Kadinkes DKI Sebut Dua Varian COVID-19 Lebih Mematikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta , Widyastuti mengatakan, ada dua hal baru yang mengkhawatirkan, yakni varian baru mutasi COVID-19 yang berasal dari luar negeri. Penyebaran transmisi virus ini sudah ada di Jakarta.
Widyastuti memaparkan, ada beberapa varian yang harus diwaspadai, terutama varian Delta B1617.2 yang sudah bertransmisi di Jakarta. “Varian baru ini cukup merepotkan karena mereka memiliki kemampuan tersendiri untuk menginfeksi,” katanya, Selasa (15/6/2021). (Baca juga; Waspada! Virus Covid-19 Varian Delta Bermutasi Bentuk Varian Delta Plus )
Dia mencontoh varian Delta B1617.2 mudah menyebar dan varian Beta B1351 mudah membuat gejala menjadi berat atau lebih mematikan. “Meskipun menurut penelitian terakhir, seluruh varian masih dapat diantisipasi dengan vaksin, tetapi ini benar-benar harus kita waspadai bersama,” urainya.
Melihat Jakarta yang memasuki fase krusial dan mencegah agar tak masuk fase genting, Widyastuti memastikan, seluruh jajaran Pemprov DKI kini tengah bekerja menyiapkan antisipasi jangka pendek terlebih dahulu dengan menambah semaksimal mungkin kapasitas keterisian tempat tidur isolasi atau Bed Occupancy Rate (BOR).
Sebab, seperti diketahui, ada peningkatan keterisian pasien COVID-19, per tanggal 31 Mei 2021 kapasitas tempat tidur isolasi di Jakarta sebesar 6.621 dan terpakai 2.176 atau 33% dan ICU sebesar 1.014 dan terpakai 362 atau 36%. (Baca juga; Kasus Aktif Covid-19 Naik,DKI Perpanjang PPKM Mikro hingga 28 Juni 2021 )
“BOR kita juga naik signifikan per tanggal 14 Juni kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.341 terisi 5.752 atau sudah menyentuh 78% hanya dalam 2 minggu dan ICU sebesar 1.086 terisi 773 atau 71%. Dari 78% keterisian tempat tidur tersebut 25 persennya merupakan warga luar DKI Jakarta dan komitmen kami tetap untuk tak membeda-bedakan pelayanan, tetapi ini menjadi peringatan bahwa virusnya tak mengenal batas wilayah,” terang Widyastuti.
Dia meminta semua pihak mengantisipasi dengan terus naiknya jumlah BOR. Pemprov DKI Jakarta juga telah menggandeng berbagai pihak dan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk menambah BOR. “Kami berencana menambah fasilitas isolasi mandiri bekerja sama dengan pusat dengan BNPB, seperti Rusun Nagrak Cilincing, Wisma PMII, dan Wisma Ragunan yang nantinya akan digunakan sebagai fasilitas tambahan bila Wisma atlet mengalami lonjakan orang yang harus ditangani,” sambung Widyastuti.
Selain penambahan kapasitas BOR, menurut Widyastuti, Pemprov DKI Jakarta juga tengah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menambah tracer (petugas yang akan melakukan pelacakan) di mana para tracer inilah yang nantinya memegang peran penting untuk melakukan deteksi dini. "Sehingga, pengendalian dapat dilakukan dengan baik," tutupnya.
Widyastuti memaparkan, ada beberapa varian yang harus diwaspadai, terutama varian Delta B1617.2 yang sudah bertransmisi di Jakarta. “Varian baru ini cukup merepotkan karena mereka memiliki kemampuan tersendiri untuk menginfeksi,” katanya, Selasa (15/6/2021). (Baca juga; Waspada! Virus Covid-19 Varian Delta Bermutasi Bentuk Varian Delta Plus )
Dia mencontoh varian Delta B1617.2 mudah menyebar dan varian Beta B1351 mudah membuat gejala menjadi berat atau lebih mematikan. “Meskipun menurut penelitian terakhir, seluruh varian masih dapat diantisipasi dengan vaksin, tetapi ini benar-benar harus kita waspadai bersama,” urainya.
Melihat Jakarta yang memasuki fase krusial dan mencegah agar tak masuk fase genting, Widyastuti memastikan, seluruh jajaran Pemprov DKI kini tengah bekerja menyiapkan antisipasi jangka pendek terlebih dahulu dengan menambah semaksimal mungkin kapasitas keterisian tempat tidur isolasi atau Bed Occupancy Rate (BOR).
Sebab, seperti diketahui, ada peningkatan keterisian pasien COVID-19, per tanggal 31 Mei 2021 kapasitas tempat tidur isolasi di Jakarta sebesar 6.621 dan terpakai 2.176 atau 33% dan ICU sebesar 1.014 dan terpakai 362 atau 36%. (Baca juga; Kasus Aktif Covid-19 Naik,DKI Perpanjang PPKM Mikro hingga 28 Juni 2021 )
“BOR kita juga naik signifikan per tanggal 14 Juni kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.341 terisi 5.752 atau sudah menyentuh 78% hanya dalam 2 minggu dan ICU sebesar 1.086 terisi 773 atau 71%. Dari 78% keterisian tempat tidur tersebut 25 persennya merupakan warga luar DKI Jakarta dan komitmen kami tetap untuk tak membeda-bedakan pelayanan, tetapi ini menjadi peringatan bahwa virusnya tak mengenal batas wilayah,” terang Widyastuti.
Dia meminta semua pihak mengantisipasi dengan terus naiknya jumlah BOR. Pemprov DKI Jakarta juga telah menggandeng berbagai pihak dan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk menambah BOR. “Kami berencana menambah fasilitas isolasi mandiri bekerja sama dengan pusat dengan BNPB, seperti Rusun Nagrak Cilincing, Wisma PMII, dan Wisma Ragunan yang nantinya akan digunakan sebagai fasilitas tambahan bila Wisma atlet mengalami lonjakan orang yang harus ditangani,” sambung Widyastuti.
Selain penambahan kapasitas BOR, menurut Widyastuti, Pemprov DKI Jakarta juga tengah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menambah tracer (petugas yang akan melakukan pelacakan) di mana para tracer inilah yang nantinya memegang peran penting untuk melakukan deteksi dini. "Sehingga, pengendalian dapat dilakukan dengan baik," tutupnya.
(wib)