Diduga Jadi TKP Penyekapan 2 Gadis, Warga Pamulang Geruduk Ruko Swalayan

Kamis, 21 Oktober 2021 - 22:03 WIB
loading...
Diduga Jadi TKP Penyekapan...
Puluhan warga menggeruduk ruko swalayan di Jalan Ganesa Raya, Pamulang, Tangsel, Kamis (21/10/21) karena diduga menjadi lokasi penyekapan dua gadis.Foto/Hambali/MPI
A A A
TANGERANG SELATAN - Puluhan warga menggeruduk ruko swalayan di Jalan Ganesa Raya, Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (21/10/21). Lokasi itu diduga jadi tempat penyekapan dua gadis berinisial R (18) dan M (18).

Informasi yang dihimpun menyebut, R dan M berstatus sebagai pelayan toko di swalayan tersebut sejak 4 bulan lalu. Namun dalam masa itu, keduanya mengaku kerap diintimidasi secara fisik dan lisan.

Keluarga salah satu korban berinisial ADR (46), menuturkan, pihak keluarga dihubungi melalui sambungan telepon 2 hari lalu. Korban pun mengaku disekap dan meminta dijemput ke tempatnya bekerja.

"Dia baru bisa nelepon itu 2 hari kemarin, jam 4 pagi. Kan selama ini handphonenya disita sama majikan, jadi waktu itu ada kesempatan ambil HP-nya, terus langsung nelepon ke keluarga minta dijemput," tuturnya.

Khawatir dengan kondisi itu, maka pihak keluarga yang tinggal di Jatiuwung, Kabupaten Tangerang, menghubungi rekannya yang berada di Pamulang. Mereka pun lantas datang mencari lokasi ruko yang dijadikan tempat penyekapan.

"Tadi pagi kita cari bareng-bareng, kita kordinasi juga dengan polisi setempat untuk sama-sama cek," jelasnya.

Begitu sampai di depan Ruko, pihak keluarga kembali menghubungi korban melalui sambungan telepon. Sambil menangis, kedua korban menjelaskan bahwa mereka tidak bisa keluar karena semua akses pintu dikunci rapat.

"Kita manggil-manggil, tapi sama majikannya ini enggak dibukain gerbang ruko, bahkan teman kita juga sampai manjat lantai 2 rumah. Polisi akhirnya manggil pakai alat pengeras suara dan membunyikan sirine, barulah majikannya ini keluar bawa adik saya ini," ujarnya.

Mencegah situasi tak terkendali, sejumlah personel polisi dari Polsek Pamulang mengawal ketat pintu masuk ruko. Tak beberapa lama, mediasi pun dilanjutkan ke kantor polisi.

Menurut ADR, kedua korban mengaku kerap dipukul oleh majikan perempuan jika melakukan kekeliruan. Sedang majikan laki-laki lebih sering memaki mereka dengan ucapan kasar. Parahnya lagi, kedua korban selalu diawasi dan didampingi saat berada di luar ruko.

"Kalau dari adik saya ini, kalau ada salah misalnya letakin barang enggak sesuai langsung dipukul sama majikan yang perempuan. Jadi dia ngakunya enggak bisa kemana-mana, diawasi terus," tambahnya.

Selain perlakuan itu, kedua korban juga mengaku jika gajinya tak pernah dibayar penuh sejak awal bekerja. Padahal kedua korban masuk melalui jalur outsourcing dengan kontrak resmi.

"Saat mediasi di Polsek, akhirnya majikannya itu mau membayar sisa gaji keduanya. Kalau untuk penyekapan dan dugaan penganiayaan itu belum kita laporkan karena menunggu kordinasi keluarga kita," ujarnya.

Sementara itu, Kanitreskrim Polsek Pamulang Iptu Iskandar membenarkan jika mediasi telah dilakukan antara pihak terkait. Meski begitu, dia belum mendapat laporan resmi dari keluarga korban tentang adanya penyekapan dan kekerasan fisik oleh majikan.

"Sudah dimediasi tadi. Tapi kalau untuk penyekapan dan dugaan kekerasan itu kita belum ada laporannya," jelas Iskandar.
(hab)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1164 seconds (0.1#10.140)