Bunuh Diri Live via Facebook, Pahinggar Ingin Dapat Perhatian

Minggu, 19 Maret 2017 - 22:28 WIB
Bunuh Diri Live via Facebook, Pahinggar Ingin Dapat Perhatian
Bunuh Diri Live via Facebook, Pahinggar Ingin Dapat Perhatian
A A A
DEPOK - Kasus bunuh diri Pahinggar Indrawan (360 yang direkam dalam video live via Facebook sangat menghebohkan masyarakat. Psikolog dari Universitas Pancasila Aully Grashinta menilai yang dilakukan Pahinggar hanya ingin mendapatkan perhatian.

Shinta menuturkan, pelaku biasanya melakukan tindakan bunuh diri karena merasa bunuh diri adalah satu-satunya cara penyelesaian masalah yang dapat dilakukan. Hal ini terjadi karena sudah tidak dapat menemukan lagi cara lain. "Dia (pelaku bunuh diri) merasa tidak dapat mendengarkan masukan dari orang lain," kata Shinta pada SINDOnews, Minggu (19/3/2017).

Masalah berat yang dihadapi seseorang memang bisa menjadi pemicu bunuh diri. Namun, penguasaan terhadap kontrol diri perlu dimiliki seseorang sehingga bisa menguasai masalah yang dihadapi.

Dicontohkannya, masalah dengan keluarga memang bisa dikatakan cukup berat. Tetapi hal remeh seperti dapat nilai ulangan jelek dan takut pulang saja juga bisa menjadi pemicu bunuh diri. "Sehingga di sini faktor kepribadian lebih berpengaruh daripada 'masalahnya' sendiri," jelasnya.

Terkait kasus yang dilakukan Pahinggar, Shinta menilai pelaku hanya ingin mendapatkan perhatian. Karena biasanya orang ingin bunuh diri karena merasa sendiri, tidak dipahami oleh lingkungan, tidak dimengerti serta merasa tidak disayangi.

Sehingga pelaku berusaha mencari perhatian dari orang-orang sekitarnya. "Seringkali tindakan bunuh diri tidak benar-benar karena ingin bunuh diri. Sehingga prevalensi percobaan bunuh diri lebih banyak daripada tindakan bunuh dirinya sendiri," ungkapnya.

Pada banyak kasus, orang yang bunuh diri selalu ingin mendapatkan perhatian. Dan dalam banyak kasus pula mereka yang bunuh diri kerap meninggalkan wasiat dalam berbagai bentuk seperti surat.

Hal itu pula yang ingin ditunjukkan Indra bahwa dirinya ingin mendapatkan perhatian sehingga meninggalkan 'wasiat' dalam bentuk rekaman di sosial media. "Tujuannya untuk mencari perhatian orang lain dan membuat pihak-pihak terdekatnya merasa lebih bersalah," ujarnya.

Hanya saja yang berbeda kali ini pelaku menggunakan sosial media sebagai medianya. Kalau dulu orang ada yang meninggalkan wasiat dengan menuliskan surat.

Ini juga sebaga dampak dari kemajuan teknologi yang kurang dipahami secara bijak oleh penggunanya. "Kemajuan IT memang ada positif dan negatifnya.Yang pasti ini 'memudahkan' seseorang untuk mengkespresikan diri ke dunia luar, baik sifat positif maupun negatif. Untuk orang dengan kondisi psikologis seperti itu memang nalar sudah tidak jalan. Yang penting tujuannya sampai," ujarnya.( Baca: Bertengkar dengan Istri, Indra Gantung Diri Live via Facebook )
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6533 seconds (0.1#10.140)