedua ini tetap menyediakan tempat bagi PKL dan penitipan kendaraan bermotor," jelasnya.

Udar mencontohkan, terminal yang akan mengusung konsep ini seperti Terminal Muara Angke, Tanjung Priok, Kota Jakarta, Klender, Ragunan dan Pasar Minggu. Secara garis besar, konsep Pedistrian Crossing ini mirip dengan shutle bus di Bandara Soekarno-Hatta.

"Konsep atau rancangan ketiga menggunakan kombinasi ke duanya. Terminal yang diterapkan konsep ini alasannya karena keterbatasan lahan, di bawah lima hektar dan termasuk kategori terminal kecil," ucapnya.

Gambaran terminal dengan konsep kombinasi ini, sambung Udar, mengharuskan penumpang masuk ke dalam gedung lalu naik bus. Namun ada juga sebagian penumpang bisa naik tanpa masuk bangunan, tapi tetap di jalur khusus seperti di konsep terminal pedistrian crossing concept.

"Ada lima terminal yang menggunalan konsep ini yakni Terminal Senen, Manggarai, Pinang Ranti, Kampung Melayu dan Grogol. Khusus Terminal Manggarai akan terkoneksi dengan stasiun," pungkasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7984 seconds (0.1#10.140)