Mengintip Megahnya Bangunan Masjid Al Hurriyah yang Dibangun MNC Group di Pasar Minggu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masjid Al Hurriyah yang dibangun MNC Group di Jalan Batu Merah IV, Pasar Minggu punya nuansa tersendiri. Meski belum rampung, desain bangunan masjid yang dibangun MNC Group ini sudah dapat dinikmati keindahannya dan dipergunakan warga untuk beribadah.
Masjid yang merupakan masjid pindahan dari Kebon Sirih ini memiliki makna dalam sisi bangunannya. Arsitek utama Masjid Al Hurriyah, Abimantra Pradhana menjelaskan, desain bangunan pada masjid memiliki arti mendalam.
"Kami mencoba membuat arsitektur yang tak terikat oleh masa dan memiliki kontekstual lingkungan yang kuat," kata Abimantra kepada MPI Jumat (08/04/2022).
Pantauan MPI, dari bagian luar masjid sudah terlihat ventilasi keluar masuknya udara cukup banyak. Saat masuk ke dalam, masjid dua lantai ini terasa luas di bagian utamanya. Hal yang sama juga dirasakan saat berpijak ke lantai dua, tempat salat khusus wanita.
Abimantra menambahkan, sentuhan pada atap sengaja dibuat tiga ruas atap miring.
"Setiap ruas membagi area pada masjid menjadi serambi, area ibadah bertingkat, dan area ibadah utama. Atap miring memberi naungan dan merespons hujan serta panas," jelasnya.
Pada ujung setiap atap juga terdapat ‘skylight’ atau teknologi atap transparan. Abimantra menerangkan tujuannya agar jamaah dapat mengetahui waktu dengan cahaya yang tembus ke dalam masjid.
Selain desain luar, kenyamanan di dalam masjid juga turut diperhitungkan agar jamaah khusyuk menjalankan ibadah. "Masjid ini direncanakan tanpa penghawaan buatan, kisi-kisi kayu sintetis pada tampak memberikan tabir dan kontrol terhadap panas yang membuat kenyamanan termal di dalam masjid terjaga nyaman," katanya.
Sentuhan ornamen seperti jam digital dan lemari Al-Quran menghiasi dinding dalam masjid. Bagian dalam masjid juga sudah dapat dimanfaatkan untuk beribadah dan kegiatan keagamaan.
Masjid yang merupakan masjid pindahan dari Kebon Sirih ini memiliki makna dalam sisi bangunannya. Arsitek utama Masjid Al Hurriyah, Abimantra Pradhana menjelaskan, desain bangunan pada masjid memiliki arti mendalam.
"Kami mencoba membuat arsitektur yang tak terikat oleh masa dan memiliki kontekstual lingkungan yang kuat," kata Abimantra kepada MPI Jumat (08/04/2022).
Pantauan MPI, dari bagian luar masjid sudah terlihat ventilasi keluar masuknya udara cukup banyak. Saat masuk ke dalam, masjid dua lantai ini terasa luas di bagian utamanya. Hal yang sama juga dirasakan saat berpijak ke lantai dua, tempat salat khusus wanita.
Abimantra menambahkan, sentuhan pada atap sengaja dibuat tiga ruas atap miring.
"Setiap ruas membagi area pada masjid menjadi serambi, area ibadah bertingkat, dan area ibadah utama. Atap miring memberi naungan dan merespons hujan serta panas," jelasnya.
Pada ujung setiap atap juga terdapat ‘skylight’ atau teknologi atap transparan. Abimantra menerangkan tujuannya agar jamaah dapat mengetahui waktu dengan cahaya yang tembus ke dalam masjid.
Selain desain luar, kenyamanan di dalam masjid juga turut diperhitungkan agar jamaah khusyuk menjalankan ibadah. "Masjid ini direncanakan tanpa penghawaan buatan, kisi-kisi kayu sintetis pada tampak memberikan tabir dan kontrol terhadap panas yang membuat kenyamanan termal di dalam masjid terjaga nyaman," katanya.
Sentuhan ornamen seperti jam digital dan lemari Al-Quran menghiasi dinding dalam masjid. Bagian dalam masjid juga sudah dapat dimanfaatkan untuk beribadah dan kegiatan keagamaan.
(hab)