2 Alasan Hotel di Jakarta Dilarang Pakai Air Tanah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada 2 alasan hotel di Jakarta dilarang pakai air tanah. Sebenarnya tak hanya hotel, apartemen, gedung, perkantoran, dan mal juga tak boleh menggunakan air tanah. Kalau pun boleh harus memenuhi syarat-syarat tertentu, salah satunya kedalaman penggalian.
Pelarangan pemakaian air tanah pada hotel bukanlah hal yang baru. Alasan pelarangan diatur melalui Perda Nomor 10 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan dan Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
Baca juga: Antisipasi Jakarta Tenggelam, Anies: Kurangi Penyedotan Air Tanah
Ada 2 alasan hotel tak boleh pakai air tanah:
1. Air Tanah untuk Kegiatan Non Komersial
Dalam peraturan tersebut dipaparkan bahwa alasan hotel di Jakarta dilarang menggunakan air tanah karena penggunaan air hanya diperuntukkan bagi kegiatan non komersial. Sementara, apartemen, hotel, gedung, perkantoran, dan mal merupakan kegiatan komersial sehingga membutuhkan izin yang mengomersilkan.
2. Tanah Jakarta Terus Turun
Mengingat tanah di Jakarta yang kian tahun makin turun, peraturan ini menjadi langkah preventif guna meminimalisir potensi Jakarta yang akan tenggelam akibat eksploitasi air tanah. Maka itu, penggunaan air tanah yang diizinkan hanya untuk kebutuhan rumah tangga, penelitian, ibadah, dan panti asuhan dengan maksimal 50 meter kubik sebulan.
Melalui Instagramnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, saat ini kondisi cakupan layanan air minum perpipaan DKI Jakarta baru mampu memenuhi cakupan layanan seluas 64 persen dan menyuplai 20.725 liter per detik air untuk 908.324 sambungan pelanggan.
Baca juga: Jakarta Terancam Tenggelam 10 Tahun Lagi, Pengamat: Hentikan Pengambilan Air Tanah
Akibatnya, masyarakat yang tidak memiliki akses air minum perpipaan cenderung menggunakan air tanah secara terus menerus sehingga menjadi penyebab penurunan muka tanah secara cepat.
Pengambilan air tanah ini harus diiringi stok air bersih yang merata untuk masyarakat yaitu dengan cara penyediaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan target 2030 Jakarta harus sudah mencapai 100 persen akses layanan air minum perpipaan.
MG08 - Lorenza Ferary
Pelarangan pemakaian air tanah pada hotel bukanlah hal yang baru. Alasan pelarangan diatur melalui Perda Nomor 10 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan dan Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
Baca juga: Antisipasi Jakarta Tenggelam, Anies: Kurangi Penyedotan Air Tanah
Ada 2 alasan hotel tak boleh pakai air tanah:
1. Air Tanah untuk Kegiatan Non Komersial
Dalam peraturan tersebut dipaparkan bahwa alasan hotel di Jakarta dilarang menggunakan air tanah karena penggunaan air hanya diperuntukkan bagi kegiatan non komersial. Sementara, apartemen, hotel, gedung, perkantoran, dan mal merupakan kegiatan komersial sehingga membutuhkan izin yang mengomersilkan.
2. Tanah Jakarta Terus Turun
Mengingat tanah di Jakarta yang kian tahun makin turun, peraturan ini menjadi langkah preventif guna meminimalisir potensi Jakarta yang akan tenggelam akibat eksploitasi air tanah. Maka itu, penggunaan air tanah yang diizinkan hanya untuk kebutuhan rumah tangga, penelitian, ibadah, dan panti asuhan dengan maksimal 50 meter kubik sebulan.
Melalui Instagramnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, saat ini kondisi cakupan layanan air minum perpipaan DKI Jakarta baru mampu memenuhi cakupan layanan seluas 64 persen dan menyuplai 20.725 liter per detik air untuk 908.324 sambungan pelanggan.
Baca juga: Jakarta Terancam Tenggelam 10 Tahun Lagi, Pengamat: Hentikan Pengambilan Air Tanah
Akibatnya, masyarakat yang tidak memiliki akses air minum perpipaan cenderung menggunakan air tanah secara terus menerus sehingga menjadi penyebab penurunan muka tanah secara cepat.
Pengambilan air tanah ini harus diiringi stok air bersih yang merata untuk masyarakat yaitu dengan cara penyediaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan target 2030 Jakarta harus sudah mencapai 100 persen akses layanan air minum perpipaan.
MG08 - Lorenza Ferary
(jon)