Bupati Akui Korban Meninggal Virus Corona di Solo Sempat Ikuti Seminar di Bogor
A
A
A
BOGOR - Misteri lokasi seminar yang salah satu pesertanya meninggal akibat Corona Virus Desease (COVID-19) di Rumah Sakit (RS) Moewardi Solo, Jawa Tengah, akhirnya terungkap. Itu setelah jajaran Pemkab Bogor melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat melakukan tracking terhadap sejumlah hotel di wilayah Bogor, yang disebut-sebut sempat disinggahi korban sebelum dinyatakan suspect Corona hingga akhirnya meninggal dunia.
Bupati Bogor Ade Yasin saat dikonfirmasi adanya kabar bahwa salah satu hotel di wilayahnya diduga menjadi sumber penularan virus Corona, karena berdasarkan riwayat perjalanan hidupnya terakhir korban merupakan peserta seminar yang digelar di salah satu hotel di kawasan Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, 25-28 Febuari 2020.
"Terkait yang (suspect Corona) meninggal di Solo. Betul seminarnya di salah satu hotel daerah (Kecamatan) Babakanmandang, Kabupaten Bogor," ujar Ade usai menggelar rapat kordinasi dengan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait panggulangan dan pencegahan wabah virus Corona di Bogor, Senin (16/03/2020).
Hasil pemeriksaan oleh tim medis Dinkes Kabupaten Bogor, pasien yang meninggal tersebut dipastikan terpapar virus Corona setelah seminar. Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan dari kondisi 15 karyawan hotel yang kontak langsung dalam seminar itu masih sehat. "Ada 15 karyawan yang kontak langsung saat seminar itu sudah diperiksa dan sudah dinyatakan sehat. Kemungkinan terpaparnya virus Corona di bandara atau tempat lain kita tidak tahu," jelasnya. (Baca: Pemerintah Benarkan Pasien Meninggal Dunia di Solo Positif Corona)
Sebab, lanjut Ade, jika mengacu pada masa inkubasi selama 14 hari sejak terpaparnya virus Corona, para karyawan hotel di Babakanmadang, sebagai penyedia tempat seminar tersebut sudah melewatinya dan hasilnya negatif.
"Berdasarkan perhitungan (masa inkubasi) yang dilakukan tim ibu Kepala Dinkes, dihitung tanggal datang, masa inkubasi hingga meninggal dunia sudah lewat. Untuk peserta (seminar) masih kita cari, karena sulit mencari panitianya kalau sudah ada kita periksa. Kalau tempatnya sudah disterilisasi," katanya.
Meski demikian, pihaknya akan terus berupaya melakukan pencegahan dan penanggulangan, bahkan hingga saat ini untuk wilayah Kabupaten Bogor tercatat ada tujuh orang dalam pemantauan (ODP) dan satu pasien dalam pengawasan (PDP). "Satu orang PDP itu dari Parung, sudah dibawa ke Jakarta menunggu hasil lab sudah tiga hari. Kalau sampai saat ini belum ada yang suspect," ucapnya.
Bupati Bogor Ade Yasin saat dikonfirmasi adanya kabar bahwa salah satu hotel di wilayahnya diduga menjadi sumber penularan virus Corona, karena berdasarkan riwayat perjalanan hidupnya terakhir korban merupakan peserta seminar yang digelar di salah satu hotel di kawasan Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, 25-28 Febuari 2020.
"Terkait yang (suspect Corona) meninggal di Solo. Betul seminarnya di salah satu hotel daerah (Kecamatan) Babakanmandang, Kabupaten Bogor," ujar Ade usai menggelar rapat kordinasi dengan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait panggulangan dan pencegahan wabah virus Corona di Bogor, Senin (16/03/2020).
Hasil pemeriksaan oleh tim medis Dinkes Kabupaten Bogor, pasien yang meninggal tersebut dipastikan terpapar virus Corona setelah seminar. Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan dari kondisi 15 karyawan hotel yang kontak langsung dalam seminar itu masih sehat. "Ada 15 karyawan yang kontak langsung saat seminar itu sudah diperiksa dan sudah dinyatakan sehat. Kemungkinan terpaparnya virus Corona di bandara atau tempat lain kita tidak tahu," jelasnya. (Baca: Pemerintah Benarkan Pasien Meninggal Dunia di Solo Positif Corona)
Sebab, lanjut Ade, jika mengacu pada masa inkubasi selama 14 hari sejak terpaparnya virus Corona, para karyawan hotel di Babakanmadang, sebagai penyedia tempat seminar tersebut sudah melewatinya dan hasilnya negatif.
"Berdasarkan perhitungan (masa inkubasi) yang dilakukan tim ibu Kepala Dinkes, dihitung tanggal datang, masa inkubasi hingga meninggal dunia sudah lewat. Untuk peserta (seminar) masih kita cari, karena sulit mencari panitianya kalau sudah ada kita periksa. Kalau tempatnya sudah disterilisasi," katanya.
Meski demikian, pihaknya akan terus berupaya melakukan pencegahan dan penanggulangan, bahkan hingga saat ini untuk wilayah Kabupaten Bogor tercatat ada tujuh orang dalam pemantauan (ODP) dan satu pasien dalam pengawasan (PDP). "Satu orang PDP itu dari Parung, sudah dibawa ke Jakarta menunggu hasil lab sudah tiga hari. Kalau sampai saat ini belum ada yang suspect," ucapnya.
(whb)