Diteriaki Gangster, Remaja asal Kedaung Tangsel Dianiaya hingga Tewas
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Nahas dialami Roy Ramadan (19), remaja putus sekolah asal Kedaung, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Lantaran diteriaki gangster, dia ditelanjangi warga dan dianiaya hingga meregang nyawa.
Peristiwa tersebut terjadi pukul 03.00 WIB, Kamis (23/4/2020) di Jombang, Ciputat. Saat itu, tidak ada seorang pun yang bersimpati. Remaja yang disapa Adoh ini mendapat dua luka tusuk.
Rita (53), ibu Adoh tidak terima kematian putranya itu. Dia berharap para pelaku yang melakukan pengeroyokan dihukum tegas. Apalagi anaknya bukan gangster seperti dituduhkan.
"Bapaknya baru meninggal 5 bulan lalu. Saya enggak ikhlas anak saya dimatiin begitu, disangka gangster," ujar Rita saat ditemui di TPU Kedaung, Ciputat, Kamis (23/4/2020).
Terakhir dia bertemu putranya pada Rabu 22 April 2020 pukul 22.00 WIB. Beberapa jam kemudian, saat tengah tertidur pulas dirinya dibangunkan dan mendengar kabar buruk bahwa anaknya tewas dikeroyok.
"Sebelum pergi keluar, dia minta dimasakin mi, jam 10 malam. Terus izin nongkrong di warung, ya sudah. Saya bilang ntar pulang ya dek. Itu pesan terakhir. Terus dikabarin temannya, korban digebukin orang," kata Rita. (Baca juga: Polisi Tembak Mati Kapten Pencurian Minimarket)
Nika, kakak ipar korban mengatakan, saat sampai di Jombang korban yang kritis sudah dibawa ke RSU Tangsel. Diduga saat berada dalam perjalanan, korban yang bersimbah darah itu meninggal dunia.
Menurut Nika, dari informasi yang didapat bahwa peristiwa pengeroyokan adiknya itu berawal saat korban sedang naik motor boncengan dan ponsel miliknya jatuh ke jalan.
"Jadi saat HP-nya jatuh pas mau diambil dia malah diteriakin gangster. Dia pergi karena temannya nyamper. Kejadiannya di Kampung Gunung, Vila Gunung Lestari, jam 3 pagi. Saya tak ikhlas, pelaku harus dihukum," ujar Nika.
Peristiwa tersebut terjadi pukul 03.00 WIB, Kamis (23/4/2020) di Jombang, Ciputat. Saat itu, tidak ada seorang pun yang bersimpati. Remaja yang disapa Adoh ini mendapat dua luka tusuk.
Rita (53), ibu Adoh tidak terima kematian putranya itu. Dia berharap para pelaku yang melakukan pengeroyokan dihukum tegas. Apalagi anaknya bukan gangster seperti dituduhkan.
"Bapaknya baru meninggal 5 bulan lalu. Saya enggak ikhlas anak saya dimatiin begitu, disangka gangster," ujar Rita saat ditemui di TPU Kedaung, Ciputat, Kamis (23/4/2020).
Terakhir dia bertemu putranya pada Rabu 22 April 2020 pukul 22.00 WIB. Beberapa jam kemudian, saat tengah tertidur pulas dirinya dibangunkan dan mendengar kabar buruk bahwa anaknya tewas dikeroyok.
"Sebelum pergi keluar, dia minta dimasakin mi, jam 10 malam. Terus izin nongkrong di warung, ya sudah. Saya bilang ntar pulang ya dek. Itu pesan terakhir. Terus dikabarin temannya, korban digebukin orang," kata Rita. (Baca juga: Polisi Tembak Mati Kapten Pencurian Minimarket)
Nika, kakak ipar korban mengatakan, saat sampai di Jombang korban yang kritis sudah dibawa ke RSU Tangsel. Diduga saat berada dalam perjalanan, korban yang bersimbah darah itu meninggal dunia.
Menurut Nika, dari informasi yang didapat bahwa peristiwa pengeroyokan adiknya itu berawal saat korban sedang naik motor boncengan dan ponsel miliknya jatuh ke jalan.
"Jadi saat HP-nya jatuh pas mau diambil dia malah diteriakin gangster. Dia pergi karena temannya nyamper. Kejadiannya di Kampung Gunung, Vila Gunung Lestari, jam 3 pagi. Saya tak ikhlas, pelaku harus dihukum," ujar Nika.
(jon)