Wanita Emas Sindir Tangisan Anies saat Jakarta Darurat Covid
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menangis. Momen ini terjadi saat Anies membacakan jumlah warga Ibu Kota yang meninggal dunia akibat Covid-19 pada sebuah webinar yang digelar DPW PKS DKI, Minggu (4/7/2021).
Ketua Umum Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas) Hasnaeni atau dikenal Wanita Emas angkat bicara ihwal tangisan Anies. Menurutnya, masyarakat Jakarta saat ini tak butuh tangisan, tapi solusi dari persoalan lonjakan kasus positif Corona. "Rakyat tidak butuh air mata Anies, rakyat butuh penyelesaian karena DKI ini sudah darurat Covid," ujar Hasnaeni dalam keterangannya, Senin (5/7/2021).
Baca juga: Cerita Wanita Emas yang Mengeluh Sulit Dapat Kamar Covid di Jakarta
Tangisan Anies tak menyelesaikan permasalahan. Warga yang telah meninggal dunia tak akan kembali nyawanya. "Habis air matanya satu kontainer tidak bisa menyelesaikan persoalan. Seorang pemimpin tidak boleh menangis, tapi bagaimana menyelesaikan persoalan yang ada di Jakarta, yang dalam keadaan darurat," tuturnya.
Sebagai pemimpin tertinggi di Jakarta, Anies seharusnya bisa memberikan solusi dan implementasi terbaik. Apalagi perkara pandemi bukan baru tahun ini terjadi melainkan sudah sejak awal tahun lalu.
Wanita Emas menyarankan Anies fokus mengatasi persoalan seperti langka dan mahalnya gas oksigen dan obat-obatan di Jakarta. Kemudian sulitnya mendapatkan kamar atau tempat tidur bagi pasien Covid. Upaya menuntaskan persoalan-persoalan tersebut dinilainya lebih baik dibanding sekadar menangis.
Baca juga: Anies ke Pekerja Non-Esensial: Bantu Kami untuk Lindungi Kamu
"Oksigen sudah langka lagi. Mau cari oksigen saja sudah nggak ada. Kemarin saya dihubungi teman-teman media, nggak ada oksigen. Semua teman-teman saya cari oksigen, semua orang bingung cari oksigen. Pikirkan dong solusinya bagaimana Jakarta ini menjadi selesai pandeminya, nggak dalam kondisi darurat," ujar Hasnaeni.
"Mahal, langka mau beli tidak ada barang, obat avigan itu. Sampai hari ini anak saya kena Covid, klaster keluarga. Gara-gara susahnya kamar atau tempat tidur pasien Covid akhirnya saya membuat IGD sendiri di rumah, di kamar," tambahnya.
Ketua Umum Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas) Hasnaeni atau dikenal Wanita Emas angkat bicara ihwal tangisan Anies. Menurutnya, masyarakat Jakarta saat ini tak butuh tangisan, tapi solusi dari persoalan lonjakan kasus positif Corona. "Rakyat tidak butuh air mata Anies, rakyat butuh penyelesaian karena DKI ini sudah darurat Covid," ujar Hasnaeni dalam keterangannya, Senin (5/7/2021).
Baca juga: Cerita Wanita Emas yang Mengeluh Sulit Dapat Kamar Covid di Jakarta
Tangisan Anies tak menyelesaikan permasalahan. Warga yang telah meninggal dunia tak akan kembali nyawanya. "Habis air matanya satu kontainer tidak bisa menyelesaikan persoalan. Seorang pemimpin tidak boleh menangis, tapi bagaimana menyelesaikan persoalan yang ada di Jakarta, yang dalam keadaan darurat," tuturnya.
Sebagai pemimpin tertinggi di Jakarta, Anies seharusnya bisa memberikan solusi dan implementasi terbaik. Apalagi perkara pandemi bukan baru tahun ini terjadi melainkan sudah sejak awal tahun lalu.
Wanita Emas menyarankan Anies fokus mengatasi persoalan seperti langka dan mahalnya gas oksigen dan obat-obatan di Jakarta. Kemudian sulitnya mendapatkan kamar atau tempat tidur bagi pasien Covid. Upaya menuntaskan persoalan-persoalan tersebut dinilainya lebih baik dibanding sekadar menangis.
Baca juga: Anies ke Pekerja Non-Esensial: Bantu Kami untuk Lindungi Kamu
"Oksigen sudah langka lagi. Mau cari oksigen saja sudah nggak ada. Kemarin saya dihubungi teman-teman media, nggak ada oksigen. Semua teman-teman saya cari oksigen, semua orang bingung cari oksigen. Pikirkan dong solusinya bagaimana Jakarta ini menjadi selesai pandeminya, nggak dalam kondisi darurat," ujar Hasnaeni.
"Mahal, langka mau beli tidak ada barang, obat avigan itu. Sampai hari ini anak saya kena Covid, klaster keluarga. Gara-gara susahnya kamar atau tempat tidur pasien Covid akhirnya saya membuat IGD sendiri di rumah, di kamar," tambahnya.
(jon)