Begini Pengakuan Blak-blakan Pelaku Prostitusi Apartemen di Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Praktik prostusi online di Jakarta sejak pandemi Covid-19 banyak yang beralih tempat ke apartemen . Alasannya, selain minim pengawasan harga sewa kamar apartemen jug alebih murah dibandingkan hotel.
Baca Juga: Istana Thailand Rilis Foto Raja dan Selir Cantiknya Menyapu Lantai Penjara
Salah satu pelaku prostitusi online mengaku sengaja memilih apertemen karena lokasinya yang lebih aman dari razia petugas dan mudah mencari pelanggan. (Baca juga: 3 M Bikin Prostitusi Marak di Apartemen Jakarta)
Dea begitu dia dipanggil, mengaku telah menggeluti profesi sebagai penjaja seks online sejak satu tahun belakangan ini. Sebelumnya dia bekerja di salah satu spa di bilangan Jakarta Selatan.
Sejak pandemi Covid-19 dia bersolo karier dengan menjajakkan diri di aplikasi online. “Sudah hampir satu tahun saya begini,” kata wanita asal Cianjur, Jawa Barat, Rabu (13/1/2021).
Baca Juga: Balas Perselingkuhan Ronaldo, Georgina Biarkan Pria Lain Menjamahnya
Wanita berusia 23 tahun ini menjajakan dirinya melalui sebuah aplikasi chating michat. Dia memasang photonya dan memberikan kode open di statusnya. Dengan kata-kata tersebut maka para pria hidung belang sudah mengetahuinya, Dea membuka sebuah unit apartemen tipe studio di bilangan Jakarta Timur.
“Awalnya saya sewa harian, tapi sekarang sewanya bulanan,” tegasnya. (Baca juga: Tersangka Prostitusi Apartemen Green Pramuka Tawarkan Jasa Seks lewat Aplikasi MiChat)
Bila sewa harian dia harus mengeluarkan uang sebanyak Rp350 ribu, sementara untuk sewa bulanan cukup merogoh kocek Rp3,5 juta.
Pendapatannya setelah bersolo karier juga lumayan. Bila sebelumnya dia bekerja di sebuah spa hanya berpenghasilan sekitar Rp6 juta per bulan, maka saat ini dia bisa mendapatkan penghasilan Rp10-12 juta per bulan dengan tarif Rp500 ribu untuk short time dan Rp1,2 juta long time.
Sehari dia bisa melayani sekitar dua sampai tiga pria hidung belang, tetapi ada juga yang sudah menjadi pelanggan tetapnya. (Baca juga: Kasus Prostitusi di Apartemen Green Pramuka, Polisi Tetapkan 8 Orang Jadi Tersangka)
Dea juga tidak tahu berapa lama dia akan berprofesi sebagai wanita penjaja seks online. Dia tidak mau berandai-andai kapan berhenti menjalani profesi ini. Namun dia tidak akan selamanya menjalani profesi haram tersebut.
Dia sadar profesi yang digelutinya saat ini memang tidak baik. Tapi wanita lulusan SMA di sebuah sekolah swasta di Cianjur ini mengaku sangat senang dengan profesinya ini.
Baca Juga: Turki Menghukum Ustad Selebriti Harun Yahya 1.075 Tahun Penjara
“Karena semua kebutuhan saya terpenuhi. Saya juga bisa mengeluarkan uang ke kampung,” ujar anak kedua dari empat bersaudara ini.
Dea tidak sendiri yang berprofesi seperti ini karena ada beberapa temannya yang juga melakukan pekerjaan yang sama. “Saya juga juga begini karena ikutan teman, dia duluan yang begini,” tukasnya.
Lihat Juga: Kisah Bripka Poppy Puspasari, Polwan Cantik Menyamar Jadi PSK demi Bongkar Sindikat Perdagangan Orang
Baca Juga: Istana Thailand Rilis Foto Raja dan Selir Cantiknya Menyapu Lantai Penjara
Salah satu pelaku prostitusi online mengaku sengaja memilih apertemen karena lokasinya yang lebih aman dari razia petugas dan mudah mencari pelanggan. (Baca juga: 3 M Bikin Prostitusi Marak di Apartemen Jakarta)
Dea begitu dia dipanggil, mengaku telah menggeluti profesi sebagai penjaja seks online sejak satu tahun belakangan ini. Sebelumnya dia bekerja di salah satu spa di bilangan Jakarta Selatan.
Sejak pandemi Covid-19 dia bersolo karier dengan menjajakkan diri di aplikasi online. “Sudah hampir satu tahun saya begini,” kata wanita asal Cianjur, Jawa Barat, Rabu (13/1/2021).
Baca Juga: Balas Perselingkuhan Ronaldo, Georgina Biarkan Pria Lain Menjamahnya
Wanita berusia 23 tahun ini menjajakan dirinya melalui sebuah aplikasi chating michat. Dia memasang photonya dan memberikan kode open di statusnya. Dengan kata-kata tersebut maka para pria hidung belang sudah mengetahuinya, Dea membuka sebuah unit apartemen tipe studio di bilangan Jakarta Timur.
“Awalnya saya sewa harian, tapi sekarang sewanya bulanan,” tegasnya. (Baca juga: Tersangka Prostitusi Apartemen Green Pramuka Tawarkan Jasa Seks lewat Aplikasi MiChat)
Bila sewa harian dia harus mengeluarkan uang sebanyak Rp350 ribu, sementara untuk sewa bulanan cukup merogoh kocek Rp3,5 juta.
Pendapatannya setelah bersolo karier juga lumayan. Bila sebelumnya dia bekerja di sebuah spa hanya berpenghasilan sekitar Rp6 juta per bulan, maka saat ini dia bisa mendapatkan penghasilan Rp10-12 juta per bulan dengan tarif Rp500 ribu untuk short time dan Rp1,2 juta long time.
Sehari dia bisa melayani sekitar dua sampai tiga pria hidung belang, tetapi ada juga yang sudah menjadi pelanggan tetapnya. (Baca juga: Kasus Prostitusi di Apartemen Green Pramuka, Polisi Tetapkan 8 Orang Jadi Tersangka)
Dea juga tidak tahu berapa lama dia akan berprofesi sebagai wanita penjaja seks online. Dia tidak mau berandai-andai kapan berhenti menjalani profesi ini. Namun dia tidak akan selamanya menjalani profesi haram tersebut.
Dia sadar profesi yang digelutinya saat ini memang tidak baik. Tapi wanita lulusan SMA di sebuah sekolah swasta di Cianjur ini mengaku sangat senang dengan profesinya ini.
Baca Juga: Turki Menghukum Ustad Selebriti Harun Yahya 1.075 Tahun Penjara
“Karena semua kebutuhan saya terpenuhi. Saya juga bisa mengeluarkan uang ke kampung,” ujar anak kedua dari empat bersaudara ini.
Dea tidak sendiri yang berprofesi seperti ini karena ada beberapa temannya yang juga melakukan pekerjaan yang sama. “Saya juga juga begini karena ikutan teman, dia duluan yang begini,” tukasnya.
Lihat Juga: Kisah Bripka Poppy Puspasari, Polwan Cantik Menyamar Jadi PSK demi Bongkar Sindikat Perdagangan Orang
(thm)