5 Patung Tersohor di Jakarta, Nomor 3-4 Sempat Menuai Kontroversi

Jum'at, 01 April 2022 - 16:10 WIB
loading...
5 Patung Tersohor di Jakarta, Nomor 3-4 Sempat Menuai Kontroversi
Patung Jenderal Sudirman di Setiabudi, Jakarta Selatan. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Terdapat 5 patung tersohor di Jakarta. Patung-patung itu memiliki nilai historis dan menjadi ikon ibu kota.

Dari sekian banyak patung di Jakarta di antaranya patung Dirgantara Pancoran, patung Jenderal Sudirman , patung Diponegoro, dan masih banyak lainnya. Berikut 5 patung tersohor di Jakarta dihimpun dari berbagai sumber, Jumat (1/4/2022).
Baca juga: Patung Soekarno Berkuda Simbol Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

1. Patung Arjuna Wiwaha
Patung ini terletak di persimpangan yang memisahkan Jalan MH Thamrin dengan Jalan Medan Merdeka. Patung Arjuna Wiwaha lebih dikenal Patung Kuda. Pembuatan patung ini merupakan keinginan Presiden Soeharto yang ketika berkunjung ke Turki dia melihat banyak monumen yang menceritakan negara tersebut. Dari situ Soeharto menyadari, Indonesia belum memiliki patung yang menggambarkan falsafah kemerdekaan.

Patung Arjuna Wiwaha dibuat berdasarkan kisah Perang Bharatayuda dan diresmikan pada tahun 1987. Patung yang terdiri dari kumpulan kuda yang berbaris dan sosok Arjuna dengan ukuran besar. Panjang keseluruhan 25,8 meter, tinggi 2,87 meter untuk figur kuda, serta 2 meter untuk Patung Arjuna.
5 Patung Tersohor di Jakarta, Nomor 3-4 Sempat Menuai Kontroversi


2. Patung Dirgantara Pancoran

Patung ini berada di Jalan Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan dan merupakan patung peninggalan Presiden Soekarno. Patung Dirgantara Pancoran diambil dari tokoh pewayangan Gatot Kaca yang hendak terbang dengan harapan menginspirasi anak muda untuk memiliki semangat tinggi dalam menggapai cita-cita.

Diketahui, patung ini dibuat atas kekaguman Soekarno pada sosok astronot dari Rusia yang berhasil terbang ke luar angkasa. Soekarno kemudian langsung meminta bantuan sang maestro Edhi Sunarso untuk membuat patung tersebut.

Patung ini dibuat dengan menggunakan uang pribadi Soekarno dan diresmikan pada tahun 1964. Patung Dirgantara Pancoran berukuran besar, tinggi patung 11 meter dengan tiang penyangga setinggi 27 meter.
5 Patung Tersohor di Jakarta, Nomor 3-4 Sempat Menuai Kontroversi


3. Patung Pahlawan (Tugu Tani)
Patung Pahlawan dikenal juga Patung Tugu Tani. Berdiri sebagai simbol kepahlawanan. Berlokasi di Jakarta Pusat, pembangunan patung ini adalah ide Soekarno. Namun, pembangunannya sempat menjadi kontroversi karena dianggap simbol komunisme. Hal itu disangkal Adam Malik, mantan Wakil Presiden yang mengatakan patung telah disiapkan sebelum pemberontakan G30S PKI.

Bentuk patung Tugu dan Tani di Jakarta merupakan inisiasi dari Bung Karno. Idenya membuat patung seorang ibu yang rela dan senang melepaskan para pejuang untuk merebut Irian Barat. Patung yang menjadi salah satu ikon di Jakarta ini tingginya 11 meter dengan tinggi bagian bawah 27 meter.
5 Patung Tersohor di Jakarta, Nomor 3-4 Sempat Menuai Kontroversi


4. Patung Jenderal Sudirman
Patung Jenderal Sudirman terletak di Setiabudi, Jakarta Selatan. Pembangunan patung ini seluruh biayanya berasal dari keluarga besar Jenderal Sudirman dan masyarakat yang berdonasi. Saat pembangunannya, patung yang dibuat seniman Edi Sunaryo itu sempat menuai kontroversi. Pasalnya, tangan kanan Jenderal Sudirman dibuat dalam posisi menghormat, sementara tangan kirinya memegang tongkat komando.

Tangan menghormat itu dinilai tak layak karena Jenderal Sudirman dianggap tak pantas memberi hormat pada siapa pun karena dia merupakan pahlawan. Namun, dijelaskan oleh keluarga Jenderal Sudirman bahwa posisi menghormat itu sebagai tanda bahwa Jenderal Sudirman menghormati rakyatnya sebagai pemberi amanah. Patung Jenderal Sudirman terbuat dari bahan perunggu dan berukuran cukup besar. Tinggi keseluruhan 12 meter terdiri atas patung dengan tinggi 6,5 meter dan penyangga setinggi 5,5 meter.
5 Patung Tersohor di Jakarta, Nomor 3-4 Sempat Menuai Kontroversi


5. Patung Diponegoro
Patung Diponegoro berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat. Dalam dokumen “Tugu Nasional: Laporan Pembangunan” disebutkan Patung Diponegoro merupakan sumbangan seorang pengusaha keturunan Italia yang sangat kagum dan cinta terhadap Indonesia. Pengusaha itu bernama Mario Pitto.

Pitto lantas membicarakannya dengan Duta Besar Indonesia untuk Italia Teuku Mohamad Hadi Tayeb pada tahun 1963. Hadi Tayeb mengusulkan untuk membuat patung pahlawan Indonesia dan dipilihlah Pangeran Diponegoro. Patung yang selesai dibangun pada masa Orde Baru ini memiliki ukuran cukup besar. Tiang penyangga patung itu memiliki tinggi 27 meter, sedangkan tinggi patung yang terbuat dari perunggu adalah 11 meter.
5 Patung Tersohor di Jakarta, Nomor 3-4 Sempat Menuai Kontroversi

Patung Diponegoro. Foto: beritajakarta.id
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0833 seconds (0.1#10.140)