Tanggulangi Banjir, Kenneth Minta Perhatikan Saluran Air di Permukiman Padat Penduduk
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta tengah bersiap menghadapi ancaman banjir karena sudah memasuki musim penghujan. Selain pengerukan lumpur di sejumlah kali, Pemprov DKI juga diminta memerhatikan saluran air di permukiman warga.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth menilai penanggulangan banjir tidak cukup hanya dengan melakukan kegiatan pengerukan lumpur di sejumlah kali atau sungai. Akan tetapi permasalahan saluran-saluran air di permukiman padat penduduk juga perlu menjadi perhatian.
"Dalam menanggulangi banjir tidak hanya dengan melakukan pengerukan lumpur semata, tetapi harus memahami permasalahan yang ada di daerah permukiman padat penduduk. Sebab di sana rata-rata tidak mempunyai saluran, dan jika pun ada saluran, sangat tidak memadai dan tidak proporsional," ujar Kenneth dalam keterangannya, Sabtu (2/10/2021).
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau pengerukan di Kali Krukut,Jalan Jenderal Sudirman, Kavling 34-35, Kelurahan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pengerjaan tersebut meliputi pengerukan waduk, pembersihan gorong -gorong, dan pengerukan kali untuk memastikan sedimentasi lumpur bisa berkurang.
Menurut Kent, Anies tidak cukup hanya memperhatikan bagian makro dalam mengatasi permasalahan banjir di Jakarta. Tetapi perlu juga lebih memperhatikan permasalahan banjir di wilayah-wilayah padat penduduk. Sebab, permasalahan saluran-saluran air yang tidak memadai ini dapat memicu banjir.
"Jadi saya harapkan jangan memperhatikan hanya di bagian makro saja, tetapi di bagian mikro juga harus menjadi prioritas. Permukiman padat penduduk harus diperhatikan dan dipikirkan solusinya. Sebenarnya apa sih permasalahan yang selalu mengakibatkan banjir di sana? Jadi kalau permasalahan banjir ini mau selesai, aspek permasalahan seperti ini juga harus diperhatikan," tegas Kent.
Selain itu, Pemprov DKI, Pemprov Jabar, dan Pemprov Banten, perlu duduk bersama dan bekerja sama untuk berkoordinasi dalam mengoperasikan dan mengembangkan program penanggulangan banjir dan sistem infrastruktur di Jakarta.
"Sudah saatnya kita menunjukkan sikap mau bekerja sama, saling menunjukkan keterpaduan, baik antarlintas pemerintahan maupun antarsektoral untuk menghadapi banjir secara bersama-sama. Berbagai komponen harus memiliki tekad dan komitmen yang sama untuk menyelesaikan permasalahan banjir ini," tegas Kent.
Kent menceritakan bahwa setelah menindaklanjuti hasil reses di Jalan R Anggun, RT 09/RW 01, Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, warga mengeluhkan masalah banjir yang puluhan tahun tidak pernah selesai. Sebagai wakil rakyat, Kent pun melakukan kunjungan ke lapangan, dan menemukan banyak saluran air tidak layak.
"Saya temukan banyak saluran air yang kecil dan tidak proporsional serta tidak ada saluran existing, sehingga mengakibatkan air mampet dan tidak bisa mengalir dengan baik. Serta banyak sampah dan limbah rumah tangga di saluran airnya. Bisa dibayangkan bahwa sudah saluran airnya kecil, tidak punya saluran existing yang baik, banyak sampah pula," beber Kepala Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta itu.
Oleh karena itu, Kent meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI untuk membangun saluran air baru yang proporsional dan sesuai dengan kebutuhan di wilayah Jalan R Anggun, supaya permasalahan banjir bisa segera selesai. Kent menemukan bahwa saluran air atau got di permukiman padat penduduk memang rata-rata tidak memadai.
"Seharusnya Gubernur Anies mempunyai program khusus yang konsen akan hal ini. Jadi kita tidak hanya bicara pengerukan lumpur di kali saja, tetapi juga saluran air di permukiman warga juga harus diperhatikan. Kemudian juga harus menggerakkan Lurah dan Camat setempat dalam menggalakkan sosialisasi terhadap masyarakat, supaya tidak membuang sampah sembarangan ke kali dan saluran air lagi," katanya.
"Percuma jika pada akhirnya telah dibuatkan saluran air baru yang bagus dan proporsional, tetapi masyarakat masih tidak mempunyai kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Mau dibuat sebagus dan secanggih apapun saluran air atau gotnya, jika masih suka membuang sampah dan limbah rumah tangga di saluran air tersebut, lama-kelamaan juga pasti akan mampet kembali. Masyarakat harus mempunyai kesadaran bahwa saluran air yang dibangun tersebut adalah milik mereka juga dan harus dijaga dengan baik," sambung Kent.
Kent juga meminta kepada Dinas Sumber Daya Air agar secepatnya menyelesaikan pengerjaan saluran air di Jakarta yang masih dalam proses pembangunan, khususnya di wilayah Jakarta Barat. Hal itu mengingat saat ini sudah memasuki musim penghujan, sehingga perlu diwaspadai adanya air kiriman dari daerah-daerah kota penyangga, seperti Depok dan Bogor.
