KH Noer Ali Singa Karawang-Bekasi yang Bertempur Melawan Pasukan Inggris

Sabtu, 26 Maret 2022 - 06:48 WIB
loading...
KH Noer Ali Singa Karawang-Bekasi...
Pahlawan Nasional asal Bekasi, KH Noer Ali.Foto/Istimewa/Dok
A A A
JAKARTA - KH Noer Ali nama ini tak lagi asing di telinga masyarakat, terutama bagi warga Bekasi. Ya, ulama yang mendapat gelar Pahlawan Nasional ini sejak 2006 ini begitu disegani masyarakat Bekasi dan hingga kini masih menjadi panutan bagi masyarakat.

Lalu siapakah KH Noer Alie sehingga sosok putra asli Bekasi itu menjadi orang yang paling disegani tak hanya oleh masyarakat biasa. Para pejabat di lingkungan Pemerintahan Kota/Kabupaten Bekasi pun sangat menghormati KH Noer Alie yang mendapat julukan Singa Karawang Bekasi.

Dilansir dari kh-noeralie.info dalam biografi KH Noer Alie Pahlawan Nasional yang ditulis oleh Ali Anwar. KH Noer Ali lahir pada 1914 di Desa Ujungharapan Bahagia, Babelan, Kabupaten Bekasi. Dia putra keempat dari sepuluh bersaudara pasangan Anwar bin Layu dan Maimunah binti Tarbin.

Ayahnya adalah seorang petani dari kelas menengah, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga. Sejak kecil, KH Noer Ali memang taat beragama. Di usia 8 tahun, beliau telah menghafal banyak surat Al-Quran dan membaca bahasa Arab.

Lalu memasuki usia remaja, KH Noer Ali hijrah ke Kampung Cipinang Muara, Klender untuk memperdalam ilmu dari Guru Marzuqi. Saking tekunnya, Guru Marzuqi sampai mempercayai Noer Ali untuk mengajari adik-adiknya.

Pada tahun 1934, tepat di usia yang menginjak 20-an, KH Noer Ali berkesempatan pergi ke Tanah Suci untuk beribadah haji sekaligus lebih memperdalam lagi ilmu-ilmu agama. KH Noer Ali mendapat banyak pengajaran dari tokoh-tokoh besar, seperti Syekh Umar Hamdan, Syekh Ahmad Fatoni, hingga Syekh Muhammad Amin al-Quthbi.

Selain itu, KH Noer Ali juga belajar politik Islam. Ia aktif dalam organisasi Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan mengetuai Persatuan Pelajar Betawi (PBB) Almanhajul Khoiri.

Usai menekuni ilmu keagamaan di Mekkah, Noer Ali kembali ke Tanah Air pada awal 1940-an. Ia mendirikan Pesantren At-Taqwa di kampung halamannya, yang menjadi tempat untuk menyebarkan ilmu-ilmu agama.

Pada 1945, KH Noer Ali juga membentuk Laskar Rakyat yang menghimpun 200 pemuda untuk menumbuhkan tekad mereka dalam melawan penjajah. Para pemuda itu datang dari kalangan santri dan pemuda di sekitar Babelan, Tarumajaya, Cilincing, dan Muara Gembong.

Mereka dilatih dasar-dasar kemiliteran oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Bekasi dan Jatinegara. Para pemuda itu juga dilatih secara mental dan rohani dengan berpuasa selama tujuh hari di Masjid Ujungmalang.

Perjuangan KH Noer Ali terekam dalam peristiwa yang terjadi pada 29 November 1945. Pasukan Inggris melakukan agresi militer ke wilayah Bekasi. Karena jumlah perwira kolonial sudah menipis, mereka hendak kembali ke Jakarta.

Namun, mereka diadang oleh pendekar Bekasi di bawah komando Noer Ali dan Kapten Madmuin Hasibuan. Serangan tersebut membuat sekutu terpukul mundur dan mengatur pertahanan ulang.

Ketika pada akhirnya Inggris berhasil memantapkan serangan balik, mereka melayangkan peluru-peluru mortar dan meriam. Pasukan KH Noer Ali banyak yang berguguran. Peristiwa tersebut pun dikenal sebagai Pertempuran Sasak Kapuk, karena memang terjadi di sekitaran Jembatan Sasak Kapuk, Pondok Ungu.

KH Noer Ali pernah menduduki posisi Ketua Masyumi Cabang Jatinegara pada 19 April 1950. Ia juga aktif dalam bidang pendidikan dengan menggagas berdirinya Lembaga Pendidikan Islam ((LPI) sekaligus mendirikan Sekolah Rakyat Islam (SRI) di Jakarta dan Jawa Barat. KH Noer Ali juga mendirikan banyak sekolah madrasah setingkat SMP dan SMA, hingga sekolah khusus muslimah.

KH Noer Ali wafat pada 29 Januari 1992. Jasadnya dikebumikan di Pondok Pesantren Attaqwa Puteri, Ujungharapan Bahagia, Babelan Bekasi. Meskipun sosoknya kini tiada, perjuangannya akan terus hidup dalam hati masyarakat Bekasi.

(hab)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1445 seconds (0.1#10.140)