Kemendikbud Luncurkan Program Bantuan Dana untuk Kecakapan dan Kewirausahaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemendikbud mengundang masyarakat untuk mengikuti program bantuan dana untuk kecakapan dan kewirausahaan . Masyarakat bisa mengakses laman www.kursuskemdikbud.go.id untuk keterangan lebih lanjut. Melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidkan Vokasi, Kemendikbud mengeluarkan dua program yakni Program Kecakapan Keterampilan (PKK) dan Program Keterampilan Kewirausahaan (PKW).
Program berupa bantuan dana yang diperuntukan warga masyarakat dengan batas usia 15 hingga 30 tahun, dan juga bagi mereka putus sekolah. Selain itu juga program ini menyasar warga masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan dan tengah belajar paket c, begitu juga warga masyarakat kurang mampu.
Dirjen Pendidikan dan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto menjelaskan, dua program yang berjalan mulai bulan Juni hingga Desember itu mempunyai tujuan untuk menciptakan SDM terampil. PKK bertujuan mendidikan dan melatih warga masyarakat dengan keterampilan vokasi yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja.
Sehingga kedepan harapannya agar memiliki kompetensi di bidang keterampilan tertentu yang dibuktikan dengan sertifikasi kompetensi untuk berkerja terserap di dunia usaha dan industri serta menjadi peluang kerja. (Baca: Gara-gara Corona, 54% UMKM Tak Mampu Bayar Cicilan)
Sedangkan PKW dapat menumbuhkan sikap mental wirausaha dalam.mengelola diri dan lingkungan, bekal berwirasusaha. Disisi lain sebagai motivasi dalam menciptakan rintisan usaha baru serta pendampingan untuk dapat berkembang dimasyarakat.
"Kedepan mereka menjadi warga masyarakat yang teranpil sesuai dengan kebutuhan serta bermitra dengan usaha mikro kecil dan menengah,. Bagaimana proses ikut menjadi peserta didik bisa menghubungi Kemendikbud di www.kursuskemdikbud.go.id," katanya melalui siaran pers.
Keberhasilan program ini harus didukung dan perlu partisipasi aktif banyak pihak baik pemerintah pusat maupun daerah, serta seluruh pemangku kepentingan. Perlu kerja sama semua pihak agar perjodohan ini berhasil baik pusat, daerah maupun stakeholder," terang dia.
Hal itu sejalan dengan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, yang menekankan pentingnya semangat pernikahan massal dan kemerdekaan belajar, agar institusi pendidikan dan pihak industri berkolaborasi dan bergotong royong mendidik SDM bangsa.
Program berupa bantuan dana yang diperuntukan warga masyarakat dengan batas usia 15 hingga 30 tahun, dan juga bagi mereka putus sekolah. Selain itu juga program ini menyasar warga masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan dan tengah belajar paket c, begitu juga warga masyarakat kurang mampu.
Dirjen Pendidikan dan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto menjelaskan, dua program yang berjalan mulai bulan Juni hingga Desember itu mempunyai tujuan untuk menciptakan SDM terampil. PKK bertujuan mendidikan dan melatih warga masyarakat dengan keterampilan vokasi yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja.
Sehingga kedepan harapannya agar memiliki kompetensi di bidang keterampilan tertentu yang dibuktikan dengan sertifikasi kompetensi untuk berkerja terserap di dunia usaha dan industri serta menjadi peluang kerja. (Baca: Gara-gara Corona, 54% UMKM Tak Mampu Bayar Cicilan)
Sedangkan PKW dapat menumbuhkan sikap mental wirausaha dalam.mengelola diri dan lingkungan, bekal berwirasusaha. Disisi lain sebagai motivasi dalam menciptakan rintisan usaha baru serta pendampingan untuk dapat berkembang dimasyarakat.
"Kedepan mereka menjadi warga masyarakat yang teranpil sesuai dengan kebutuhan serta bermitra dengan usaha mikro kecil dan menengah,. Bagaimana proses ikut menjadi peserta didik bisa menghubungi Kemendikbud di www.kursuskemdikbud.go.id," katanya melalui siaran pers.
Keberhasilan program ini harus didukung dan perlu partisipasi aktif banyak pihak baik pemerintah pusat maupun daerah, serta seluruh pemangku kepentingan. Perlu kerja sama semua pihak agar perjodohan ini berhasil baik pusat, daerah maupun stakeholder," terang dia.
Hal itu sejalan dengan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, yang menekankan pentingnya semangat pernikahan massal dan kemerdekaan belajar, agar institusi pendidikan dan pihak industri berkolaborasi dan bergotong royong mendidik SDM bangsa.
(hab)