Suswono Ajak KOWARTEG Bersinergi Tingkatkan Daya Saing Warteg di Jakarta
loading...
A
A
A
Dia berkomitmen untuk meningkatkan daya saing dan kualitas warteg melalui tiga pendekatan utama. Pertama, akses lokasi usaha di area strategis.
Suswono menegaskan akan mengoptimalkan kebijakan Kementerian Perdagangan yang mewajibkan pusat perbelanjaan menyediakan alokasi ruang hingga 30 persen bagi UMKM.
“Ini peluang bagi warteg untuk bisa hadir di pusat perbelanjaan, tidak hanya mengandalkan lokasi di pinggir jalan,” jelasnya. Dengan akses lokasi yang lebih strategis, warteg dapat menjangkau lebih banyak kalangan masyarakat.
Kedua, Program Sertifikasi Halal Kolektif untuk Warteg. Guna meningkatkan kepercayaan konsumen, Suswono menekankan pentingnya sertifikasi halal bagi warteg.
Ia memahami bahwa biaya sertifikasi ini bisa menjadi kendala bagi usaha kecil, sehingga ia berencana mendorong pelaksanaan sertifikasi halal secara kolektif melalui KOWARTEG agar lebih terjangkau.
“Dengan sertifikasi ini, masyarakat akan lebih yakin dan percaya pada kualitas makanan di warteg,” kata Suswono.
Ketiga, pelatihan kewirausahaan untuk pengusaha Warteg. Dalam dialog, Suswono menyampaikan rencananya untuk mengadakan pelatihan bagi pengusaha warteg, termasuk generasi muda yang tertarik melanjutkan usaha ini.
Pelatihan akan mencakup tata cara menjaga kebersihan, manajemen usaha, dan keterampilan kewirausahaan, sehingga warteg dapat menjadi tempat yang lebih bersih dan nyaman, sesuai harapan masyarakat.
Di akhir pertemuan, Suswono berharap warteg dapat terus berkembang dan menjadi lebih terstruktur. Menurutnya, warteg memiliki potensi besar untuk menjadi usaha kuliner rakyat yang diterima oleh berbagai kalangan tanpa kehilangan karakter keterjangkauannya.
“Kami ingin agar warteg bisa naik kelas dan bersaing dengan restoran lainnya, baik dari segi kualitas makanan maupun penampilan. Dengan begitu, warteg akan tetap dicintai masyarakat dan menjadi memperkuat perekonomian Jakarta,” tegasnya.
Suswono menegaskan akan mengoptimalkan kebijakan Kementerian Perdagangan yang mewajibkan pusat perbelanjaan menyediakan alokasi ruang hingga 30 persen bagi UMKM.
“Ini peluang bagi warteg untuk bisa hadir di pusat perbelanjaan, tidak hanya mengandalkan lokasi di pinggir jalan,” jelasnya. Dengan akses lokasi yang lebih strategis, warteg dapat menjangkau lebih banyak kalangan masyarakat.
Kedua, Program Sertifikasi Halal Kolektif untuk Warteg. Guna meningkatkan kepercayaan konsumen, Suswono menekankan pentingnya sertifikasi halal bagi warteg.
Ia memahami bahwa biaya sertifikasi ini bisa menjadi kendala bagi usaha kecil, sehingga ia berencana mendorong pelaksanaan sertifikasi halal secara kolektif melalui KOWARTEG agar lebih terjangkau.
“Dengan sertifikasi ini, masyarakat akan lebih yakin dan percaya pada kualitas makanan di warteg,” kata Suswono.
Ketiga, pelatihan kewirausahaan untuk pengusaha Warteg. Dalam dialog, Suswono menyampaikan rencananya untuk mengadakan pelatihan bagi pengusaha warteg, termasuk generasi muda yang tertarik melanjutkan usaha ini.
Pelatihan akan mencakup tata cara menjaga kebersihan, manajemen usaha, dan keterampilan kewirausahaan, sehingga warteg dapat menjadi tempat yang lebih bersih dan nyaman, sesuai harapan masyarakat.
Di akhir pertemuan, Suswono berharap warteg dapat terus berkembang dan menjadi lebih terstruktur. Menurutnya, warteg memiliki potensi besar untuk menjadi usaha kuliner rakyat yang diterima oleh berbagai kalangan tanpa kehilangan karakter keterjangkauannya.
“Kami ingin agar warteg bisa naik kelas dan bersaing dengan restoran lainnya, baik dari segi kualitas makanan maupun penampilan. Dengan begitu, warteg akan tetap dicintai masyarakat dan menjadi memperkuat perekonomian Jakarta,” tegasnya.