Usai Panen Bersama di Sumedang, Anies Ziarah ke Makam Cut Nyak Dien

Sabtu, 12 Juni 2021 - 10:25 WIB
loading...
Usai Panen Bersama di...
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berziarah ke makam Cut Nyak Dien di Kampung Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan, Jawa Barat.Foto/Istimewa/IG @aniesbaswedan
A A A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan ziarah ke makam Cut Nyak Dien di Kampung Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan, Jawa Barat. Anies berada di kota yang terkenal dengan Tahu Sumedang tersebut dalam rangka Panen Bersama Provinsi DKI Jakarta dengan Kabupaten Sumedang .

Dalam unggahannya diakun Instagram @aniesbaswedan, Anies membagikan sejumlah momen foto saat berziarah dan berdoa di makam salah satu pahlawan tersebut. Dalam captionnya Anies menulis,"Sesudah beberapa waktu lalu menonton Tjoet Nja' Dhien bersama keluarga, dan begitu tahu ada agenda kerja sama di Sumedang, langsung berniat sekaligus menyempatkan ziarah ke makamnya,".

Makam Cut Nyak Dien berada di Kampung Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan, tak jauh dari alun-alun Sumedang. Anies juga menulis sajak yang berada di makam Cut Nyak Dien,"Karena djihadmu perdjuangan, Atjeh beroleh kemenangan,Dari Belanda kembali ke tangan, Rakjat sendiri kegirangan. Itulah sebab sebagai kenangan, Kami teringat terangan-angan, Akan budiman pahlawan djundjungan, Pahlawan wanita berdjiwa kajangan."

Itulah sajak yang terukir di Makam Cut Nyak Dien di Sumedang. Pahlawan asal Tanah Rencong itu sangat dihormati warga Sumedang, daerah tempat Cut Nyak Dien diasingkan seusai ditangkap tentara Belanda.

Anies juga bercerita di film Tjoet Nja’ Dhien kita mengagumi cerita perjuangannya di Aceh. Hingga akhirnya pada 1906, Cut Nyak Dien ditangkap Belanda, diasingkan ke Sumedang karena takut akan terus mengobarkan semangat perlawanan rakyat Aceh.

Walau diasingkan ke Sumedang semangatnya untuk terus berjuang tidak padam, Cut Nyak Dien berjuang lewat jalan dakwah. Cut Nyak Dien menghabiskan dua tahun terakhir hidupnya di pengasingan dengan mengajar penduduk sekitar mengaji Alquran dan bahasa Arab. Penduduk Sumedang lebih mengenal Cut Nyak Dien dengan panggilan penghormatan: Ibu Prabu atau kadang disebut juga ibu suci.

Hingga wafatnya pada 6 November 1908, penduduk Sumedang tidak tahu kalau ia seorang pejuang. Makam Cut Nyak Dien baru ditemukan kembali pada tahun 1959 berkat pencarian oleh Gubernur Aceh, Ali Hasmy, berdasarkan data yang ditemukan di Belanda.

Perjuangan Cut Nyak Dien di tanah Sumedang memang singkat, tapi semangatnya tetap abadi digelorakan warga Sumedang hingga hari ini.
(hab)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1614 seconds (0.1#10.140)