Kapolda Metro Jaya Sebut Sabu Jadi Sumber Motif Aksi Kejahatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kapolda Metro Jaya , Irjen Pol Fadil Imran menyatakan narkoba jenis sabu dapat menjadi sumber motif seseorang melakukan aksi kejahatan. Dari sejumlah pelaku kejahatan yang ditangkap setelah dilakukan tes urine hasilnya positif sabu .
Hal itu dikatakan Fadil saat dalam kegiatan pengungkapan dan pemusnahan 1,74 ton narkotika di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya, Kamis (25/11/2021). "Jadi kalau dulu menggunakan (narkotika) sabu itu untuk enjoy, kenikmatan namun sekarang ini sabu sudah menjadi motif daripada orang melakukan kejahatan," kata Fadil.
Dia mengatakan, saat pengguna narkotika melakukan sesuatu kejahatan untuk mendapatkan uang dan membeli barang haram tersebut. Mereka melakukan pencurian bahkan pembegalan dengan kekerasan hanya untuk mencari sabu.
"Karena uang hasil kejahatan itu akan dibelikan narkotika, seperti salah satunya sabu dan digunakan sebelum beraksi. Contohnya seperti begal karyawan Basarnas beberapa waktu lalu," ujarnya.
Atas kondisi tersebut Fadil meminta agar masyarakat mewaspadai keluarga dari peredaran narkotika. Sebab lantaran aksi kejahatan bukan hanya dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi melainkan untuk konsumsi narkotika.
"Jadi ini yang perlu diwaspadai, saya kira ini menjadi satu tantangan untuk kita semua. Bagaimana perubahan perilaku penjahat atau kriminal ternyata bukan semata-mata untuk motif ekonomi tapi juga karena ini membeli narkotika," ucapnya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkap dan memusnahkan hasil Operasi Nila Jaya 2021 berupa 1,74 ton narkotika. Jumlah tersebut didapatkan dari 273 orang, terdiri dari 14 bandar dan 259 orang pengedar.
Adapun rincian dari 1,74 ton narkotika tersebut mencakup 60,14 kg sabu, 1.660 kg ganja atau sekitar 1,6 ton, kemudian 470 butir ekstasi, 500 butir happy five (h-5), serta bubuk sintesis sebanyak 24,5 kilogram.
Hal itu dikatakan Fadil saat dalam kegiatan pengungkapan dan pemusnahan 1,74 ton narkotika di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya, Kamis (25/11/2021). "Jadi kalau dulu menggunakan (narkotika) sabu itu untuk enjoy, kenikmatan namun sekarang ini sabu sudah menjadi motif daripada orang melakukan kejahatan," kata Fadil.
Dia mengatakan, saat pengguna narkotika melakukan sesuatu kejahatan untuk mendapatkan uang dan membeli barang haram tersebut. Mereka melakukan pencurian bahkan pembegalan dengan kekerasan hanya untuk mencari sabu.
"Karena uang hasil kejahatan itu akan dibelikan narkotika, seperti salah satunya sabu dan digunakan sebelum beraksi. Contohnya seperti begal karyawan Basarnas beberapa waktu lalu," ujarnya.
Atas kondisi tersebut Fadil meminta agar masyarakat mewaspadai keluarga dari peredaran narkotika. Sebab lantaran aksi kejahatan bukan hanya dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi melainkan untuk konsumsi narkotika.
"Jadi ini yang perlu diwaspadai, saya kira ini menjadi satu tantangan untuk kita semua. Bagaimana perubahan perilaku penjahat atau kriminal ternyata bukan semata-mata untuk motif ekonomi tapi juga karena ini membeli narkotika," ucapnya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkap dan memusnahkan hasil Operasi Nila Jaya 2021 berupa 1,74 ton narkotika. Jumlah tersebut didapatkan dari 273 orang, terdiri dari 14 bandar dan 259 orang pengedar.
Adapun rincian dari 1,74 ton narkotika tersebut mencakup 60,14 kg sabu, 1.660 kg ganja atau sekitar 1,6 ton, kemudian 470 butir ekstasi, 500 butir happy five (h-5), serta bubuk sintesis sebanyak 24,5 kilogram.
(hab)