Besok, Ribuan Orang Akan Geruduk Balai Kota Minta Ahok Mundur

Senin, 02 Mei 2016 - 21:13 WIB
Besok, Ribuan Orang Akan Geruduk Balai Kota Minta Ahok Mundur
Besok, Ribuan Orang Akan Geruduk Balai Kota Minta Ahok Mundur
A A A
JAKARTA - Sikap arogansi yang ditunjukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendapatkan reaksi keras dari sejumlah masyarakat Jakarta Utara. Ribuan masyarakat bakal melakukan aksi demontrasi besar-besaran di kawasan Balai Kota, Kebon Sirih, Jakarta Pusat besok.

"Akan ada ribuan hingga puluhan ribu yang akan hadir. Kami saja dari Jakarta Utara akan datang puluhan mobil Metro Mini," tutur Ketua Koordinator Aksi, Jamran kepada SINDO, Senin (2/5/2016).

Jamran melihat apa yang dilakukan Ahok selama ini telah membuat kegaduhan, sikap egois dan argonsi yang merupakan gaya kepemimpinannya telah menciptakan suasana menjadi tidak kondusif. Banyak masyarakat dan PNS yang telah dirugikan akibat kepemimpinan.

Kasus mundurnya Rustam Effendi dari Wali Kota Jakarta Utara, lanjut Jamran, banyak PNS semakin tidak nyaman dengan kepemimpinan mantan Bupati Belitung Timur itu. "Sebenarnya kami sudah lama ingin melakukan aksi ini, tapi bagaimanapun juga Pak Rustam dahulu menahannya. Sekarang, tidak ada lagi yang menahan kami," jelasnya.

Tak hanya masyarakat, sejumlah aktivis, dan ratusan warga dari lima kecamatan di Jakarta Utara. Bahkan, kata dia, tokoh nasional seperti AM Fatwa juga dipastikan hadir dalam demonstrasi mendesak Ahok untuk segera diadili atas kasus dugaan korupsi reklamasi dan pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.

Sebelum aksi dimulai, dirinya telah melakukan rapat terlebih dahulu dengan sejumlah tokoh masyarakat antar wilayah, termasuk eks warga penggusuran. Rapat sendiri dilakukan secara intensif selama dua minggu dengan didamping unsur kepolisian dari Polda Metro Jaya.

"Sengaja kami percepat, supaya tidak menimbulkan gaduh berkepanjangan," tegasnya.

Sementara itu, Koordinator aksi Kecamatan Koja, Endi Sucahyadi menilai, apa yang dilakukannya hanya untuk membantu masyarakat korban ke zaliman Ahok. Ia pun mencontohkan, seperti masyarakat Kampung Aquarium dan Pasar Ikan yang telah digusur beberapa waktu lalu. Tanpa adanya relokasi rusun yang jelas, telah membuat masyarakat menjadi terombang ambing dan tidak memiliki tempat tinggal.

Kondisi ini, kata Endi, sebenarnya telah ditanggapi oleh Rustam Efendi yang berhenti minggu kemarin. Rustam, kata dia, sempat meminta penundaan untuk tidak dilakukan penggusuran, lantaran rusun yang tersedia belum siap. Sementara kalau ada unit rusun yang ada, kondisinya sangat mengkhawatirkan, dan tidak layak untuk ditempati.

"Bagaimana kami tidak marah, wali kota sebagai simbol masyarakat orang Jakarta Utara malah dipercandain, dia (Ahok) pikir dia ini siapa," tambahnya.

Tak hanya itu, di bawah kepemimpinan Ahok sebagai gubernur, banyak pula beberapa RT maupun RW di Kecamatan Koja yang mengundurkan diri. Adanya kebijakan mencari kesalahan setiap lurah maupun camat dengan maksimalkan mengirimkan masalah pada aplikasi qlue dianggap sebagai ajang adu domba. Padahal, menurutnya, banyak camat maupun lurah yang telah bekerja secara maksimal, termasuk turut serta memperbaiki sarana dan prasarana di lingkungannya.

Sekretaris Luar Batang sekaligus koordinator aksi masyarakat Penjaringan, Mansur Amin mengatakan, sejak awal rencana penertiban di wilayahnya, Kampung Aquarium dan Pasar Ikan, dirinya sudah tidak setuju. Pasalnya, selain banyak warga telah memiliki tanah bersertifikat, kepastian akan mendapatkan rusun pun tidak dijamin sedikit pun oleh pemerintah seperti lurah maupun camat.

Lepas dari itu, lanjut Mansur, warga yang melakukan aksi demo kemarin pun akan meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk meningkatkan penyidikan ke penetapan tersangka. Ia menyakini kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras dan reklamasi menjadi, satu dari sekian kasus yang semestinya menjerat orang nomor satu di DKI Jakarta itu.

"Kalau kami lihat kesenjangan masyarakat sudah semakin tinggi. Orang kaya semakin kaya, orang miskin malah semakin miskin," pungkasnya.

Terlebih dirinya melihat, penggusuran kawasan Luar Batang yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta hanyalah akal-akalan belaka. Ia menyakini, pembangunan jalan inspeksi di atas reruntuhan bangunan warga hanya memberikan kemudahan akses bagi pulau H yang letaknya kurang dari dua kilometer dari bibir pantai kawasan luar batang.

Psikolog Universitas Airlangga Surabaya, Bagus Ani Putra menyarankan, agar Ahok melakukan perubahan pola tutur kata serta menghargai pendapat orang lain. Hal ini, dipercaya akan membuat perasaan pegawai menjadi terjaga.

Setiap saran yang diberikan pegawainya, kata Bagus, sudah sewajarnya ditampung dan didiskusikan dengan orang lain. Sehingga problem menyalahkan orang tidak terjadi.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8285 seconds (0.1#10.140)