Tim PKM Unpak Bogor Dampingi UMKM Tingkatkan Mutu Produk Bakery

Rabu, 20 Desember 2023 - 10:06 WIB
loading...
Tim PKM Unpak Bogor...
Tim PKM Universitas Pakuan Bogor mendampingi UMKM di bidang bakery, Soes Legend. FOTO/IST
A A A
BOGOR - Tim dari Universitas Pakuan (Unpak) Bogor, Jawa Barat melakukan pendampingan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Pendampingan ini bertujuan membantu para pelaku UMKM meningkatkan mutu dan keamanan produk serta manajemen usaha.

Salah satu program pengabdian dilakukan oleh Dosen Ilmu Komputer Unpak, masing-masing Erniyati (Ketua Pelaksana), Hermawan, dan Puspa Citra (anggota). Tim PKM ini mendampingi UMKM di bidang bakery, Soes Legend.

"Dalam pendampingan ini kami menerapkan pendekatan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) untuk memastikan produk yang dihasilkan aman dikonsumsi masyarakat," kata Erniyati dalam keterangannya dikutip, Rabu (20/12/2023).

Menurutnya, peningkatan mutu dan keamanan pangan merupakan prioritas utama dalam industri makanan. Karena itu, pihaknya mengajarkan pelaku UMKM untuk memahami pentingnya kebersihan, sanitasi, kontrol suhu, dan penggunaan bahan-bahan berkualitas dalam proses produksi mereka.

"Pendekatan HACCP dalam Program PKM ini memberikan panduan yang jelas bagi pelaku UMKM dalam mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya potensial yang ada pada setiap tahap produksi. Melalui analisis risiko, langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat diterapkan untuk menghindari kontaminasi dan menjaga kualitas produk bakery," katanya.

Erniyati menjelaskan ada tujuh prinsip utama dalam pendekatan HACCP yang dilakukan. Pertama, identifikasi bahaya. UMKM diarahkan untuk mengidentifikasi semua risiko yang mungkin terjadi dalam produksi bakery, seperti kontaminasi mikroba, bahaya fisik, dan kimia.

Kedua, identifikasi titik pengendalian kritis (Critical Control Point/CCP). Setelah bahaya diidentifikasi, pelaku UMKM menentukan titik-titik paling penting yang harus dikendalikan untuk mencegah bahaya tersebut.

Ketiga, menetapkan batas kritis. UMKM diajarkan cara menetapkan batasan kritis pada setiap CCP agar produk yang dihasilkan selalu memenuhi standar keamanan dan kualitas.

Keempat, membuat sistem pemantauan CCP. UMKM melaksanakan sistem pemantauan secara berkala pada CCP untuk memastikan bahwa batas kritis tetap terjaga.

Kelima, mengembangkan tindakan korektif. UMKM menyiapkan langkah-langkah korektif yang akan diambil jika terjadi pelanggaran batas kritis pada CCP.

Keenam, membuat catatan dan dokumentasi. Setiap tahap produksi bakery harus didokumentasikan, sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan diuji keabsahannya.

Ketujuh, melakukan verifikasi dan sertifikasi. UMKM diajarkan untuk mengikuti proses verifikasi dan sertifikasi terkait penerapan HACCP agar produk mereka mendapatkan pengakuan yang lebih luas.

Selain penerapan HACCP, kata Erniyati, Program PKM ini juga memasukkan unsur sosialisasi melalui media online. Menurutnya, di era digital seperti saat ini, internet memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat luas.

"UMKM didorong untuk menggunakan media online seperti website, media sosial, dan platform e-commerce untuk memperluas jangkauan pasar dan mempromosikan produk mereka," katanya.

Media online juga digunakan untuk sosialisasi mengenai pentingnya keamanan pangan dan manfaat penerapan HACCP. Informasi-informasi yang relevan tentang kebersihan, sanitasi, pengolahan bahan baku, hingga cara memilih dan menyimpan produk bakery yang baik dapat disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai konten yang menarik.

Erniyati berharap melalui pendampingan, pelatihan, serta sosialisasi media online, UMKM Bakery Soes Legend dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan aman dikonsumsi oleh masyarakat luas serta memberikan dampak positif pada UMKM di sektor bakery lainnya.

"Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi UMKM, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1061 seconds (0.1#10.140)