Selama Ramadan Ada 94 Kasus Kebakaran di Jakarta, Kerugian Rp14 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat) DKI Jakarta mencatat selama Ramadan ini telah terjadi 94 kasus kebakaran. Kerugian materi akibat puluhan kasus kebakaran ini mencapai Rp14 miliar.
Berdasarkan infografis yang diunggah akun Instagram @HumasJakfire periode 23 Maret-11 April 2023 terjadi 94 kasus kebakaran. Bangunan Perumahan (BP) menjadi objek yang paling banyak terbakar dengan jumlah 32 objek.
Serta, korsleting Listrik (LS) menjadi dugaan penyebab kebakaran tertinggi dengan jumlah kejadian sebanyak 59 kejadian.
"Adapun taksiran kerugian harta dan benda dari total 94 kejadian kebakaran mencapai Rp14 miliar," tulis keterangan HumasJakfire dikutip MPI, Selasa (11/4/2023).
Adapun persebaran frekuensi kebakaran di Jakarta di antaranya, Jakarta Selatan, 29 kasus, Jakarta Utara dan Kepualauan Seribu, 19 kasus, Jakarta Pusat 16 kasus, Jakarta Barat 16 kasus, dan Jakarta Timur 14 kasus.
Meningkatkan frekuensi kebakaran pada Ramadan ini salah satunya disebabkan oleh perubahan aktivitas khususnya memasak dan penggunaan listrik.
"Kebakaran salah satu faktor penyebabnya adalah kelalaian manusia seperti meninggalkan kompor saat memasak, kurang memperhatikan instalasi tabung gas, penggunaan listrik yang melebihi batas, serta alat kelistrikan yang tidak sesuai standar," ucapnya.
Berdasarkan infografis yang diunggah akun Instagram @HumasJakfire periode 23 Maret-11 April 2023 terjadi 94 kasus kebakaran. Bangunan Perumahan (BP) menjadi objek yang paling banyak terbakar dengan jumlah 32 objek.
Serta, korsleting Listrik (LS) menjadi dugaan penyebab kebakaran tertinggi dengan jumlah kejadian sebanyak 59 kejadian.
"Adapun taksiran kerugian harta dan benda dari total 94 kejadian kebakaran mencapai Rp14 miliar," tulis keterangan HumasJakfire dikutip MPI, Selasa (11/4/2023).
Adapun persebaran frekuensi kebakaran di Jakarta di antaranya, Jakarta Selatan, 29 kasus, Jakarta Utara dan Kepualauan Seribu, 19 kasus, Jakarta Pusat 16 kasus, Jakarta Barat 16 kasus, dan Jakarta Timur 14 kasus.
Meningkatkan frekuensi kebakaran pada Ramadan ini salah satunya disebabkan oleh perubahan aktivitas khususnya memasak dan penggunaan listrik.
"Kebakaran salah satu faktor penyebabnya adalah kelalaian manusia seperti meninggalkan kompor saat memasak, kurang memperhatikan instalasi tabung gas, penggunaan listrik yang melebihi batas, serta alat kelistrikan yang tidak sesuai standar," ucapnya.
(hab)