2 pelaku kejahatan di angkot ditangkap

Jum'at, 27 Juli 2012 - 09:15 WIB
2 pelaku kejahatan di angkot ditangkap
2 pelaku kejahatan di angkot ditangkap
A A A
Sindonews.com - Dua orang pelaku percobaan pemerkosaan, dan perampokan di dalam angkutan kota (angkot) C-01 Ciledug-Kebayoran Lama, dibekuk petugas Polres Jakarta Pusat kemarin.

Kedua pelaku yang tertangkap ini merupakan sopir tembak di angkot berwarna putih tersebut. Dua pelaku yang ditangkap petugas yakni N (17) ditangkap di Terminal Karawang, dan F (24) ditangkap di rumah keluarganya di Desa Cireme Jamblang, Cirebon, Jawa Barat.

Dengan tertangkapnya kedua pelaku, jumlah pelaku percobaan pemerkosaan dan perampokan terhadap IS (31) yang telah tertangkap menjadi tiga orang.

Sebelumnya, beberapa jam setelah kejadian petugas menangkap AA (16) sopir angkot tersebut. Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol AR Yoyol mengatakan, penangkapan kedua pelaku ini tak lepas dari keterangan AA yang telah terlebih dahulu ditangkap. Para pelaku diketahui merupakan sopir tembak angkot C-01 yang sudah saling kenal, dan memang kerap bertemu di pangkalan angkot tersebut.

Setelah mendapatkan identitas para pelaku inilah, sejumlah tim pun disebar untuk memburu empat pelaku kejahatan di dalam angkutan umum tersebut. Hingga akhirnya, Rabu 25 Juli 2012 lalu keduanya ditangkap tanpa melakukan perlawanan.

Yoyol menjelaskan, dalam menjalankan aksi, N berperan sebagai orang yang menutup pintu angkot saat calon korban sudah ditetapkan. Adapun F bertugas mengambil harta benda milik korbannya.

Selain N dan F, masih ada dua pelaku lain berinisial U, dan P yang ikut bersama komplotan ini melakukan tindak kejahatan. “Kami masih memburu U, dan P yang masih berusia remaja. Meski berusia remaja, mereka telah merampok didalam angkot sebanyak dua kali,” jelasnya.

Berdasarkan pengakuan para pelaku, tiga bulan lalu komplotan ini juga melakukan aksi serupa merampok penumpangnya di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Dalam aksinya, saat itu komplotan ini berhasil merampas uang tunai Rp250.000 dan dua ponsel milik penumpangnya.

Uang kejahatan yang didapat ini dipergunakan untuk menutupi biaya sewa angkot sebesar Rp300.000, kepada sopir asli angkot tersebut yang berinisial P. Sisanya dipergunakan untuk berfoya-foya.

"Tingginya harganya sewa untuk per enam jam inilah, yang menjadikan alasan para pelaku ini mengambil jalan pintas merampas harta penumpangnya menutupi biaya setoran,” ujarnya.

Yoyol menerangkan, lima pelaku percobaan pemerkosaan dan perampokan ini selalu memilih calon korbannya. Bila calon korban dinilai lemah dan bisa dikerjai, para pelaku langsung beraksi. Mereka pun tetap melajukan angkotnya dan tak memedulikan bila ada penumpang lain yang memberhentikan angkot tersebut. Dalam aksinya, para pelaku telah mempunyai peran masing-masing.

Tersangka AA selalu berperan sebagai sopir angkot, N berperan menutup pintu angkot, serta F, U, dan P melakukan perampasan terhadap para korbannya

Seperti diberitakan Selasa 24 JUli 2012 lalu, IS (31) karyawati ini nyaris menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan lima pelaku di dalam angkot C-01 Ciledug-Kebayoran Lama yang ditumpanginya. Beruntung, aksi kejahatan para pelaku ini gagal dilakukan setelah anggota Kopassus Serda Nicolas Sandi Harewan mengetahui aksi tersebut.

Di tempat terpisah, keberanian Serda Nicolas ini mendapat perhatian dari Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayen TNI Agus Sutomo, dan mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya. Dalam sambutan perpisahannya di Mako Kopassus, Jakarta, Kamis 26 Juli 2012 kemarin.

Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya menegaskan, Nicolas telah menunjukkan bagaimana seharusnya sikap seorang prajurit Korps Baret Merah yang ramah, sopan santun, dan membantu kesulitan rakyat di sekitarnya. “Nicolas ini badannya kecil, tetapi nyalinya besar. Nicolas, lanjutkan,” kata Wisnu yang kemudian menjabat sebagai Pangdam IX/Udayana, Bali ini.

Hal yang sama juga diutarakan Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo. Menurut Agus, naluri Nicolas adalah naluri intelijen yang dipadu dengan naluri tempur. Agus Sutomo menegaskan, prajurit Kopassus bukan prajurit yang hebat, melainkan mereka adalah prajurit terlatih. “Prajurit Kopassus adalah prajurit pilihan. Prajurit yang mampu melaksanakan tugas dalam situasi apapun, baik di daerah operasi maupun damai,” ucapnya.

Aksi heroik Serda Nicolas juga menyita perhatian Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Menurut Fauzi, sikap yang diperlihatkan Nicolas patut ditiru oleh masyarakat banyak karena telah memberikan kontribusi untuk keamanan Jakarta.

Atas keberanian inilah, Foke mengaku telah memerintahkan Dishub DKI Jakarta memberikan penghargaan kepada Nicolas. “Saya sudah perintahkan Dishub untuk memberikan penghargaan kepada beliau,” ujar Foke.
(lil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7474 seconds (0.1#10.140)