Perang Gangster di Tangerang Dipicu Saling Ejek di Media Sosial
A
A
A
TANGERANG - Seorang gadis putus sekolah berusia 16 tahun yang dikenal dengan panggilan Dea, memimpin tawuran gangster Kuta Bumi atau Syaraf 34, di Kota Tangerang. Seorang remaja anggota gangster Cadas tewas dalam tawuran itu.
Sedikitnya 15 anggota gangster Cadas dan Kuta Bumi telah diamankan kepolisian. Namun sang pimpinan, Dea, berhasil kabur. Polisi saat ini masih memburu Dea bersama lima orang pengikut setianya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, dari hasil penyelidikan diketahui bahwa motif tawuran kedua kelompok remaja yang masih tetanggaan kampung ini, dipicu oleh saling ledek dan ejek di media sosial.
"Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata masalah ini dipicu oleh saling ejek dan saling tantang di media sosial antara kelompok Kuta Bumi dan Cadas. Mereka lalu janjian untuk bertarung," ujar Argo kepada wartawan di Polrestro Tangerang Kota, Banten, Senin (10/6/2019).
Berdasarkan hasil kesepakatan di media sosial Instagram itulah akhirnya diputuskan agar pertempuran dilakukan di tempat netral, yakni di Kampung Teriti, RT 004/RW 004, tepatnya depan SDN 2 Karet, Sepatan.
(Baca juga: Gadis 16 Tahun Pimpin Perang Gangster di Tangerang, Satu Orang Tewas)
Pengungkapan kasus ini berawal dari laporan masyarakat ke Polsek Sepatan, bahwa ada seorang remaja di depan SDN 2 Karet, tergeletak bersimbah darah.
Laporan itu lalu ditindaklanjuti dengan cek lokasi. Namun, korban sudah tidak ada. Korban ternyata sudah dibawa ke RS Hermina oleh rekan-rekannya untuk mendapat perawatan.
"Karena lukanya sangat parah, korban lalu dirujuk ke RSUD Kabupaten Tangerang. Korban atas nama AR (16), seorang pelajar. Luka di kepala, badan, tangan, kaki, semuanya kena senjata tajam," pungkas Argo.
Sedikitnya 15 anggota gangster Cadas dan Kuta Bumi telah diamankan kepolisian. Namun sang pimpinan, Dea, berhasil kabur. Polisi saat ini masih memburu Dea bersama lima orang pengikut setianya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, dari hasil penyelidikan diketahui bahwa motif tawuran kedua kelompok remaja yang masih tetanggaan kampung ini, dipicu oleh saling ledek dan ejek di media sosial.
"Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata masalah ini dipicu oleh saling ejek dan saling tantang di media sosial antara kelompok Kuta Bumi dan Cadas. Mereka lalu janjian untuk bertarung," ujar Argo kepada wartawan di Polrestro Tangerang Kota, Banten, Senin (10/6/2019).
Berdasarkan hasil kesepakatan di media sosial Instagram itulah akhirnya diputuskan agar pertempuran dilakukan di tempat netral, yakni di Kampung Teriti, RT 004/RW 004, tepatnya depan SDN 2 Karet, Sepatan.
(Baca juga: Gadis 16 Tahun Pimpin Perang Gangster di Tangerang, Satu Orang Tewas)
Pengungkapan kasus ini berawal dari laporan masyarakat ke Polsek Sepatan, bahwa ada seorang remaja di depan SDN 2 Karet, tergeletak bersimbah darah.
Laporan itu lalu ditindaklanjuti dengan cek lokasi. Namun, korban sudah tidak ada. Korban ternyata sudah dibawa ke RS Hermina oleh rekan-rekannya untuk mendapat perawatan.
"Karena lukanya sangat parah, korban lalu dirujuk ke RSUD Kabupaten Tangerang. Korban atas nama AR (16), seorang pelajar. Luka di kepala, badan, tangan, kaki, semuanya kena senjata tajam," pungkas Argo.
(thm)