Horor Macet, Stop Ratusan Km Berhari-hari, Salah Satunya di Brebes 2016

Minggu, 20 September 2020 - 06:30 WIB
loading...
Horor Macet, Stop Ratusan Km Berhari-hari, Salah Satunya di Brebes 2016
Hampir semua orang akan merasa kesal dan bosan saat menghadapi kemacetan. Berbagai faktor bisa menjadi penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas. Ilustrasi/SINDOnews/Titus Jefika Heri Hendarmawan
A A A
KEMACETAN lalu lintas sudah menjadi bagian dari masyarakat perkotaan. Hampir semua orang akan merasa kesal dan bosan saat menghadapi kemacetan. Berbagai faktor bisa menjadi penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas. (Baca juga: DKI Jakarta Masuk 10 Besar Kota Termacet se-Asia Tenggara, Kerugian Capai Rp65 Triliun)

Berikut insiden kemacetan terparah sepanjang sejarah dunia. (Baca juga: Membelah Bumi untuk Transportasi, Inilah 10 Jaringan Jalan Terbesar di Dunia)

1. Brebes, Indonesia (Juli 2016)
Horor Macet, Stop Ratusan Km Berhari-hari, Salah Satunya di Brebes 2016

Kemacetan arus balik mudik di persimpangan Brexit (Brebes Exit) Jawa Tengah pada 4 Juli 2016 memakan 12 korban jiwa. Sebagian korban meninggal akibat serangan jantung dan kelelahan akibat cuaca panas yang ekstrem. Bayangkan saja, kemacetan sejauh 20 kilometer di Brexit berlangsung selama tiga hari berturut-turut. (Baca juga: Ini Penyebab Kemacetan Parah Saat Arus Mudik 2016)

2. Sao Paulo, Brasil (November 2013)
Horor Macet, Stop Ratusan Km Berhari-hari, Salah Satunya di Brebes 2016

Sao Paulo termasuk kota terpadat di Brasil. Tak mengherankan jika jalanan di kota ini sering mengalami kemacetan. Tapi pada November 2013, Sao Paulo mencatatkan namanya dalam record kemacetan terpanjang di dunia, dengan jarak kemacetan sejauh sejauh 309 kilometer. Peristiwa tersebut terjadi menjelang libur panjang di bulan November. (Baca juga: Pele Tak Menonton Laga Brazil v Meksiko)

3. Beijing, China (Agustus 2010)
Horor Macet, Stop Ratusan Km Berhari-hari, Salah Satunya di Brebes 2016

Pada 10 Agustus 2010, jalur tol Beijing-Tibet jadi saksi kemacetan terlama di dunia. Tak tanggung-tanggung, sebagian warga China mesti rela terjebak macet yang berlangsung selama 12 hari. Bahkan saking parahnya, kemacetan sepanjang 100 kilometer tersebut diabadikan dalam satu entry di laman Wikipedia. (Baca juga: Terjebak Macet, Ibu di China Bersujud Agar Ambulans Bisa Lewat)

4. Chicago, Illinois, Amerika Serikat (Februari 2011)
Horor Macet, Stop Ratusan Km Berhari-hari, Salah Satunya di Brebes 2016

Chicago dilanda badai salju sangat buruk pada 2011 yang menyebabkan kota itu tertutup salju lebih dari 20 inci dalam hitungan jam. Alhasil, arus kendaraan tersendat selama 12 jam dan sebagian besar mobil nyaris terkubur salju.

Sekitar 1.500 mobil terjebak di Lake Shore Drive selama puncak badai salju. Banyak pengemudi dan keluarga mereka menghabiskan sepanjang malam di jalan. (Lihat grafis: Semua Kegiatan Kembali Dikerjakan di Rumah, DKI Rem Darurat PSBB Transisi)

5. Moscow, Rusia (November 2012)
Horor Macet, Stop Ratusan Km Berhari-hari, Salah Satunya di Brebes 2016

Lagi-lagi badai salju. Kali ini jalur yang jadi korban keganasan badai salju adalah jalan raya penghubung Moscow dan St. Petersburg. Badai salju menyebabkan kemacetan sepanjang 201 kilometer yang berlangsung selama tiga hari penuh. Seorang pengendara mobil dilaporkan menempuh jarak hampir satu kilometer (sekitar 0,62 mil) dalam lebih dari 24 jam! (Baca juga: Moscow Kehilangan Salju di Akhir 2019, Rusia Mulai Ketakutan)

6. Kemacetan ‘Woodstock’, New York, AS (Agustus 1969)
Horor Macet, Stop Ratusan Km Berhari-hari, Salah Satunya di Brebes 2016

Awalnya Woodstock Festival yang legendaris digelar di Max Yasgur’s Farm pada Agustus 1969 diprediksi akan dikunjungi oleh sekitar 50.000 orang. Namun ternyata prediksi tersebut meleset jauh.

Sebanyak 500.000 orang berkendara serempak menuju lokasi festival, menyebabkan kemacetan selama tiga hari di jalur New York Thruway. Bahkan saking macetnya, para musisi di Woodstock Festival mesti dipulangkan dengan helikopter oleh pihak penyelenggara. (Baca juga: 9 Bencana Festival Musik Terburuk di Dunia)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0926 seconds (0.1#10.140)