Banjir Melanda, Warga Kampung Cantiga Cipondoh Pilih Mengungsi di Rumah Jagal
loading...
A
A
A
TANGERANG - Puluhan warga Kampung Cantiga, Jalan Al-Ma'Arief, RW 6, Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, mengungsi di pejagalan atau rumah potong hewan. Mereka terpaksa mengungsi lantaran rumahnya terendam banjir setinggi sekitar 1 meter.
Banjir melanda perkampungan tersebut setelah diguyur hujan sejak Minggu (26/2/2023) malam hingga Senin (27/2/2023) pagi. Khawatir kondisi banjir terus naik, warga memilih mengungsi, salah satunya di rumah jagal tersebut.
Warga mengungsi hanya membawa pakaian ganti tanpa menghiraukan harta bendanya di rumah. Pengungsi umumnya ibu-ibu bersama balita, serta lansia. Pengungsi rata-rata warga dengan rumah yang hanya satu lantai. Sementara warga yang rumahnya bertingkat memilih bertahan di lantai dua.
Salah satu warga, Wati, mengatakan, warga mulai mengungsi sejak pagi tadi setelah ketinggian banjir naik. Lokasi pejagalan menjadi pilihan karena sudah sering dijadikan tempat mengungsi oleh warga terdampak banjir.
"Dulu ngungsi di garmen (pabrik). Terus diizinin pemilik di sini (pejagalan), makanya kita di sini dulu," ucapnya.
Menurut dia, warga bermukim sementara di lokasi itu seadanya tanpa bantuan logistik dari Pemerintah Kota Tangerang.
"Seadanya aja makan dan minum. Alhamdulillah sih banyak yang kasih. Pengennya ada bantuan makanan, obat-obatan, tapi belum ada," katanya.
Wati mengaku perkampungannya memang langganan banjir sejak lama. Sejak dirinya tinggal di sana pada 2002 lalu, banjir kerap datang ketika diguyur hujan lebat.
Banjir melanda perkampungan tersebut setelah diguyur hujan sejak Minggu (26/2/2023) malam hingga Senin (27/2/2023) pagi. Khawatir kondisi banjir terus naik, warga memilih mengungsi, salah satunya di rumah jagal tersebut.
Warga mengungsi hanya membawa pakaian ganti tanpa menghiraukan harta bendanya di rumah. Pengungsi umumnya ibu-ibu bersama balita, serta lansia. Pengungsi rata-rata warga dengan rumah yang hanya satu lantai. Sementara warga yang rumahnya bertingkat memilih bertahan di lantai dua.
Salah satu warga, Wati, mengatakan, warga mulai mengungsi sejak pagi tadi setelah ketinggian banjir naik. Lokasi pejagalan menjadi pilihan karena sudah sering dijadikan tempat mengungsi oleh warga terdampak banjir.
"Dulu ngungsi di garmen (pabrik). Terus diizinin pemilik di sini (pejagalan), makanya kita di sini dulu," ucapnya.
Menurut dia, warga bermukim sementara di lokasi itu seadanya tanpa bantuan logistik dari Pemerintah Kota Tangerang.
"Seadanya aja makan dan minum. Alhamdulillah sih banyak yang kasih. Pengennya ada bantuan makanan, obat-obatan, tapi belum ada," katanya.
Wati mengaku perkampungannya memang langganan banjir sejak lama. Sejak dirinya tinggal di sana pada 2002 lalu, banjir kerap datang ketika diguyur hujan lebat.