HWDI Gandeng Labamu Gelar Pelatihan untuk Wirausaha UMKM Perempuan Disabilitas di Menteng
loading...
A
A
A
JAKARTA - Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) menggandeng Labamu menggelar pelatihan perencanaan manajemen keuangan digital bagi wirausaha Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) perempuan disabilitas di Menteng, Jakarta Pusat . Pada pelatihan ini, HWDI juga bekerja sama dengan Smart DNA Indonesia.
Ketua Umum HWDI Revita Alvi mengatakan, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan pemahaman perempuan disabilitas tentang cara mengelola usaha kecil serta mengelola keuangan menggunakan aplikasi digital. Sekitar 100 orang perempuan disabilitas pelaku UMKM di seluruh Indonesia diharapkan dapat mengikuti pelatihan yang digekar secara daring dan luring ini.
"Pada pelatihan ini, HWDI bekerja sama dengan Smart DNA Indonesia serta aplikasi manajemen keuangan digital Labamu. Labamu adalah sebuah aplikasi manajemen keuangan digital yang berkomitmen dapat memberikan kemudahan dalam mengakses layanan keuangan bagi semua orang termasuk perempuan disabilitas,” kata Revita, Jumat (3/2/2023).
Dia berharap, peran serta perbankan, pelaku usaha jasa keuangan, dan stakeholder lainnya sebagai penyedia layanan keuangan dapat membawa dampak positif dan berkelanjutan untuk meningkatkan aksesibilitas dan menyelesaikan berbagai isu yang dihadapi oleh kelompok masyarakat marginal. “Khususnya perempuan disabilitas dalam mengakses berbagai layanan keuangan,” ujar Revita.
Direktur PT Laba Kita Bersama dan juga Founder dan CEO dari perusahaan teknologi bernama Sprout Digital Lab Arnold Sebastian Egg berharap, semoga sinergi ini dapat membantu UMKM di bawah naungan HWDI. Dia juga berharap, para penyandang disabilitas optimistis bisa sukses.
“Kami berharap dan yakin dengan adanya Labamu bisa membantu rekan-rekan UMKM di bawah HWDI dalam pengelolaan pencatatan dan pengembangan bisnisnya. Bersama Labamu kita bisa tumbuh dan sukses bersama, dan kami sangat terbuka untuk segala masukan yang ada khususnya dari pelaku UMKM disabilitas,” kata Arnold.
Melalui pelatihan ini, diharapkan perempuan disabilitas dapat lebih meningkatkan kapasitas perempuan disabilitas dalam membuat perencanaan. Kemudian, sambungnya, semakin banyak lapisan masyarakat baik itu pengembang aplikasi digital maupun pemberi pelatihan yang memahami kebutuhan penyandang disabilitas. “Serta menciptakan program-program yang dapat mengikutsertakan perempuan disabilitas,” pungkasnya.
Ketua Umum HWDI Revita Alvi mengatakan, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan pemahaman perempuan disabilitas tentang cara mengelola usaha kecil serta mengelola keuangan menggunakan aplikasi digital. Sekitar 100 orang perempuan disabilitas pelaku UMKM di seluruh Indonesia diharapkan dapat mengikuti pelatihan yang digekar secara daring dan luring ini.
"Pada pelatihan ini, HWDI bekerja sama dengan Smart DNA Indonesia serta aplikasi manajemen keuangan digital Labamu. Labamu adalah sebuah aplikasi manajemen keuangan digital yang berkomitmen dapat memberikan kemudahan dalam mengakses layanan keuangan bagi semua orang termasuk perempuan disabilitas,” kata Revita, Jumat (3/2/2023).
Dia berharap, peran serta perbankan, pelaku usaha jasa keuangan, dan stakeholder lainnya sebagai penyedia layanan keuangan dapat membawa dampak positif dan berkelanjutan untuk meningkatkan aksesibilitas dan menyelesaikan berbagai isu yang dihadapi oleh kelompok masyarakat marginal. “Khususnya perempuan disabilitas dalam mengakses berbagai layanan keuangan,” ujar Revita.
Direktur PT Laba Kita Bersama dan juga Founder dan CEO dari perusahaan teknologi bernama Sprout Digital Lab Arnold Sebastian Egg berharap, semoga sinergi ini dapat membantu UMKM di bawah naungan HWDI. Dia juga berharap, para penyandang disabilitas optimistis bisa sukses.
“Kami berharap dan yakin dengan adanya Labamu bisa membantu rekan-rekan UMKM di bawah HWDI dalam pengelolaan pencatatan dan pengembangan bisnisnya. Bersama Labamu kita bisa tumbuh dan sukses bersama, dan kami sangat terbuka untuk segala masukan yang ada khususnya dari pelaku UMKM disabilitas,” kata Arnold.
Baca Juga
Melalui pelatihan ini, diharapkan perempuan disabilitas dapat lebih meningkatkan kapasitas perempuan disabilitas dalam membuat perencanaan. Kemudian, sambungnya, semakin banyak lapisan masyarakat baik itu pengembang aplikasi digital maupun pemberi pelatihan yang memahami kebutuhan penyandang disabilitas. “Serta menciptakan program-program yang dapat mengikutsertakan perempuan disabilitas,” pungkasnya.
(mhd)