Suarakan Pemakzulan Jokowi, Massa Aksi UNJ Sempat Bakar Ban Sebelum Bubar

Rabu, 28 Februari 2024 - 19:11 WIB
loading...
Suarakan Pemakzulan Jokowi, Massa Aksi UNJ Sempat Bakar Ban Sebelum Bubar
Ratusan massa gabungan aliansi Gerakan Mahasiswa Bersama Rakyat (Gemarak), turun ke jalan dengan long march di sekitaran kampus UNJ, Rabu (28/2/2024). Foto/Muhammad Farhan/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ratusan massa gabungan aliansi Gerakan Mahasiswa Bersama Rakyat (Gemarak), turun ke jalan dengan long march di sekitaran kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yakni di Jalan Pemuda, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur. Aksi yang dihelat sejak Rabu (28/2/2024) sekira pukul 14.28 WIB itu pun ditutup dengan khidmat pada sekira pukul 17.32 WIB.

Massa aksi yang berkumpul di depan gerbang pintu UNJ itu pun berorasi dan membacakan tiga tuntutannya. Sembari membakar ban, orator membacakan tuntutan yang semuanya bermuara pada pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kita satuan barisan menyuarakan hal yang sama, yaitu pertama, turunkan harga bahan pokok kemudian turunkan biaya pendidikan dan kesehatan. Terakhir Kemudian turunkan jokowi," ujar Komandan Green Force UNJ Bidang Sosial Politik, Muhammad Kholid Hidayatulloh.



Dia mengungkapkan, kondisi pemerintahan saat ini terkesan abai dan acuh tak acuh dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kholid melanjutkan, situasi tersebut dapat dilihat dari banyaknya pembagian kekuasaan sehingga dinilai tidak etis di saat harga kebutuhan pokok sedang melonjak naik.

"Kemudian sekarang juga pemerintah lagi bagi-bagi kekuasaan yang menunjukkan bahwa pemerintahan tidak etis. Seharusnya mereka melihat rakyat kecil yang semakin tercekik bahan pokok yang semakin tinggi," tutur Kholid.

Kholid menjelaskan aksinya ini tidak hanya dihadiri oleh massa mahasiswa dari UNJ. Ia mengatakan massa merupakan gabungan dari aliansi kampus-kampus yang ada di Jabodetabek.

"Teman mahasiswa yang tergabung dari wilayah seperti Tangerang, Karawang, Jaksel, Jakpus, dan Jaktim di sini kita bekerja sama untuk melaksanakan aksi simbolis, yaitu Seruan Rawamangun yang bertujuan untuk memastikan sebuah pergerakan di beberapa daerah lainnya," tegas Kholid.

Kholid menuturkan, aksi dari total 450 orang gabungan mahasiswa tersebut juga didukung dan dihadiri sivitas akademika dan dosen-dosen UNJ.

"Kita juga bekerja sama dengan sivitas akademika, yaitu guru besar kita Pak Profesor Hafidz Abbas dan Pak Ubedillah juga beberapa dosen lainnya," jelas Kholid.

Diketahui, Aksi tersebut diawali dengan berkumpul di depan gedung parkir Kampus A UNJ Rawamangun mulai sekira pukul 14.28 WIB. Ratusan mahasiswa yang didominasi mengenakan almamater hijau tersebut pun berjalan bersama, tetapi ditemani oleh sejumlah dosen dan sivitas akademika UNJ di tengah jalan.

Mereka berjalan sembari membentangkan spanduk-spanduk bertuliskan pesan dan kritik atas keresahan kondisi negara saat ini.

"Pemerintah kamu jahat," tulis salah satu spanduk yang dicoret menggunakan cat semprot.

"Bangkit melawan atau tunduk tertindas," tulis spanduk lainnya yang dibentangkan mahasiswa.

Namun dari sekian banyak spanduk yang dibentangkan, para mahasiswa tersebut menampilkan spanduk di barisan paling depan dengan kalimat yang lebih panjang. Mereka mengaku turun ke jalan sebagai upaya menuju kekuasaan rakyat.

"Kami ditempa bukan untuk merebut kuasa, tetapi bersama menuju rakyat kuasa," tulis spanduk tersebut.

Selain mengenakan almamater, massa pun juga memakai semacam bandana berwarna hitam di setiap kepala-kepala setiap orang yang hadir. Orasi maupun puisi protes terus dikumandangkan hingga titik pemberhentian terakhir di depan pintu kampus utama UNJ yang berada di Jalan Pemuda.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1255 seconds (0.1#10.140)