Heboh Menu Tambahan Stunting di Depok Hanya Nasi, Kuah, dan Tahu, DPRD: Tak Layak!
loading...
A
A
A
DEPOK - Heboh menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pengentasan masalah stunting di Kota Depok hanya nasi, kuah, dan tahu. Mengetahui ini, anggota Komisi D DPRD Kota Depok Ikravany Hilman menilai komposisi tersebut sangat tidak layak untuk menekan angka stunting.
"Sangat tidak layak, nggak ngerti apa pertimbangannya. Kan makanan tidak harus yang dimasak bisa saja yang mentah biar dimasak," ujar Ikra, Rabu (15/11/2023).
Dia menyoroti komposisi makanan yang disediakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok untuk warga masuk kategori stunting. Anggaran program PMT mencapai miliaran dengan dibatasi Rp18 ribu per paket.
"Harusnya yang dihitung pertama kali atau yang dipertimbangkan adalah nutrisi. Mau dimasak, mau mentah, mau sayur, urusan akhirnya nutrisi yang terkandung di situ memadai tidak sebagai makanan tambahan. Namanya tambahan itu mesti diukur yang biasanya ada di rumah tangga masyarakat, nasi ada, tahu tempe biasanya ada, nah yang nggak ada apa? Itu yang harus ditambahin, susu, buah atau tambahan telur, ikan, dan daging. Itu yang harusnya ditambahkan," ungkapnya.
Politikus PDIP itu berkelakar jika menu paket makanan tambahan dibuat konten menggunakan sound “Apa boleh? Emang boleh?”.
"Itu kan bukan hal yang sedikit untuk mengurus sesembarangan ini. Kalau jadi konten TikTok soundnya itu 'Apa boleh? Emang boleh'," kata Ikra.
"Sangat tidak layak, nggak ngerti apa pertimbangannya. Kan makanan tidak harus yang dimasak bisa saja yang mentah biar dimasak," ujar Ikra, Rabu (15/11/2023).
Dia menyoroti komposisi makanan yang disediakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok untuk warga masuk kategori stunting. Anggaran program PMT mencapai miliaran dengan dibatasi Rp18 ribu per paket.
"Harusnya yang dihitung pertama kali atau yang dipertimbangkan adalah nutrisi. Mau dimasak, mau mentah, mau sayur, urusan akhirnya nutrisi yang terkandung di situ memadai tidak sebagai makanan tambahan. Namanya tambahan itu mesti diukur yang biasanya ada di rumah tangga masyarakat, nasi ada, tahu tempe biasanya ada, nah yang nggak ada apa? Itu yang harus ditambahin, susu, buah atau tambahan telur, ikan, dan daging. Itu yang harusnya ditambahkan," ungkapnya.
Politikus PDIP itu berkelakar jika menu paket makanan tambahan dibuat konten menggunakan sound “Apa boleh? Emang boleh?”.
"Itu kan bukan hal yang sedikit untuk mengurus sesembarangan ini. Kalau jadi konten TikTok soundnya itu 'Apa boleh? Emang boleh'," kata Ikra.
(jon)