Pendidikan di Kabupaten Bogor Belum Merata, Perindo Minta Pemda Perbanyak Sekolah Negeri

Senin, 04 September 2023 - 20:16 WIB
loading...
Pendidikan di Kabupaten...
Bacaleg DPRD Jabar Dapil 6 dari Partai Perindo Sumarwan Sastra dan Bacaleg DPRD Kabupaten Bogor Dapil 6 dari Partai Perindo Edi Umar Dani mengikuti Podcast Aksi Nyata, Senin (4/9/2023). Foto: Partai Perindo
A A A
BOGOR - Bacaleg DPRD Kabupaten Bogor Dapil 6 dari Partai Perindo Edi Umar Dani mengatakan, belum meratanya penyerapan pendidikan di Kabupaten Bogor karena jarak sekolah negeri yang terlalu jauh dari rumah siswa di pelosok.

Ini menjadi salah satu penyebab banyaknya angka anak putus sekolah di Bogor. "Jauhnya jarak sekolah yang dituju atau mungkin yang dituju nggak tercapai akhirnya kurangnya minat siswa melanjutkan sekolah," ujar Edi dalam diskusi Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia bertajuk 'Miris! Angka Putus Sekolah di Kabupaten Bogor Meningkat' yang digelar secara daring, Senin (4/9/2023).



Solusi yang dapat dilakukan dengan mengadakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) kepada anak-anak atau memfasilitasi program kesetaraan paket A, B, dan C bagi anak-anak putus sekolah.

"Kami mencoba menjembatani insyaallah kalau memang kita berkolaborasi dengan pemda untuk lebih meningkatkan atau memperbanyak sekolah-sekolah negeri khususnya di tingkat kecamatan sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat yang ada di pelosok-pelosok untuk masuk sekolah," katanya.

Diketahui, angka putus sekolah di Kabupaten Bogor cukup tinggi. Berdasarkan data Dapodik Pusat Data Informasi (Pusdatin) 2022, tercatat 1.706 anak yang bersekolah dari jenjang SD, SMP, hingga SMA di Kabupaten Bogor berhenti sekolah.

Tingginya angka siswa putus sekolah terjadi sejak pandemi Covid-19. Saat itu, khusus siswa yang berada di wilayah pelosok banyak terkendala akses metode belajar menggunakan handphone, susahnya sinyal, dan turunnya pendapatan ekonomi keluarga.

Faktor lain yang mempengaruhi banyaknya siswa putus sekolah bisa juga karena sistem zonasi yang dalam beberapa kasus tidak sesuai dengan apa yang diharapkan siswa yang tinggal di dekat sekolah negeri.

Sehingga, banyak siswa memilih putus sekolah untuk membantu orang tuanya menopang ekonomi keluarga daripada harus belajar di sekolah swasta yang biayanya sangat mahal.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1892 seconds (0.1#10.140)