Buntut Perkelahian dan Bullying, 8 Siswa SMA Binus Simprug Kena Skorsing

Sabtu, 14 September 2024 - 22:07 WIB
loading...
Buntut Perkelahian dan...
Kuasa Hukum Yayasan Bina Nusantara Otto Hasibuan memberikan keterangan di Binus School Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2024). Foto: SINDOnews/Riyan Rizki Roshali
A A A
JAKARTA - Binus School Simprug , Kebayoran Lama, Jakarta Selatan mengambil tindakan tegas terhadap 8 siswa yang diduga melakukan bullying dan perkelahian terhadap siswa berinisial RE (16).

"Karena ada perkelahian seperti ini, sekolah telah bertindak menskorsing. Tindakan langsung dilakukan kepada orang-orang yang terlibat dan diskorsing mereka," ujar Kuasa Hukum Yayasan Bina Nusantara Otto Hasibuan di Binus School Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2024).

"Ada delapan orang itu ditemukan di situ yang menurut penilaian bisa dikenakan skorsing, diskorsing," sambungnya.



Namun, Otto tidak merinci terkait siapa saja 8 siswa yang dimaksud. Di sisi lain, pihak RE (16) selaku pelapor dalam perkara ini mendesak agar pihak sekolah mengeluarkan siswa yang melakukan bullying.

"Menurut informasi yang kami tahu, di pihak pelaporan ini akan dikehendaki supaya ini dipecat," katanya.

Dia menambahkan pihak sekolah tidak bisa mengamini permintaan pihak RE. Sebab, pihaknya harus bijaksana dalam mengambil keputusan.

"Kan kita nggak bisa ambil begitu dulu dong (mengeluarkan siswa), karena ini siswa. Bagaimana kita langsung mau memecat dia. Nah, jadi kita kan harus arif dan bijaksana juga. Kita harus skorsing dulu," ungkapnya.

"Nanti kalau proses lebih lanjutnya terbukti ada pidana sebagainya ya pasti akan ada sanksi lebih keras lagi lebih daripada itu. Sekolah itu selalu menimbang yang terbaik buat kepentingan siswanya," katanya.

Sebelumnya, Binus School Simprug membantah adanya dugaan bullying, pelecehan seksual dan pengeroyokan yang dialami RE (16).

Otto menjelaskan peristiwa itu diduga terjadi pada 30-31 Januari 2024. Namun, yang sebenarnya terjadi bukanlah perundungan ataupun pelecehan seksual.

"Ketika dia mengatakan bahwa dia dikatakan dibully. Kita lihat faktanya adalah perkelahian di antara mereka," katanya.

Fakta itu didapatkan dari beberapa potongan CCTV yang merekam kejadian tersebut yang melibatkan RE. Terdapat 2 lokasi kejadian yakni kantin dan toilet sekolah.

Pada rekaman CCTV di kantin, terlihat RE terlibat kontak fisik dengan salah satu siswa lainnya. Dalam rekaman itu, RE justru terlihat menjambak rambut siswa lain.

Selanjutnya, ada 2 rekaman CCTV di depan toilet yang memperlihatkan RE bersama belasan siswa lainnya masuk ke toilet. Rekaman ini juga membantah RE dipaksa masuk ke toilet untuk dirundung.

Selain itu, ditunjukkan pula rekaman yang diambil dari salah satu ponsel siswa yang menunjukkan aktivitas di dalam kamar mandi. Rupanya, di sana RE berkelahi dengan salah satu siswa.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1136 seconds (0.1#10.140)