PPKM Diperpanjang, Ini Suara Hati Sopir Angkot dan Driver Ojol

Senin, 16 Agustus 2021 - 22:21 WIB
loading...
PPKM Diperpanjang, Ini Suara Hati Sopir Angkot dan Driver Ojol
Keputusan pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat PPKM) Level 4 di Jawa-Bali, berpengaruh terhadap pendapatan sopir angkot. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Keputusan pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Jawa-Bali, mendapat reaksi dingin dari sebagian warga. Sebab, kondisi ini membatasi aktivitas dan berdampak pada perekonomian masyarakat kecil, seperti sopir angkot dan driver ojek online.

"Tambah susah jadinya sih. Kadang dapat duit, kadang engga, ya ngga nentu juga. Dalam perjalanan aja sepi banget, sewa ga ada begitu,” kata Azriel Putra Koto (46), seorang sopir angkot, Senin (16/8/2021). (Baca juga; PPKM Level 4 Bersambung hingga 23 Agustus, Pengusaha Hotel-Restoran: Masa Sulit Masih Lanjut )

Menurut warga asal Padang ini, perpanjangan PPKM seharusnya dibarengi dengan pemberian bantuan sosial secara keberlanjutan. Jadi masyarakat dapat menaati aturan PPKM tersebut tanpa kebingungan memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Berikan bantuan sopirlah, ini ga ada bantuan untuk sopir," ucapnya.

Sejak pemberlakuan PPKM, dia menyebut penghasilannya menurun sebesar 50% dan penumpang yang naik angkot pun kian hari semakin berkurang. "Saya keluar dari jam 5 pulang jam 2 atau 3 sore, ngga nentu juga dapet penumpang, kadang 3-4 orang, jarang banget,” katanya.

Hampir senada, kesulitan serupa juga dirasakan,Wawan (32), driver ojek online. Dia mengaku kesulitan mengantarkan barang, ditambah orderan semakin sepi. Kondisi ini membuat dia harus bekerja selama 10 jam setiap harinya. (Baca juga; PPKM Level 4 Diperpanjang, Kunjungan Mal Maksimal 50% dan Makan di Tempat 25% )

"Saya bekerja dari jam 8 pagi sampai 5 sore, kalau PPKM diperpanjang jalan ditutup kadang susah juga sih kadang kalo nganter barang. Muter baliknya jadi jauh banget, terus toko-toko tutup jadi orderan jarang,"paparnya.

Dia menambahkan sebelum PPKM, dapat mengantar hingga 15 paket per harinya. Namun sekarang hanya sekitar 10 paket per hari. "Buat Pemerintah tolong bantu rakyat, kebutuhan makan sehari-hari kita jadi repot juga kalo PPKKM ini," ujarnya.

Sedangkan Bahar (66), penjual Soto Madura sejak tahun 1982 ini juga mengeluhkan keadaan saat ini. Dia mengungkapkan akibat PPKM dagangan selalu tidak habis, padahal sudah berjualan mulai dari jam 10 hingga jam 12 malam.

"Dulu belum begini Rp1,5 juta dapet, sekarang paling Rp600.000-Rp700.000. Aturannya ngga pakai bangku dan suruh bungkus, ya itu orang takut makan, jadi sepinya,"paparnya.

"Tujuan pemerintah baik, tapi kalau begini rakyat susah banget nyari duit. Kalau terus begini bukan mati Corona mati kelaparan," lanjutnya. (Baca juga; Viral Jerit Pilu Sopir Angkot, Netizen Colek Anggota Dewan dan Pejabat )

Lain halnya dengan, Rohim (45). Penjual kacang rebus keliling asal Cirebon yang 5 tahun jualan di sekitar Matraman ini mendukung apa pun kebijakan yang diambil pemerintah. "Harapannya mudah-mudahan cepet selesai lah masalah ini, jangan begini keadaannya, supaya aman enak gitu,"harapnya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1155 seconds (0.1#10.140)