Penamaan Jalan Harus Bernilai Sejarah, Anies: Ini sebagai Bentuk Penghormatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dalam penamaan nama jalan harus memiliki nilai sejarah. Hal ini disampaikan Anies dalam acara Pencanangan Pembangunan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu yang digelar secara virtual, Jumat (29/10/2021).
Menurut Anies, kota saat ini karena akumulasi pengalaman dari warga-warganya, di mana warga memiliki berbagai pengalaman, seperti dijajah, mempertahankan kemerdekaan hingga mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
"Kota menjadi seperti sekarang itu karena akumulasi pengalaman warganya dan pengalaman warga ini melewati lintas waktu dari mulai pengalaman dijajah, pengalaman membebaskan penjajahan," ujarnya.
Dengan demikian, pemberian nama jalan perlu diperhatikan untuk menandakan itu semua. Salah satu contoh, nama jalan yang ada Haji (Hj) merupakan tokoh Betawi dari jalan tersebut.
"Nah hadirnya nama-nama jalan ini, nanti akan menandakan ini semua. Menyaksikan begitu banyak nama yang ada nama pakai Haji di tokoh Betawi di jalan itu," jelasnya
Menurut dia, penamaan jalan merupakan cara untuk menghormati. "Nah ini Kami juga alami di Lebak Bulus nama-nama jalannya adalah nama anak atau cucunya. Karena semua nama jalan itu untuk tokoh, salah satu cara kita menghormati," sambungnya
Jika dibandingkan dengan nama jalan yang di bangun oleh pemerintah era kini, menurut Anies, tidak ada kontak kesejarahannya. Seperti nama Jalan Banjir Kanal Timur (BKT), kata dia, itu tidak ada sejarahnya.
"Kalau nama itu adalah nama yang dibangun oleh pemerintah era kini ya, misalnya- misalnya nih Jalan Kanal Banjir Timur itu kan nama proyek pemerintah membangun BKT lalu di sampingnya dikasih nama jalan. Nah itu tidak ada kontak kesejarahannya," tutur Anies.
Menurut Anies, kota saat ini karena akumulasi pengalaman dari warga-warganya, di mana warga memiliki berbagai pengalaman, seperti dijajah, mempertahankan kemerdekaan hingga mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
Baca Juga
"Kota menjadi seperti sekarang itu karena akumulasi pengalaman warganya dan pengalaman warga ini melewati lintas waktu dari mulai pengalaman dijajah, pengalaman membebaskan penjajahan," ujarnya.
Dengan demikian, pemberian nama jalan perlu diperhatikan untuk menandakan itu semua. Salah satu contoh, nama jalan yang ada Haji (Hj) merupakan tokoh Betawi dari jalan tersebut.
"Nah hadirnya nama-nama jalan ini, nanti akan menandakan ini semua. Menyaksikan begitu banyak nama yang ada nama pakai Haji di tokoh Betawi di jalan itu," jelasnya
Menurut dia, penamaan jalan merupakan cara untuk menghormati. "Nah ini Kami juga alami di Lebak Bulus nama-nama jalannya adalah nama anak atau cucunya. Karena semua nama jalan itu untuk tokoh, salah satu cara kita menghormati," sambungnya
Jika dibandingkan dengan nama jalan yang di bangun oleh pemerintah era kini, menurut Anies, tidak ada kontak kesejarahannya. Seperti nama Jalan Banjir Kanal Timur (BKT), kata dia, itu tidak ada sejarahnya.
Baca Juga
"Kalau nama itu adalah nama yang dibangun oleh pemerintah era kini ya, misalnya- misalnya nih Jalan Kanal Banjir Timur itu kan nama proyek pemerintah membangun BKT lalu di sampingnya dikasih nama jalan. Nah itu tidak ada kontak kesejarahannya," tutur Anies.
(mhd)