Antusias Sambut Sekolah Tatap Muka, Warga Jakarta: 2 Tahun Anak-Anak Cuma Mainan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 610 sekolah di wilayah DKI Jakarta bakal menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) mulai Senin (30/8/2021) besok. Sekolah tatap muka tersebut digelar usai status PPKM di Ibu Kota turun menjadi level 3.
Sejumlah warga menyambut positif pembukaan kembali sekolah dan madrasah setelah hampir dua tahun tutup. "Kalau saya sih boleh-boleh saja, bagus juga sih, soalnya udah kelamaan sekolah di rumah. Mereka sudah capek belajar di rumah terus dan kadang tidak mengerti apa yang diajarkan serta orang tua capek, semoga cepat buru-buru sekolah," kata warga Jakarta, Iva Ristia (32) saat ditemui MPI, Minggu (29/08/2021).
Sama halnya dengan Ahmad Riski (16) asal Jakarta Timur yang telah menunggu lama agar sekolah kembali dibuka sehingga dapat berkumpul kembali bersama teman-teman. Menurutnya, sekolah offline berbeda dengan online karena tidak terbatas kuota dan langsung bertemu antara murid dan guru.
Baca juga: Ini 587 Sekolah di Jakarta yang Gelar Pembelajaran Tatap Muka Besok
"Kalau saya baik sih lebih baik begitu. Kalau pun terbatas cuman yang penting sudah bisa mengobati rasa kerinduan untuk segera sekolah offline. Saya sudah sekolah online selama 2 tahun lebih," ucapnya.
Lalu Zubaidah (46) asal Madura ini juga mendukung adanya PTM dan berharap pandemi cepat berlalu.
"Menurut saya sih bagus daripada anak-anak sudah hampir 2 tahun cuma mainan saja, seperti anak saya yang duduk di kelas 4 SD. Saya mendukung sekali adanya PTM kita doakan saja mudah-mudahan semuanya baik-baik dan sehat-sehat serta virusnya tidak mendekat ke sekolahan," katanya.
Ia mengaku sulit menjadi seorang guru sekaligus ibu rumah tangga di rumah. Ia membutuhkan tenaga ekstra dalam mendidik anak di masa pandemi.
Baca juga: Gubernur : Percepatan Vaksinasi Pelajar, Strategi Wujudkan Pembelajaran Tatap Muka
"Ya buat kita si ibu rumah tangga sibuk apalagi kalau anaknya lebih dari dua. Mau gak mau dan harus, demi masa depan anak kalau nggak anak gak bisa belajar. Cuma gitu ya kita harus ekstra tenaga terus dari pulsa juga harus sedia, ada waktu jadi harus ekstra semuanya," katanya.
Ia pun menyebut kasihan kepada anak-anak yang telah dikurung kurang lebih dua tahun lamanya.
"Kasihan kan hampir 2 tahun ini anak-anak cuma main aja, sebenarnya dikurung di rumah juga tidak mau anak-anak itu. Berdasarkan anjuran pemerintahan di rumah aja nggak usah ke mana-mana, mana mau anak-anak," katanya.
Sejumlah warga menyambut positif pembukaan kembali sekolah dan madrasah setelah hampir dua tahun tutup. "Kalau saya sih boleh-boleh saja, bagus juga sih, soalnya udah kelamaan sekolah di rumah. Mereka sudah capek belajar di rumah terus dan kadang tidak mengerti apa yang diajarkan serta orang tua capek, semoga cepat buru-buru sekolah," kata warga Jakarta, Iva Ristia (32) saat ditemui MPI, Minggu (29/08/2021).
Sama halnya dengan Ahmad Riski (16) asal Jakarta Timur yang telah menunggu lama agar sekolah kembali dibuka sehingga dapat berkumpul kembali bersama teman-teman. Menurutnya, sekolah offline berbeda dengan online karena tidak terbatas kuota dan langsung bertemu antara murid dan guru.
Baca juga: Ini 587 Sekolah di Jakarta yang Gelar Pembelajaran Tatap Muka Besok
"Kalau saya baik sih lebih baik begitu. Kalau pun terbatas cuman yang penting sudah bisa mengobati rasa kerinduan untuk segera sekolah offline. Saya sudah sekolah online selama 2 tahun lebih," ucapnya.
Lalu Zubaidah (46) asal Madura ini juga mendukung adanya PTM dan berharap pandemi cepat berlalu.
"Menurut saya sih bagus daripada anak-anak sudah hampir 2 tahun cuma mainan saja, seperti anak saya yang duduk di kelas 4 SD. Saya mendukung sekali adanya PTM kita doakan saja mudah-mudahan semuanya baik-baik dan sehat-sehat serta virusnya tidak mendekat ke sekolahan," katanya.
Ia mengaku sulit menjadi seorang guru sekaligus ibu rumah tangga di rumah. Ia membutuhkan tenaga ekstra dalam mendidik anak di masa pandemi.
Baca juga: Gubernur : Percepatan Vaksinasi Pelajar, Strategi Wujudkan Pembelajaran Tatap Muka
"Ya buat kita si ibu rumah tangga sibuk apalagi kalau anaknya lebih dari dua. Mau gak mau dan harus, demi masa depan anak kalau nggak anak gak bisa belajar. Cuma gitu ya kita harus ekstra tenaga terus dari pulsa juga harus sedia, ada waktu jadi harus ekstra semuanya," katanya.
Ia pun menyebut kasihan kepada anak-anak yang telah dikurung kurang lebih dua tahun lamanya.
"Kasihan kan hampir 2 tahun ini anak-anak cuma main aja, sebenarnya dikurung di rumah juga tidak mau anak-anak itu. Berdasarkan anjuran pemerintahan di rumah aja nggak usah ke mana-mana, mana mau anak-anak," katanya.
(abd)