Penyebaran Corona di KRL, Anies: Potensi Risiko, Salah Satunya di Transportasi
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta mengumpulkan seluruh jajaran baik kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun pimpinan BUMD untuk menyampaikan semua potensi risiko penyebaran virus Corona, Rabu (11/3/2020). Dalam pertemuan tersebut, salah satu yang diwaspadai adalah sektor transportasi.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, waspada risiko Covid-19 via transportasi yang menyatakan risiko kontaminasi terbesar terjadi di wilayah KRL 2 atau rute Bogor-Depok-Jakarta Kota itu tujuannya untuk internal supaya bisa bersiap dan melakukan langkah-langkah mitigasi.
"Jadi itu salah satu hal yang harus disiapkan Dinas Perhubungan. Dishub langsung komunikasi tadi dengan jajaran di seluruh operator moda transportasi," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/3/2020). (Baca juga: Waspadai Potensi Penyebaran Virus Corona di KRL Bogor-Jakarta Kota)
Menurut dia, potensi risiko itu diambil berdasarkan data sebaran orang-orang dalam pemantauan dan data pasien dalam pengawasan. Dari situ kemudian dibentuk petanya untuk bisa melakukan langkah-langkah mitigasi.
"Jadi yang disampaikan itu bukan bahwa saat ini ada kasus, tapi saat ini kita punya potensi risiko-risiko salah satunya transportasi, tapi juga ada aspek-aspek lainnya," ujar Anies.
Berdasarkan data dari corona.jakarta.go.id sejak 21 Januari hingga Rabu (11/3) sedikitnya 401 orang dipantau dan 197 diawasi. Dari 401 yang dipantau, 331 sudah selesai dan 70 sisanya masih dipantau. Kemudian, untuk pasien dalam pengawasan ada 97 pasien masih perawatan di rumah sakit dan 100 pasien lainnya selesai dirawat.
Wilayah Jakarta Selatan menjadi wilayah yang terbanyak dipantau dan diawasi. Totalnya mencapai 138 orang. Kemudian, Jakarta Timur berjumlah 110, Jakarta Pusat 89 orang, Jakarta Barat 94, Jakarta Utara 70, dan luar DKI Jakarta ada 97 orang. (Baca juga: Ini Reaksi PT KCI Soal KRL Bogor-Jakarta Kota Rentan Penyebaran Corona)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, waspada risiko Covid-19 via transportasi yang menyatakan risiko kontaminasi terbesar terjadi di wilayah KRL 2 atau rute Bogor-Depok-Jakarta Kota itu tujuannya untuk internal supaya bisa bersiap dan melakukan langkah-langkah mitigasi.
"Jadi itu salah satu hal yang harus disiapkan Dinas Perhubungan. Dishub langsung komunikasi tadi dengan jajaran di seluruh operator moda transportasi," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/3/2020). (Baca juga: Waspadai Potensi Penyebaran Virus Corona di KRL Bogor-Jakarta Kota)
Menurut dia, potensi risiko itu diambil berdasarkan data sebaran orang-orang dalam pemantauan dan data pasien dalam pengawasan. Dari situ kemudian dibentuk petanya untuk bisa melakukan langkah-langkah mitigasi.
"Jadi yang disampaikan itu bukan bahwa saat ini ada kasus, tapi saat ini kita punya potensi risiko-risiko salah satunya transportasi, tapi juga ada aspek-aspek lainnya," ujar Anies.
Berdasarkan data dari corona.jakarta.go.id sejak 21 Januari hingga Rabu (11/3) sedikitnya 401 orang dipantau dan 197 diawasi. Dari 401 yang dipantau, 331 sudah selesai dan 70 sisanya masih dipantau. Kemudian, untuk pasien dalam pengawasan ada 97 pasien masih perawatan di rumah sakit dan 100 pasien lainnya selesai dirawat.
Wilayah Jakarta Selatan menjadi wilayah yang terbanyak dipantau dan diawasi. Totalnya mencapai 138 orang. Kemudian, Jakarta Timur berjumlah 110, Jakarta Pusat 89 orang, Jakarta Barat 94, Jakarta Utara 70, dan luar DKI Jakarta ada 97 orang. (Baca juga: Ini Reaksi PT KCI Soal KRL Bogor-Jakarta Kota Rentan Penyebaran Corona)
(jon)