Tiru Korsel, Cawalkot Annida Ingin Kota Bogor Jadi Jagoan Ekonomi Kreatif
loading...
A
A
A
BOGOR - Pasangan Cawalkot Bogor Nomor Urut 2 pada Pilkada 2024 Atang Trisnanto-Annida Allivia mempunyai gagasan untuk meningkatkan ekonomi kreatif layaknya Kota Busan di Korea Selatan (Korsel) yang didapuk salah satu kota yang berhasil masuk pada jaringan kota kreatif UNESCO.
Annida Allivia menilai anak muda saat ini sangat menggilai produk Korsel seperti BTS dan Blackpink. Belum lagi kuliner, kriya, atau fashion. Perkembangan ekonomi kreatif Korsel dimulai pada awal 2000 dan saat ini industri kreatif di Korea Selatan mampu berkembang sangat setelah 20 tahun.
"Sama halnya dengan Kota Bogor dengan sejuta potensi. Mulai dari kuliner seperti asinan, roti, soto, batik atau tarian budaya. Juga dikenal sebagai Buitenzorg, kota sejarah menambah nilai romantisme," kata Annida, Selasa (8/10/2024).
Annida menyebut, kesuksesan Busan Korsel tak bisa dilepaskan dari etos kerja masyarakatnya yang berkualitas. Selain etos kerja, pendekatan Korean Incorporated atau gotong royong untuk mengembangkan ekonomi kreatif juga perlu ditiru Pemkot Bogor ke depan.
"Korea menghadirkan kolaborasi yang sangat apik antara pemerintah dan pelaku usaha. Ini yang harus kita tunjukkan juga kemampuan untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan pelaku usaha yang ada di Kota Bogor bersama dengan pemerintah," jelas Annida.
Ada tiga sektor unggulan yang dapat dikembangkan dari Kota Bogor adalah kuliner, kriya, dan fashion. Ia menyebut, 3 sektor itu menjadi hajat orang banyak. Tak hanya itu, beberapa sektor lain, seperti sektor musik, film, dan animasi gim juga perlu terus dikembangkan.
Sebagai langkah awal, Atang-Annida akan membuat Creative Hub. Creative Center yang direvitalisasi dapat menjadi hub bagi seniman,desainer, pembuat film, musisi, dan pelaku industri kreatif untuk berkolaborasi dan menghasilkan karya-karya baru yang inovatif.
"Pusat kreatif ini dapat dilengkapi dengan studio, ruang kerja bersama (co-working space), galeri, dan tempat pertunjukan yang memungkinkan para kreator untuk menunjukkan karya mereka kepada publik dan berinteraksi dengan komunitas yang lebih luas," kata Annida.
Sebagai stimulus Atang-Annida akan menggagas menyediakan hibah Rp10 miliar per tahun yang bertujuan untuk mendukung perkembangan startup dan inovasi lokal.
Setiap tahun, sejumlah startup akan dipilih melalui proses seleksi yang ketat berdasarkan kriteria seperti inovasi, dampak sosial, potensi pasar, dan keberlanjutan bisnis. Startup yang terpilih akan menerima pendanaan awal untuk mengembangkan ide mereka menjadi produk atau layanan yang siap dipasarkan.
"Selain pendanaan, para penerima hibah juga akan mendapatkan akses ke program mentoring, jaringan investor, serta peluang kolaborasi dengan perusahaan besar," kata Annida.
Dengan demikian, pertumbuhan sektor nonprimer ini dapat menyerap tenaga kerja, menggejot Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan terlebih mendunikan nama Kota Bogor sebagai jagoan ekonomi kreatif dengan segala potensinya.
Annida Allivia menilai anak muda saat ini sangat menggilai produk Korsel seperti BTS dan Blackpink. Belum lagi kuliner, kriya, atau fashion. Perkembangan ekonomi kreatif Korsel dimulai pada awal 2000 dan saat ini industri kreatif di Korea Selatan mampu berkembang sangat setelah 20 tahun.
"Sama halnya dengan Kota Bogor dengan sejuta potensi. Mulai dari kuliner seperti asinan, roti, soto, batik atau tarian budaya. Juga dikenal sebagai Buitenzorg, kota sejarah menambah nilai romantisme," kata Annida, Selasa (8/10/2024).
Annida menyebut, kesuksesan Busan Korsel tak bisa dilepaskan dari etos kerja masyarakatnya yang berkualitas. Selain etos kerja, pendekatan Korean Incorporated atau gotong royong untuk mengembangkan ekonomi kreatif juga perlu ditiru Pemkot Bogor ke depan.
"Korea menghadirkan kolaborasi yang sangat apik antara pemerintah dan pelaku usaha. Ini yang harus kita tunjukkan juga kemampuan untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan pelaku usaha yang ada di Kota Bogor bersama dengan pemerintah," jelas Annida.
Ada tiga sektor unggulan yang dapat dikembangkan dari Kota Bogor adalah kuliner, kriya, dan fashion. Ia menyebut, 3 sektor itu menjadi hajat orang banyak. Tak hanya itu, beberapa sektor lain, seperti sektor musik, film, dan animasi gim juga perlu terus dikembangkan.
Sebagai langkah awal, Atang-Annida akan membuat Creative Hub. Creative Center yang direvitalisasi dapat menjadi hub bagi seniman,desainer, pembuat film, musisi, dan pelaku industri kreatif untuk berkolaborasi dan menghasilkan karya-karya baru yang inovatif.
"Pusat kreatif ini dapat dilengkapi dengan studio, ruang kerja bersama (co-working space), galeri, dan tempat pertunjukan yang memungkinkan para kreator untuk menunjukkan karya mereka kepada publik dan berinteraksi dengan komunitas yang lebih luas," kata Annida.
Sebagai stimulus Atang-Annida akan menggagas menyediakan hibah Rp10 miliar per tahun yang bertujuan untuk mendukung perkembangan startup dan inovasi lokal.
Setiap tahun, sejumlah startup akan dipilih melalui proses seleksi yang ketat berdasarkan kriteria seperti inovasi, dampak sosial, potensi pasar, dan keberlanjutan bisnis. Startup yang terpilih akan menerima pendanaan awal untuk mengembangkan ide mereka menjadi produk atau layanan yang siap dipasarkan.
"Selain pendanaan, para penerima hibah juga akan mendapatkan akses ke program mentoring, jaringan investor, serta peluang kolaborasi dengan perusahaan besar," kata Annida.
Dengan demikian, pertumbuhan sektor nonprimer ini dapat menyerap tenaga kerja, menggejot Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan terlebih mendunikan nama Kota Bogor sebagai jagoan ekonomi kreatif dengan segala potensinya.
(cip)