Klaster Mudik Masih Tinggi, Waspadai Varian Delta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta , Dwi Oktavia memaparkan perkembangan jumlah klaster di Jakarta. Untuk klaster mudik, 21 Mei - 17 Juni, terdapat sebanyak 1.172 klaster dengan total 2.458 kasus positif COVID-19 .
Untuk klaster perkantoran seminggu terakhir mengalami kenaikan dari 64 kasus menjadi 227 kasus positif. “Kami juga menyarankan warga mengurangi mobilitas, keluar rumah jika benar-benar penting, untuk sama-sama mencegah kenaikan kasus ke depannya,” kata Dwi di Jakarta, Kamis (17/6/2021). (Baca juga; Covid-19 Kian Mengganas, Anak-anak Jangan Keluar Rumah Dulu )
Dwi juga mengimbau seluruh masyarakat tetap waspada terhadap mutasi virus baru yang lebih mudah menular dan menimbulkan gejala yang lebih berat. DKI Jakarta secara aktif melakukan pemeriksaan sampel Whole Genome Sequencing / WGS, yang mana Dinkes DKI Jakarta sudah mengirim 980 total keseluruhan sampel terduga mutasi virus.
Dari jumlah tersebut, 289 dinyatakan bukan merupakan Variant of Concern (VoC), 33 merupakan VoC, 438 masih menunggu hasil, 216 dinyatakan negatif COVID-19, 3 hasil WGS tidak dapat dianalisa, dan 1 invalid. (Baca juga; Covid-19 Makin Ganas, Jutaan Angkatan Kerja Baru Terancam Tidak Terserap )
“Kami sudah menerima data 33 VoC dari Kemenkes. Dari data tersebut, kami identifikasi bahwa 25 kasus berasal dari orang yang habis perjalanan luar negeri, 3 kasus transmisi lokal di luar Jakarta karena bukan domisili Jakarta hanya saja melakukan pemeriksaan di Jakarta. Lalu, ada 5 kasus yang transmisi lokal di Jakarta dan kelimanya varian Delta. Adapun rincian 33 VoC tersebut, yakni 12 varian Alpha (B.117), 3 varian Beta (B.1.351), 18 varian Delta (B.1617.2),” terangnya.
“Pada setiap bertemu VoC, kami langsung mengidentifikasi kasus impor atau transmisi lokal. Jika transmisi lokal, maka kami lakukan tracing masif di komunitas dan tempat kerja,” sambungnya.
Untuk klaster perkantoran seminggu terakhir mengalami kenaikan dari 64 kasus menjadi 227 kasus positif. “Kami juga menyarankan warga mengurangi mobilitas, keluar rumah jika benar-benar penting, untuk sama-sama mencegah kenaikan kasus ke depannya,” kata Dwi di Jakarta, Kamis (17/6/2021). (Baca juga; Covid-19 Kian Mengganas, Anak-anak Jangan Keluar Rumah Dulu )
Dwi juga mengimbau seluruh masyarakat tetap waspada terhadap mutasi virus baru yang lebih mudah menular dan menimbulkan gejala yang lebih berat. DKI Jakarta secara aktif melakukan pemeriksaan sampel Whole Genome Sequencing / WGS, yang mana Dinkes DKI Jakarta sudah mengirim 980 total keseluruhan sampel terduga mutasi virus.
Dari jumlah tersebut, 289 dinyatakan bukan merupakan Variant of Concern (VoC), 33 merupakan VoC, 438 masih menunggu hasil, 216 dinyatakan negatif COVID-19, 3 hasil WGS tidak dapat dianalisa, dan 1 invalid. (Baca juga; Covid-19 Makin Ganas, Jutaan Angkatan Kerja Baru Terancam Tidak Terserap )
“Kami sudah menerima data 33 VoC dari Kemenkes. Dari data tersebut, kami identifikasi bahwa 25 kasus berasal dari orang yang habis perjalanan luar negeri, 3 kasus transmisi lokal di luar Jakarta karena bukan domisili Jakarta hanya saja melakukan pemeriksaan di Jakarta. Lalu, ada 5 kasus yang transmisi lokal di Jakarta dan kelimanya varian Delta. Adapun rincian 33 VoC tersebut, yakni 12 varian Alpha (B.117), 3 varian Beta (B.1.351), 18 varian Delta (B.1617.2),” terangnya.
“Pada setiap bertemu VoC, kami langsung mengidentifikasi kasus impor atau transmisi lokal. Jika transmisi lokal, maka kami lakukan tracing masif di komunitas dan tempat kerja,” sambungnya.
(wib)