Jelang Libur Nataru, Kapolda Metro Minta Tingkatkan Operasi di Malam Hari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jajaran Polres di wilayah hukum Polda Metro Jaya diminta untuk meningkatkan operasi di malam hari mencegah gangguan Kamtibmas mendekati libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada bulan Desember 2021. Demikian disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran.
Hal tersebut disampaikan Fadil Imran kepada awak media usai upacara penutupan pelatihan peningkatan kemampuan Tim Patroli Perintis Presisi di lapangan Mapolda Metro Jaya, Selasa (30/11/2021) pagi.
"Jadi kami punya 300 perlengkapan ada K-9 di belakang jadi kalau ada tawuran ada K-9 di belakang. Kemudian ada mobil komando yang dilengkapi oleh peralatan teknologi kepolisian seperti yang saya sampaikan kepada teman-teman tes narkoba, tes alkohol, alat untuk mengetahui identitas orang yang diamankan disitu. Mudah-mudahan jadi lebih bagus," papar Fadil Imran.
Dia mengatakan, pihaknya bakal menyiapkan kebutuhan untuk membuat Jakarta aman. Bahkan, dia meminta, patroli motor dan mobil juga terus dilakukan untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat.
"Tadi juga ada Kakor (Kepala Korp) Sabhara saya sampaikan apa yang kita butuhkan. Karena ke depan kejahatan perkotaan ini harus dikombinasi antara patroli roda dua dan patroli roda empat. Karena banyak pelaku menggunakan roda dua yang mobilitasnya tinggi lebih cepat kalau kabur. Dan ikatan kalau patroli motor 10 orang, kalau mobil cuma berdua dia," terang Fadil Imran.
Ia menjelaskan, seluruh anggota tim patroli di malam hari harus memiliki skill komunikasi yang baik untuk dapat membubarkan massa tanpa harus menimbulkan gesekan.
"Kemampuan patroli dialogis. Jadi, kami ingin membalikkan fungsi patroli ini yang selama ini cenderung ditinggalkan, kita ingin aktifkan lagi patroli. Bagaimana cara patroli yang bagus, bagaimana cara berbicara yang bagus, bagaimana cara mengidentifikasi faktor-faktor korelatif kriminogeniti yang menyebabkan kejahatan, bagaimana dia mengintervensi situasi agar tidak menjadi kejahatan, itu yang kami latihkan," lanjut Fadil.
Ia meminta kepada seluruh jajaran personel kepolisian untuk menekankan aspek pencegahan dibandingkan penindakan.
"Jadi, pencegahan yang kami utamakan bukan penindakan. Jangan nunggu ada tawuran baru dia datang. Jadi, bagaimana caranya kalau daerah itu sering tawuran patroli ke sana, sambang, bicara, tatap muka ketemu sama tokoh. Kalau disitu ada kampung narkoba dia datang patroli, dia lihat rumah yang sering dipakai untuk transaksi narkoba. Lama-lama pasti akan bubar," pungkasnya.
Hal tersebut disampaikan Fadil Imran kepada awak media usai upacara penutupan pelatihan peningkatan kemampuan Tim Patroli Perintis Presisi di lapangan Mapolda Metro Jaya, Selasa (30/11/2021) pagi.
Baca Juga
"Jadi kami punya 300 perlengkapan ada K-9 di belakang jadi kalau ada tawuran ada K-9 di belakang. Kemudian ada mobil komando yang dilengkapi oleh peralatan teknologi kepolisian seperti yang saya sampaikan kepada teman-teman tes narkoba, tes alkohol, alat untuk mengetahui identitas orang yang diamankan disitu. Mudah-mudahan jadi lebih bagus," papar Fadil Imran.
Dia mengatakan, pihaknya bakal menyiapkan kebutuhan untuk membuat Jakarta aman. Bahkan, dia meminta, patroli motor dan mobil juga terus dilakukan untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat.
"Tadi juga ada Kakor (Kepala Korp) Sabhara saya sampaikan apa yang kita butuhkan. Karena ke depan kejahatan perkotaan ini harus dikombinasi antara patroli roda dua dan patroli roda empat. Karena banyak pelaku menggunakan roda dua yang mobilitasnya tinggi lebih cepat kalau kabur. Dan ikatan kalau patroli motor 10 orang, kalau mobil cuma berdua dia," terang Fadil Imran.
Ia menjelaskan, seluruh anggota tim patroli di malam hari harus memiliki skill komunikasi yang baik untuk dapat membubarkan massa tanpa harus menimbulkan gesekan.
"Kemampuan patroli dialogis. Jadi, kami ingin membalikkan fungsi patroli ini yang selama ini cenderung ditinggalkan, kita ingin aktifkan lagi patroli. Bagaimana cara patroli yang bagus, bagaimana cara berbicara yang bagus, bagaimana cara mengidentifikasi faktor-faktor korelatif kriminogeniti yang menyebabkan kejahatan, bagaimana dia mengintervensi situasi agar tidak menjadi kejahatan, itu yang kami latihkan," lanjut Fadil.
Ia meminta kepada seluruh jajaran personel kepolisian untuk menekankan aspek pencegahan dibandingkan penindakan.
"Jadi, pencegahan yang kami utamakan bukan penindakan. Jangan nunggu ada tawuran baru dia datang. Jadi, bagaimana caranya kalau daerah itu sering tawuran patroli ke sana, sambang, bicara, tatap muka ketemu sama tokoh. Kalau disitu ada kampung narkoba dia datang patroli, dia lihat rumah yang sering dipakai untuk transaksi narkoba. Lama-lama pasti akan bubar," pungkasnya.
(mhd)