Pemilih Muda Mendominasi Pemilu 2024, Perindo: Suara Gen Z dan Milenial Tentukan Nasib Generasi ke Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Harian DPW Partai Perindo DKI Jakarta Najmi Mumtaza Rabbany mengatakan pemilih muda akan mendominasi pada kontestasi Pemilu 2024 . Bahkan sekitar 60% pemilih pada tahun 2024 adalah Generasi Z dan Milenial.
Najmi menilai kontestasi politik bukan hanya mempengaruhi kebijakan selama 5 tahun ke depannya. Namun juga akan mempengaruhi generasi-generasi selanjutnya lewat produk-produk regulasi yang akan diterbitkan nantinya.
"Tahun 2024 nanti, ceruk pemilih pemula, itu akan mendominasi pemilu. Gen Z dan Milenial hampir 60% sebagai pemilih, artinya pilihan Gen Z dan Milenial akan menentukan arah bangsa kita," ujar Najmi dalam acara Festival Gen Z 2023 di MNC Conference Hall, Sabtu (8/7/2023).
Menurutnya saat ini banyak politikus yang berkedok mendukung Gen Z maupun generasi Milenial, namun kerap hal tersebut hanya sebatas jargon belaka. Tapi kadang justru tidak benar-benar memahami apa yang menjadi kebutuhan para generasi muda.
"Kami memiliki salah satu tag line, suara Gen Z tidak bisa dibeli. Artinya, pendekatan terhadap Gen Z bukan menggunakan materi tapi berupa gagasan. Banyak persoalan negara itu bersifat komunal, sehingga penyelesaian itu secara komunal atau bersama-sama," bebernya.
Najmi berharap ke depan peran Generasi Z dan Milenial bisa dapat dilibatkan untuk mengambil kebijakan. Terutama kebijakan-kebijakan yang berkaitan langgsung dengan generasi muda. Sehingga regulasi yang dilahirkan akhirnya bisa sesuai dengan kebutuhan generasi milenial.
"Pemerintah harus banyak mendengar, tidak menjadikan anak muda sebagai jargon, tapi harus bisa melibatkan anak muda dalam mengambil kebijakan yang strategis, dari setiap stakeholder," tandasnya.
"Anak muda tidak lagi bisa diremehkan kemampuannya. Jadi mengambil keputusan harus melibatkan anak-anak muda, karena anak muda yang tahu mau dibawa ke mana generasi ini ke depan," pungkasnya.
Najmi menilai kontestasi politik bukan hanya mempengaruhi kebijakan selama 5 tahun ke depannya. Namun juga akan mempengaruhi generasi-generasi selanjutnya lewat produk-produk regulasi yang akan diterbitkan nantinya.
"Tahun 2024 nanti, ceruk pemilih pemula, itu akan mendominasi pemilu. Gen Z dan Milenial hampir 60% sebagai pemilih, artinya pilihan Gen Z dan Milenial akan menentukan arah bangsa kita," ujar Najmi dalam acara Festival Gen Z 2023 di MNC Conference Hall, Sabtu (8/7/2023).
Menurutnya saat ini banyak politikus yang berkedok mendukung Gen Z maupun generasi Milenial, namun kerap hal tersebut hanya sebatas jargon belaka. Tapi kadang justru tidak benar-benar memahami apa yang menjadi kebutuhan para generasi muda.
"Kami memiliki salah satu tag line, suara Gen Z tidak bisa dibeli. Artinya, pendekatan terhadap Gen Z bukan menggunakan materi tapi berupa gagasan. Banyak persoalan negara itu bersifat komunal, sehingga penyelesaian itu secara komunal atau bersama-sama," bebernya.
Najmi berharap ke depan peran Generasi Z dan Milenial bisa dapat dilibatkan untuk mengambil kebijakan. Terutama kebijakan-kebijakan yang berkaitan langgsung dengan generasi muda. Sehingga regulasi yang dilahirkan akhirnya bisa sesuai dengan kebutuhan generasi milenial.
"Pemerintah harus banyak mendengar, tidak menjadikan anak muda sebagai jargon, tapi harus bisa melibatkan anak muda dalam mengambil kebijakan yang strategis, dari setiap stakeholder," tandasnya.
"Anak muda tidak lagi bisa diremehkan kemampuannya. Jadi mengambil keputusan harus melibatkan anak-anak muda, karena anak muda yang tahu mau dibawa ke mana generasi ini ke depan," pungkasnya.
(thm)