Ketua KPPS Coblosi Surat Suara Pram-Doel, Warga Ungkap Pelakunya dari Luar
loading...
A
A
A
“Orang di sini baik-baik. Itu memang penyelenggara pemungutan suara kan dari luar. Di sini itu bisa dibilang paling ketat, handphone saja saat pencoblosan tidak boleh masuk. Tidak boleh bawa tas. Di sini polos-polos, lihat saja itu sibuk urus sampahan,” imbuhnya.
Tarigan mengakui sempat terjadi serangan fajar di lingkungannya. Namun, dia enggan blak-blakan mengenai kubu calon gubernur mana yang melakukan serangan fajar. Warga RT17 RW02 itu merasa upaya itu biasa terjadi, khususnya dalam momen pemilu.
“Ada yang kasih sembako, tapi ujungnya diminta bayar Rp5 ribu per sembako. Ada yang datang langsung malam-malam, tapi nggak nyuruh milih. Cuma ngasih kaus-kaus saja,” ucapnya.
Tarigan mengatakan tidak ada anggota TNI-Polri yang terlibat dalam upaya intervensi hak suara untuk salah satu paslon. Semua anggota dinilainya sudah bekerja dengan tertib dan profesional, yang kemudian dikonfirmasi oleh istrinya.
“Bapak itu ya dikenal kawan-kawannya mereka. Nggak ada yang berani begitu, polisi, tentara, enggak ada sih di sini ikut minta pilih-pilih,” ujar istri Tarigan.
Tarigan mengakui sempat terjadi serangan fajar di lingkungannya. Namun, dia enggan blak-blakan mengenai kubu calon gubernur mana yang melakukan serangan fajar. Warga RT17 RW02 itu merasa upaya itu biasa terjadi, khususnya dalam momen pemilu.
“Ada yang kasih sembako, tapi ujungnya diminta bayar Rp5 ribu per sembako. Ada yang datang langsung malam-malam, tapi nggak nyuruh milih. Cuma ngasih kaus-kaus saja,” ucapnya.
Tarigan mengatakan tidak ada anggota TNI-Polri yang terlibat dalam upaya intervensi hak suara untuk salah satu paslon. Semua anggota dinilainya sudah bekerja dengan tertib dan profesional, yang kemudian dikonfirmasi oleh istrinya.
“Bapak itu ya dikenal kawan-kawannya mereka. Nggak ada yang berani begitu, polisi, tentara, enggak ada sih di sini ikut minta pilih-pilih,” ujar istri Tarigan.
(rca)