4 Evolusi Lambang DKI Jakarta, Terakhir Dijadikan Juga Logo Klub Persija Jakarta

Sabtu, 21 Oktober 2023 - 05:49 WIB
loading...
4 Evolusi Lambang DKI Jakarta, Terakhir Dijadikan Juga Logo Klub Persija Jakarta
Lambang Jakarta saat ini. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Tahun 2024 mendatang, Jakarta tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara Indonesia. Meski tak lagi menjadi Ibu Kota Negara, lambang Monas akan tetap menjadi entitas, karakter, dan ciri-ciri khas Kota Megapolitan tersebut.

Lambang Jakarta saat ini berbentuk sebuah perisai bersegi lima. Dalam perisai ini terlukis sebuah pintu gerbang atau gapura.

Di tengahnya ada gambar Monumen Nasional (Monas) yang di sisi kiri dan kanan dilingkari dengan padi dan kapas. Di bawahnya ada gambar gelombang yang dilukiskan secara stilistis.

Serta motto daerah, Jaya Raya ditulis dengan huruf berwarna merah. Namun, tahukah Anda, lambang resmi Pemprov DKI Jakarta yang juga dijadikan logo dari klub sepak bola Persija Jakarta ini telah empat kali berganti.

Dilansiir dari sejumlah sumber, dahulu Jakarta bernama Batavia. Lambang pertama Batavia secara resmi diadopsi pada 8 Februari 1911. Lambangnya terdiri dari perisai merah dengan pedang biru yang dikelilingi karangan bunga pohon salam berwarna cokelat, ditopang oleh singa yang memegang pedang dan anak panah, di atas lengannya terdapat mahkota kota biasa.

Kemudian tertulis semboyan Ende Dispereert Niet. Motto tersebut diambil dari pelukan keluarga Coen: Ende Dispereert Niet (Dan jangan menyerah).

Pada 14 Januari 1929, warna perisai diubah menjadi oranye. Perubahan besar pada lambang terjadi pada tanggal 22 Januari 1930, dengan perubahan bentuk perisai, singa penyangga menjadi penyangga perisai, mahkota diubah menjadi mahkota kota biasa dan semboyan disingkat menjadi Dispereert Niet (Don tidak menyerah).

4 Evolusi Lambang DKI Jakarta, Terakhir Dijadikan Juga Logo Klub Persija Jakarta

Lambang yang pernah di Jakarta. Foto/Istimewa

Lambang ini digunakan hingga 7 Maret 1942, ketika pasukan Jepang resmi menduduki Batavia.



Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, Jakarta kembali menjadi Ibu Kota Indonesia. Suwiryo dilantik kembali sebagai walikota Jakarta, dan pada 10 September 1950, Suwiryo mengumumkan sayembara lambang Jakarta. Sebuah komisi dibentuk untuk kontes tersebut, terdiri dari Profesor Poerbatjaraka, Emiria Sunassa, Agus Djaya, G. A. Soekirno dan J. E. Lefeber.

Sebanyak 111 karya dikirimkan oleh berbagai seniman dari seluruh Indonesia. Komisi memutuskan untuk menggunakan karya seniman Djajamarta, dengan beberapa perubahan, sebagai lambang Jakarta. Pada tanggal 30 Agustus 1951, dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 45/1/6, lambang negara resmi diadopsi.

4 Evolusi Lambang DKI Jakarta, Terakhir Dijadikan Juga Logo Klub Persija Jakarta

Lambang yang pernah dipakai Jakarta.Foto/Istimewa

Setelah pembangunan Monumen Nasional selesai pada tahun 1963, Presiden Soekarno menginstruksikan Gubernur Jakarta Soemarno Sosroatmodjo untuk memasukkan tugu tersebut ke dalam lambang Jakarta.

Lambang tersebut secara resmi diadopsi pada tanggal 26 Juni 1963. Semboyan yang ditulis dengan ejaan lama (Djaja Raja) tersebut resmi diganti dengan ejaan baru (Jaya Raya) pada tanggal 15 Juli 1964.

Arti Lambang Jakarta


Monas adalah sebuah markah tanah Jakarta sehingga dilukiskan di lambang ini. Tugu ini juga sebagai lambang kemegahan, daya juang, dan cipta. Pintu gerbang melambangkan kota, dan kekhususan Jakarta sebagai pintu keluar-masuk kegiatan-kegiatan nasional dan hubungan internasional.

Kemudian kapas dan padi melambangkan kemakmuran atau usaha Jakarta yang bertekad mencukupi kebutuhan sandang dan pangan warganya. Tali emas melambangkan pemersatuan dan kesatuan.

Gambar gelombang melukiskan lokasi Jakarta di pesisir dan juga Jakarta sebagai kota pelabuhan. Perisai segi lima melambangkan Pancasila. Serta motto daerah Jaya Raya yang merupakan slogan perjuangan Jakarta.

Adapun simbolisme warna-warnanya adalah sebagai berikut; Warna emas di pinggir perisai, adalah lambang kemuliaan .
Warna merah di seloka, adalah lambang kepahlawanan. Warna putih di pintu gerbang, adalah lambang kesucian Pancasila. Warna putih di Tugu Nasional, adalah lambang kemegahan kreasi mulia.

Warna kuning di padi, serta hijau dan putih pada kapas, adalah lambang kemakmuran dan keadilan. Warna biru, adalah lambang angkasa bebas dan luas. Warna putih di ombak, adalah lambang alam laut yang kasih.
(hab)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1546 seconds (0.1#10.140)