Hentikan Laju Penularan Covid-19, Ampuhkah Rem Darurat Anies?
loading...
A
A
A
Kondisi tersebut, menurut Syafrin, memperlihatkan upaya Pemprov DKI Jakarta untuk tetap menjaga agar tidak terjadi kepadatan di perkantoran ataupun di pusat-pusat kegiatan, seolah-olah belum efektif berjalan. "Perlu dipahami juga semenjak pemberlakuan SIKM (surat izin keluar masuk) Jakarta ditiadakan pada 14 Juli lalu, instrumen pembatasan pergerakan orang di Jakarta itu otomatis tidak ada lagi," katanya.
Waspada Penumpukan
Bagaimanapun, antisipasi terhadap pemberlakuan ganjil-genap itu perlu dilakukan. Jika tidak, akan ada potensi penularan baru di transportasi publik. Dengan kembali berlakunya ganjil-genap, kemungkinan ada peralihan penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum, baik Transjakarta, MRT, KRL, maupun LRT. Potensi penumpukan penumpang terutama saat warga menunggu kendaraan di halte, stasiun, maupun terminal. Penumpukan penumpang bisa membuat physical distancing atau jaga jarak aman 1 hingga 2 meter tidak berjalan efektif.
Demikian pula di dalam transportasi umum, diperlukan penegakan aturan yang tegas, misalnya kapasitas armada tidak boleh melebihi 50% dari kapasitas. Seluruh penumpang juga harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat, yakni memakai masker, mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak satu hingga dua meter. (Baca juga: Masifkan Tes PCR, Pemprov DKI Temukan 432 Kasus Covid-19)
Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, memandang kebijakan ganjil-genap ini sebagai uji ketegasan Pemprov DKI . "Kita uji ketegasan Pemprov dalam mendisiplinkan protokol kesehatan di layanan transportasi publik," katanya saat dihubungi kemarin.
Pemprov DKI Jakarta mengklaim telah mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang angkutan umum. Kadishub DKI Syafrin menyebut potensi terjadinya shifting ke angkutan umum sudah diantisipasi. MRT, Transjakarta, maupun LRT dia pastikan sudah membuat langkah antisipasi.
Direktur Utama PT Transjakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo memastikan telah menambah armada sekitar 25% di 10 koridor yang bersinggungan langsung dengan jalur ganjil-genap. Ini untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. "Total operasional sekitar 751 armada di sepuluh koridor tersebut, dan 812 armada secara keseluruhan (13 koridor)," ungkapnya kemarin.
Antisipasi juga dilakukan PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Mereka melakukan perubahan jadwal operasional. Setelah sistem ganjil-genap berlaku lagi, layanan MRT diperpanjang hingga pukul 22.00 WIB.
Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda), Muhammad Effendi, mengatakan, perubahan kebijakan jadwal operasional ini dilakukan sebagai dukungan terhadap kebijakan ganjil-genap Pemprov DKI Jakarta. “Layanan jam operasional MRT Jakarta kami perpanjang sampai pukul 22.00 WIB,” kata Muhammad Effendi melalui siaran tertulisnya, Minggu (2/8/2020). (Baca juga: Hindarilah Telanjang, Ada Malaikat yang Selalu Bersama Kita)
Selain itu, lanjut Muhammad, PT MRT juga memastikan seluruh protokol kesehatan diterapkan dengan baik sehingga MRT Jakarta dapat menjadi alternatif pilihan masyarakat dalam bermobilisasi, dan pengguna dapat merasa aman dan nyaman dalam menggunakan transportasi publik.
Waspada Penumpukan
Bagaimanapun, antisipasi terhadap pemberlakuan ganjil-genap itu perlu dilakukan. Jika tidak, akan ada potensi penularan baru di transportasi publik. Dengan kembali berlakunya ganjil-genap, kemungkinan ada peralihan penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum, baik Transjakarta, MRT, KRL, maupun LRT. Potensi penumpukan penumpang terutama saat warga menunggu kendaraan di halte, stasiun, maupun terminal. Penumpukan penumpang bisa membuat physical distancing atau jaga jarak aman 1 hingga 2 meter tidak berjalan efektif.
Demikian pula di dalam transportasi umum, diperlukan penegakan aturan yang tegas, misalnya kapasitas armada tidak boleh melebihi 50% dari kapasitas. Seluruh penumpang juga harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat, yakni memakai masker, mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak satu hingga dua meter. (Baca juga: Masifkan Tes PCR, Pemprov DKI Temukan 432 Kasus Covid-19)
Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, memandang kebijakan ganjil-genap ini sebagai uji ketegasan Pemprov DKI . "Kita uji ketegasan Pemprov dalam mendisiplinkan protokol kesehatan di layanan transportasi publik," katanya saat dihubungi kemarin.
Pemprov DKI Jakarta mengklaim telah mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang angkutan umum. Kadishub DKI Syafrin menyebut potensi terjadinya shifting ke angkutan umum sudah diantisipasi. MRT, Transjakarta, maupun LRT dia pastikan sudah membuat langkah antisipasi.
Direktur Utama PT Transjakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo memastikan telah menambah armada sekitar 25% di 10 koridor yang bersinggungan langsung dengan jalur ganjil-genap. Ini untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. "Total operasional sekitar 751 armada di sepuluh koridor tersebut, dan 812 armada secara keseluruhan (13 koridor)," ungkapnya kemarin.
Antisipasi juga dilakukan PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Mereka melakukan perubahan jadwal operasional. Setelah sistem ganjil-genap berlaku lagi, layanan MRT diperpanjang hingga pukul 22.00 WIB.
Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda), Muhammad Effendi, mengatakan, perubahan kebijakan jadwal operasional ini dilakukan sebagai dukungan terhadap kebijakan ganjil-genap Pemprov DKI Jakarta. “Layanan jam operasional MRT Jakarta kami perpanjang sampai pukul 22.00 WIB,” kata Muhammad Effendi melalui siaran tertulisnya, Minggu (2/8/2020). (Baca juga: Hindarilah Telanjang, Ada Malaikat yang Selalu Bersama Kita)
Selain itu, lanjut Muhammad, PT MRT juga memastikan seluruh protokol kesehatan diterapkan dengan baik sehingga MRT Jakarta dapat menjadi alternatif pilihan masyarakat dalam bermobilisasi, dan pengguna dapat merasa aman dan nyaman dalam menggunakan transportasi publik.