Teknologi Modifikasi Cuaca Antisipasi Potensi Bencana Banjir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka mengantisipasi potensi dampak bencana banjir akibat cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek, BMKG berperan aktif bersama BPPT, BNPB, TNI AU, Pemprov DKI Jakarta, BPBD DKI, dan instansi terkait lainnya dalam kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Kegiatan itu sudah mulai dilakukan pada 21 Februari 2021.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, kegiatan posko TMC dilakukan terpusat di Bandara Halim Perdana Kusuma. "Tim personel BMKG yang terlibat langsung dalam kegiatan posko tersebut bertugas memberikan informasi kondisi cuaca terupdate setiap saat yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penyemaian awan," ujar Dwikorita, Rabu (24/2/2021).
Baca juga: Potensi Bibit Siklon Tropis, Waspadai Cuaca Ekstrem di Jabodetabek
Kegiatan TMC dilakukan dengan cara melakukan penyemaian garam pada sel-sel awan hujan yang berada di atas Laut Jawa dan Selat Sunda sehingga diharapkan proses kondensasi dapat berlangsung lebih cepat sehingga hujan dapat turun di Laut Jawa dan Selat Sunda sebelum masuk ke daratan.
"Masyarakat diimbau tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," tuturnya.
Baca juga: BMKG: 95,91% Wilayah Indonesia Memasuki Musim Penghujan
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, kegiatan posko TMC dilakukan terpusat di Bandara Halim Perdana Kusuma. "Tim personel BMKG yang terlibat langsung dalam kegiatan posko tersebut bertugas memberikan informasi kondisi cuaca terupdate setiap saat yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penyemaian awan," ujar Dwikorita, Rabu (24/2/2021).
Baca juga: Potensi Bibit Siklon Tropis, Waspadai Cuaca Ekstrem di Jabodetabek
Kegiatan TMC dilakukan dengan cara melakukan penyemaian garam pada sel-sel awan hujan yang berada di atas Laut Jawa dan Selat Sunda sehingga diharapkan proses kondensasi dapat berlangsung lebih cepat sehingga hujan dapat turun di Laut Jawa dan Selat Sunda sebelum masuk ke daratan.
"Masyarakat diimbau tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," tuturnya.
Baca juga: BMKG: 95,91% Wilayah Indonesia Memasuki Musim Penghujan
(jon)