Siaga 1 Longsor, 84 Siswa Sekolah Khusus di Tangsel Dievakuasi

Selasa, 26 November 2019 - 18:27 WIB
Siaga 1 Longsor, 84 Siswa Sekolah Khusus di Tangsel Dievakuasi
Siaga 1 Longsor, 84 Siswa Sekolah Khusus di Tangsel Dievakuasi
A A A
TANGERANG SELATAN - Sebanyak 84 siswa Sekolah Khusus (SKh) Assalam 01, di Jalan Cendana IV, No 72, RT05/04, Kavling Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), dievakuasi dari gedung sekolahnya.

Evakuasi dilakukan, karena gedung sekolah yang dijadikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) oleh mereka nyaris ambruk karena longsor. Lantai dan tembok gedung retak, dan mulai bergeser sejauh beberapa centimeter.

Kondisi rawan longsor ini pun membuat panik siswa dan guru yang melakukan KBM. Demi keselamatan para siswa dan guru, KBM dipindahkan ke gedung Assalam 02 di Ciater.

Dijelaskan Kepala Sekolah Assalam 01 Nisa Nur Mutmainnah, sejak status siaga 1 longsor ditetapkan oleh pihak BPBD Tangsel dan Satpol PP Tangsel, Sabtu 23 November malam, pihaknya menjadi panik.

"Untuk belajar mengajar masih belum tahu saat itu. Kita sangat panik, karena gedung harus segera dikosongkan dan sudah siaga 1," kata Nisa kepada wartawan, Selasa (26/11/2019).

Dijelaskan Nisa, pihaknya baru melihat pesan itu pada Subuh. Minggu pagi, para guru dikumpulkan di sekolah dan mereka langsung melakukan paking terhadap barang-barang berharga yang dimiliki siswa dan sekolah.

"Minggu pagi kami langsung paking, lemari semua dikosongin, buku, data siswa, semua kita paking. Dari Minggu kemarin, seminggu guru tidak ada libur, semua paking," jelasnya.

Kepada para orang tua murid, pihaknya juga telah melakukan komunikasi untuk meliburkan KBM selama seminggu, untuk evakuasi semua barang-barang sekolah yang dibantu petugas Satpol PP Kota Tangsel.

"Orang tua siswa sudah diberitahu dan kita sudah rapat. Mereka setuju KBM dipindah dulu. Kita untuk sementara, menumpang di Assalam 02 Ciater. Untuk KBM bisa di sana, cuma untuk barang-barang ini," paparnya.

Dilanjutkan Nisa, barang-barang sekolah yang sudah dievakuasi antara lain kursi anak, lemari siswa dan lemari kelas, lemari arsip kantor, alat keterampilan musik, dan buku. Barang-barang itu dievakuasi ke rumah guru.

"Jadi, awalnya kita aman-aman saja. Tetapi kramik sudah retak-retak. Pertama kita kira itu konstruksi yang retak. Tapi kok lama-lama banyak yang retak. Tembok mulai retak, lalu tagihan air juga membengkak," ungkapnya.

Pembengkakan tagihan air ini disebabkan oleh tarikan tanah yang membuat pipa saluran air bocor. Saat itu, pihaknya melihat fenomena ini sebagai kesalahan konstruksi.

"Awalnya dua minggu sekali retak, lalu jadi satu minggu sekali dan semakin sering. Lalu, tembok mulai bergeser, lantai, dan lainnya sudah mulai mengkhawatirkan. Kan semua jadi was-was melihat kondisi itu," paparnya.

Gedung Sekolah Assalam 01, berdiri di atas lahan seluas sekira 985 meter. Gedung yang dihuni siswa tuna rungu, dan tuna grahita ini terdiri dari 6 ruang belajar dan 1 ruang guru.

"Dari situ kita mengajukan bantuan rehab ke derektorat, dan menyusun proposal, akhirnya BPBD sering mantau. Dari situ juga kita tahu, bahwa di sini rusak bukan karena bangunan, tapi akibat pergeseran tanah," tambahnya.

Berdasarkan pantauan langsung di sekolah, tampak belakang gedung tepat berada di bibir tebing tinggi yang banyak pohon bambunya, dan di bawahnya terdapat perumahan warga.

Pada setiap ruangan, lantai dan tembok juga sudah banyak yang bergeser. Bahkan, jika diinjak dengan bobot yang cukup berat, maka lantai akan terasa goyang. Kondisi ini terjadi hampir disetiap ruang dan belakang gedung.

Kondisi ruang kelas juga sudah mulai banyak yang kosong dan isinya telah dievakuasi. Tinggal beberapa ruang guru yang masih ada banyak barang-barang iventaris milik sekolah.

Tampak, petugas Satpol PP Tangsel dengan truk besar, sedang membantu mengevakuasi barang-barang milik sekolah. Proses evakuasi barang dengan truk ini sudah dilakukan dua hari lalu oleh petugas Satpol PP Kota Tangsel.

Kasi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Tangsel Muchsin mengatakan, kondisi di Sekolah Assalam 01 sudah siaga 1 longsor dan proses evakuasi harus cepat dilakukan.

"Ini sudah siaga 1. Yang membuat ini siaga 1, ada pergerakan tanah beberapa senti meter. Kalau tembok hancur, maka anak-anak yang sedang belajar akan tertimpa. Tebingnya juga gak ada turapnya, jadi rawan," paparnya.

Terkait KBM di Assalam 02 Ciater yang cukup jauh dari Assalam 01, pihak Satpol PP pun telah berkoodinasi agar para siswa bisa memakai gedung UPT dan lab gedung PGRI.

"Jadi nanti sementara mereka belajar di lab PGRI dan ruang guru di kantor eks UPT Serpong. Karena ini harus segera, kita minta UPT dan lap PGRI bisa digunakan untuk KBM para siswa Assalam 01," pungkasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5753 seconds (0.1#10.140)