Raffi Ahmad Diduga Langgar Prokes, Ini Kata Pengamat Sosial UI
loading...
A
A
A
DEPOK - Artis Raffi Ahmad masuk dalam jajaran nama pertama yang divaksin bersama Presiden Joko Widodo pada Rabu (13/1/2021). Pada hari yang sama, Raffi diketahui hadir dalam sebuah acara yang digelar pengusaha Ricardo Gelael .
Hal itu diketahui dari unggahan yang dibagikan di sejumlah akun Instagram. Dalam unggahan tersebut ada sejumlah nama selain Raffi. Yaitu Fachri Albar, Anya Geraldine hingga Ahok. Unggahan tersebut pun banjir komentar warganet.
Menanggapi hal itu, pengamat sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati menilai hal itu tidaklah tepat dilakukan. Tiap individu saat ini sangat dianjurkan tetap menjaga prokes yang berlaku.
“Dugaan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan seusai vaksin, menjadi aktualisasi kepercayaan diri yang tinggi terhadap vaksin, dan hal ini tentu saja tidak tepat dilakukan,” kata Devie kepada wartawan, Jumat (15/1/2021).
Devi menegaskan untuk saat ini menjaga prokes diimbau menjadi sebuah budaya yang menetap dalam perilaku sehari-hari. Karena saat ini itu adalah kunci memutus mata rantai penyebaran Covid-19. “Protokol kesehatan seyogyanya menjadi sebuah budaya yang menetap dalam perilaku keseharian di saat dan setelah pandemi,” tegasnya.
Jika menilik situasi saat ini maka potensi gangguan kesehatan sangat berpeluang terjadi pada tiap individu. Oleh karenanya sangat haru dipahami bahwa menjaga prokes adalah hal utama. “Berkaca dari pandemi covid sendiri, yang memiliki berbagai varian sebagaimana yang terjadi di Inggris misalnya, ini mengingatkan kita bahwa gangguan kesehatan berpeluang untuk terus mengintai umat manusia di seluruh dunia,” ucapnya.
Hal itu diketahui dari unggahan yang dibagikan di sejumlah akun Instagram. Dalam unggahan tersebut ada sejumlah nama selain Raffi. Yaitu Fachri Albar, Anya Geraldine hingga Ahok. Unggahan tersebut pun banjir komentar warganet.
Menanggapi hal itu, pengamat sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati menilai hal itu tidaklah tepat dilakukan. Tiap individu saat ini sangat dianjurkan tetap menjaga prokes yang berlaku.
“Dugaan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan seusai vaksin, menjadi aktualisasi kepercayaan diri yang tinggi terhadap vaksin, dan hal ini tentu saja tidak tepat dilakukan,” kata Devie kepada wartawan, Jumat (15/1/2021).
Devi menegaskan untuk saat ini menjaga prokes diimbau menjadi sebuah budaya yang menetap dalam perilaku sehari-hari. Karena saat ini itu adalah kunci memutus mata rantai penyebaran Covid-19. “Protokol kesehatan seyogyanya menjadi sebuah budaya yang menetap dalam perilaku keseharian di saat dan setelah pandemi,” tegasnya.
Jika menilik situasi saat ini maka potensi gangguan kesehatan sangat berpeluang terjadi pada tiap individu. Oleh karenanya sangat haru dipahami bahwa menjaga prokes adalah hal utama. “Berkaca dari pandemi covid sendiri, yang memiliki berbagai varian sebagaimana yang terjadi di Inggris misalnya, ini mengingatkan kita bahwa gangguan kesehatan berpeluang untuk terus mengintai umat manusia di seluruh dunia,” ucapnya.
(hab)