Anak Buruh Tani Asal Bekasi Sukses Raih Gelar Doktor di UNJ

Minggu, 22 November 2020 - 04:55 WIB
loading...
Anak Buruh Tani Asal...
Rasminto bersama Bapak, Ibu, Nenek dan Kakek dari Ibu. Foto/Dok Pribadi
A A A
JAKARTA - Pendidikan merupakan hak setiap orang. Namun dalam kehidupan ini, tak sedikit anak bangsa yang tak mampu menuntaskan cita-citanya untuk menyelesaikan pendidikan. Bahkan ada yang tak sempat mengenyam pendidikan formal sejak kecil hingga dewasa. Faktornya beragam, bisa karena memang tidak minat untuk sekolah, atau ada pula yang punya semangat belajar namun tak mampu melanjutkan studi karena tak ada biaya.

Tak mau terjerembab dalam jurang kebodohan yang kerap kali berujung kemiskinan karena tak mampu mengeyam pendidikan, Rasminto seorang anak buruh tani asal Kampung Pulosirih, Desa Sukajadi, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi pun bertekad keras untuk mengejar cita-cita menyelesaikan pendidikannya. Putra sulung Bapak Nadah dan Ibu Sulastri ini pun kini berhasil menambah daftar panjang inspirasi anak kurang mampu yang berhasil sekolah setinggi-tingginya sampai meraih gelar doktor di bidang kependudukan dan lingkungan hidup.

Kuliah sambil bekerja hingga gagal dapat beasiswa
Meskipun orang tua hanya buruh tani yang menggarap sawah milik orang lain, tahun 2005 Rasminto memberanikan diri untuk melanjutkan pendidikan dengan masuk ke Program Studi Pendidikan Geografi di Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Mengingat orang tua secara ekonomi dengan keterbatasan untuk mendukung biaya perkuliahan, Rasminto sibuk bekerja untuk menopang kebutuhan hidup dan biaya kuliahnya dan juga aktif berorganisasi untuk mengasah kepeduliaan terhadap kondisi sosial masyarakat. Mulai dari menjadi tutor, staf marketing di salah satu lembaga bimbingan belajar di Jakarta, mengajar di SMA 68 & SMA Budi Agung Jakarta, hingga aktif menjadi asisten peneliti di Program Studi Geografi UNJ.

Dengan segala keterbatasan biaya mapun bimbingan mengingat belum ada anggota keluarga yang pernah mengenyam bangku kuliah, Rasminto pun berhasil lulus tahun 2009 berkat bantuan nenek yang juga sangat mendukung semangatnya.

Tak cepat puas, tahun 2011, Rasminto pun memberanikan diri ikut seleksi masuk program Pascasarjana di Program Studi Kependudukan & Lingkungan Hidup (PKLH) Pascasarjana UNJ. Di tahun tersebut, Rasminto juga berkesempatan mendapatkan program beasiswa, hanya saja kesempatan itu urung Ia dapatkan karena terkendala syarat administrasi.

Tak patah arang, Rasminto yang sudah biasa bekerja sejak masih muda tetap bertekad melanjutkan kuliahnya meski tanpa program beasiswa. Lagi-lagi pilihannya pun bekerja, di masa-masa ini berbagai pekerjaan dilakoni antara lain menjadi pengajar di STKIP Pancasakti Bekasi, hingga menjadi konsultan pendidikan di NGO Save The Children (USA).

Berkat upaya kerasnya, Ia pun berhasil meraih gelar Magister Pendidikan di tahun 2013 dan berhasil meraih predikat cumlaude dengan indeks prestasi 3.77.

Berhasil meraih gelar doktor kependudukan dan lingkungan hidup. ( )
Setelah berhasil meraih gelar magister, Ia pun masih tak merasa puas, tahun 2015 Ia pun melanjutkan kuliahnya di S3 PKLH Pascasarjana UNJ. "Lulus S2, saya justru merasa dahaga belajar. Karena itu, saya pun berupaya melanjutkan studi di program studi yang sama. Niatnya agar pendidikan saya mendekati paripurna dan bisa membanggakan keluarga,” tutur Rasminto kepada SINDOnews, Sabtu 21 November 2020.

Program doktor ini dilalui Rasminto dengan cukup berat, dia yang sempat pesimis dengan beasiswa di fase ini kembali menjalani kuliahnya dengan biaya mandiri. "Pendidikan saya tempuh sambil mengajar sebagai dosen di FKIP Unisma Bekasi dan menjadi konsultan di beberapa lembaga swasta maupun pemerintahan,” terang Rasminto.

Tantangan dalam menyelesaikan S3 juga tak kalah banyaknya. Menikah dan mengurus keluarga, semakin banyaknya pekerjaan serta berbagai kewajiban di organisasi sosial adalah tantangan tersendiri.

Dengan berbagai rintangan yang dihadapi, di bulan Agustus tahun 2020 bulan lahirnya, pria yang kini berusia 34 tahun 2 bulan ini aktif kemudian berhasil menyelesaikan kewajibannya sebagai mahasiswa dan berhasil mempertahankan disertasinya dihadapan para penguji dalam sidang terbuka pada 21 Agustus 2020. Hanya saja, karena masih dalam kondisi Pandemi, sidang terbukanya pun harus digelar secara virtual.

"Semua virtual, tapi tidak masalah yang terpenting esensi sidang terbukanya dapat dan tetap bisa disaksikan oleh keluarga, teman dan kolega," kata dia. ( )

Hari ini, wisudanya pun harus dijalani dengan virtual. Rasminto serta wisudawan lain pada sidang terbuka wisuda semester 112 UNJ yang sudah menyelesaikan studinya telah membuktikan bahwa Pandemi dan keterbatasan apapun bisa dilewarlti selama niat dan tekad semangat untuk belajar itu kuat.
(mhd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1857 seconds (0.1#10.140)