"Saya meminta supaya pengerjaan saluran air di setiap wilayah segera dengan cepat dikerjakan dan diselesaikan, karena sebentar lagi sudah mau memasuki akhir tahun dan biasanya pasti menghadapi curah hujan yang tinggi," pungkasnya.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth menilai penanggulangan banjir tidak cukup hanya dengan melakukan kegiatan pengerukan lumpur di sejumlah kali atau sungai. Akan tetapi permasalahan saluran-saluran air di permukiman padat penduduk juga perlu menjadi perhatian.
"Dalam menanggulangi banjir tidak hanya dengan melakukan pengerukan lumpur semata, tetapi harus memahami permasalahan yang ada di daerah permukiman padat penduduk. Sebab di sana rata-rata tidak mempunyai saluran, dan jika pun ada saluran, sangat tidak memadai dan tidak proporsional," ujar Kenneth dalam keterangannya, Sabtu (2/10/2021).
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau pengerukan di Kali Krukut,Jalan Jenderal Sudirman, Kavling 34-35, Kelurahan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pengerjaan tersebut meliputi pengerukan waduk, pembersihan gorong -gorong, dan pengerukan kali untuk memastikan sedimentasi lumpur bisa berkurang.
Menurut Kent, Anies tidak cukup hanya memperhatikan bagian makro dalam mengatasi permasalahan banjir di Jakarta. Tetapi perlu juga lebih memperhatikan permasalahan banjir di wilayah-wilayah padat penduduk. Sebab, permasalahan saluran-saluran air yang tidak memadai ini dapat memicu banjir.
"Jadi saya harapkan jangan memperhatikan hanya di bagian makro saja, tetapi di bagian mikro juga harus menjadi prioritas. Permukiman padat penduduk harus diperhatikan dan dipikirkan solusinya. Sebenarnya apa sih permasalahan yang selalu mengakibatkan banjir di sana? Jadi kalau permasalahan banjir ini mau selesai, aspek permasalahan seperti ini juga harus diperhatikan," tegas Kent.
Selain itu, Pemprov DKI, Pemprov Jabar, dan Pemprov Banten, perlu duduk bersama dan bekerja sama untuk berkoordinasi dalam mengoperasikan dan mengembangkan program penanggulangan banjir dan sistem infrastruktur di Jakarta.
"Sudah saatnya kita menunjukkan sikap mau bekerja sama, saling menunjukkan keterpaduan, baik antarlintas pemerintahan maupun antarsektoral untuk menghadapi banjir secara bersama-sama. Berbagai komponen harus memiliki tekad dan komitmen yang sama untuk menyelesaikan permasalahan banjir ini," tegas Kent.
Kent menceritakan bahwa setelah menindaklanjuti hasil reses di Jalan R Anggun, RT 09/RW 01, Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, warga mengeluhkan masalah banjir yang puluhan tahun tidak pernah selesai. Sebagai wakil rakyat, Kent pun melakukan kunjungan ke lapangan, dan menemukan banyak saluran air tidak layak.
"Saya temukan banyak saluran air yang kecil dan tidak proporsional serta tidak ada saluran existing, sehingga mengakibatkan air mampet dan tidak bisa mengalir dengan baik. Serta banyak sampah dan limbah rumah tangga di saluran airnya. Bisa dibayangkan bahwa sudah saluran airnya kecil, tidak punya saluran existing yang baik, banyak sampah pula," beber Kepala Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta itu.
Oleh karena itu, Kent meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI untuk membangun saluran air baru yang proporsional dan sesuai dengan kebutuhan di wilayah Jalan R Anggun, supaya permasalahan banjir bisa segera selesai. Kent menemukan bahwa saluran air atau got di permukiman padat penduduk memang rata-rata tidak memadai.
"Seharusnya Gubernur Anies mempunyai program khusus yang konsen akan hal ini. Jadi kita tidak hanya bicara pengerukan lumpur di kali saja, tetapi juga saluran air di permukiman warga juga harus diperhatikan. Kemudian juga harus menggerakkan Lurah dan Camat setempat dalam menggalakkan sosialisasi terhadap masyarakat, supaya tidak membuang sampah sembarangan ke kali dan saluran air lagi," katanya.
"Percuma jika pada akhirnya telah dibuatkan saluran air baru yang bagus dan proporsional, tetapi masyarakat masih tidak mempunyai kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Mau dibuat sebagus dan secanggih apapun saluran air atau gotnya, jika masih suka membuang sampah dan limbah rumah tangga di saluran air tersebut, lama-kelamaan juga pasti akan mampet kembali. Masyarakat harus mempunyai kesadaran bahwa saluran air yang dibangun tersebut adalah milik mereka juga dan harus dijaga dengan baik," sambung Kent.
Kent juga meminta kepada Dinas Sumber Daya Air agar secepatnya menyelesaikan pengerjaan saluran air di Jakarta yang masih dalam proses pembangunan, khususnya di wilayah Jakarta Barat. Hal itu mengingat saat ini sudah memasuki musim penghujan, sehingga perlu diwaspadai adanya air kiriman dari daerah-daerah kota penyangga, seperti Depok dan Bogor.
"Saya meminta supaya pengerjaan saluran air di setiap wilayah segera dengan cepat dikerjakan dan diselesaikan, karena sebentar lagi sudah mau memasuki akhir tahun dan biasanya pasti menghadapi curah hujan yang tinggi," pungkasnya.
(thm)