Sepanjang 2021, 175 Kebakaran Terjadi di Jakarta Utara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Utara mencatat dari Januari-Oktober 2021 ada 175 kasus kebakaran di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Korsleting listrik menjadi penyebab utama kebakaran tersebut.
Kepala Seksi Operasional (Kasi Ops) Gurlkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Abdul Wahid mengatakan sepanjang Januari hingga Oktober 2021, kasus kebakaran tertinggi terjadi pada September yakni 25 kasus.
"Pada Januari telah terjadi kebakaran sebanyak 9 kasus, Februari 18 kasus, Maret 17 kasus, April 18 kasus, Mei 22 kasus, Juni 15 kasus, Juli 20 kasus, Agustus 22 kasus, September 25 kasus, dan Oktober 9 kasus kasus," kata Wahid melalui keterangan tertulis, Sabtu (16/10/2021).
Dijelaskan Wahid, untuk lokasi kebakaran paling sering terjadi adalah di Kecamatan Tanjung Priok yaitu sebanyak 41 kasus. Disusul Kecamatan Cilincing dan Penjaringan masing-masing 29 kasus.
Di Kecamatan Pademangan sebanyak 22 kasus kebakaran, di Kecamatan Kelapa Gading 21, dan Koja 18. "Di wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu kasus kebakaran sebanyak 12 kasus sepanjang tahun 2021," Jelas Wahid.
Terkait penyebab kebakaran yang paling tinggi, Wahid menuturkan, korsleting listrik yakni 113 kasus. Menyusul yang kedua karena lilin sebanyak 19 kasus, tabung gas 14 kasus, pembakaran sampah 13 kasus, rokok 11 kasus, dan lilin 2 kasus.
Sementara itu untuk objek yang terbakar, bangunan perumahan menjadi yang tertinggi yaitu sebanyak 57 kasus diseluruh Jakarta Utara. Disusul oleh bangunan umum dan pergudangan sebanyak 19 kasus.
"Lalu yang kedua adalah kendaraan 14 kasus, sampah 13 kasus, bangunan industri 9 kasus, tumbuhan 7 kasus, lapak 4 kasus, instalasi luar gedung 1 kasus, dan lain-lain 48 kasus," ujarnya.
Wahid menambahkan untuk total kerugian selama periode Januari hingga Oktober diperkirakan sebanyak Rp28,9 miliar. "Untuk korban meninggal dunia 1 orang dan korban luka-luka 24 orang," ucapnya.
Kepala Seksi Operasional (Kasi Ops) Gurlkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Abdul Wahid mengatakan sepanjang Januari hingga Oktober 2021, kasus kebakaran tertinggi terjadi pada September yakni 25 kasus.
"Pada Januari telah terjadi kebakaran sebanyak 9 kasus, Februari 18 kasus, Maret 17 kasus, April 18 kasus, Mei 22 kasus, Juni 15 kasus, Juli 20 kasus, Agustus 22 kasus, September 25 kasus, dan Oktober 9 kasus kasus," kata Wahid melalui keterangan tertulis, Sabtu (16/10/2021).
Dijelaskan Wahid, untuk lokasi kebakaran paling sering terjadi adalah di Kecamatan Tanjung Priok yaitu sebanyak 41 kasus. Disusul Kecamatan Cilincing dan Penjaringan masing-masing 29 kasus.
Di Kecamatan Pademangan sebanyak 22 kasus kebakaran, di Kecamatan Kelapa Gading 21, dan Koja 18. "Di wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu kasus kebakaran sebanyak 12 kasus sepanjang tahun 2021," Jelas Wahid.
Terkait penyebab kebakaran yang paling tinggi, Wahid menuturkan, korsleting listrik yakni 113 kasus. Menyusul yang kedua karena lilin sebanyak 19 kasus, tabung gas 14 kasus, pembakaran sampah 13 kasus, rokok 11 kasus, dan lilin 2 kasus.
Sementara itu untuk objek yang terbakar, bangunan perumahan menjadi yang tertinggi yaitu sebanyak 57 kasus diseluruh Jakarta Utara. Disusul oleh bangunan umum dan pergudangan sebanyak 19 kasus.
"Lalu yang kedua adalah kendaraan 14 kasus, sampah 13 kasus, bangunan industri 9 kasus, tumbuhan 7 kasus, lapak 4 kasus, instalasi luar gedung 1 kasus, dan lain-lain 48 kasus," ujarnya.
Wahid menambahkan untuk total kerugian selama periode Januari hingga Oktober diperkirakan sebanyak Rp28,9 miliar. "Untuk korban meninggal dunia 1 orang dan korban luka-luka 24 orang," ucapnya.
(hab)